SFA vs CRM di Dunia Sales, Apa Bedanya, ya?
Kamu seorang tenaga sales? Kalau iya, yuk, pahami perbedaan di antara sales force automation (SFA) vs customer relationship management (CRM)!
Glints sudah merangkum informasi itu di bawah. Kamu bisa menyimak selengkapnya lalu memutuskan mana yang ingin kamu pilih.
Langsung saja, ini dia penjelasannya.
Isi Artikel
Definisi SFA dan CRM
Sebelum masuk ke pembahasan SFA vs CRM, pahami dulu arti dari keduanya, ya.
1. SFA
Melansir Force Manager, SFA adalah software yang dipakai untuk melakukan sales management process.
Menurut Pipedrive, sales management process sendiri terdiri dari:
a. Sales operations
Sales operations merupakan proses membangun tim sales. Tak sekadar mahir berjualan, tim itu juga harus mampu menjadi representasi perusahaan.
b. Sales strategy
Sales strategy adalah proses penetapan langkah-langkah sales. Langkah-langkah tersebut biasa disebut dengan sales process.
Di tahap ini, aktivitas yang biasa dilakukan adalah:
- lead generation
- penetapan jumlah sales call, follow-up, dan pesan yang berencana dikirimkan
- pelatihan product knowledge
c. Sales analysis
Terakhir, ada sales analysis. Di tahap ini, hasil sales strategy akan dianalisis dan dievaluasi.
Biasanya, proses-proses di atas dikerjakan secara manual oleh manusia. Proses tersebut tentu relatif lama dan membutuhkan banyak tenaga.
Akan tetapi, dengan bantuan aplikasi SFA, semua pekerjaan administratif itu bisa selesai lebih cepat serta lebih hemat tenaga..
Sebelum mempelajari SFA vs CRM, kamu ingin memahami sales force automation secara lebih lanjut? Yuk, baca artikel soal SFA dari Glints! Klik tombol di bawah ini, ya:
2. CRM
CRM adalah sebuah kegiatan, proses, atau teknologi untuk mengelola dan mencatat interaksi tenaga sales dengan pelanggan.
TechTarget menuliskan, bentuk-bentuk interaksi itu di antaranya:
- data pribadi pelanggan
- riwayat belanja
- preferensi belanja
Layaknya SFA, CRM juga dipakai untuk melakukan pencatatan secara otomatis. Akan tetapi, tetap ada perbedaan antara SFA vs CRM. CRM fokus pada hubungan tenaga sales dan pelanggan.
Menurut Keap, berikut beberapa kelebihan dari CRM:
a. Kerapian data pelanggan
Seperti yang sudah Glints singgung, ada data pribadi pelanggan di CRM. Informasi yang sangat banyak itu tertampung di satu platform.
Otomatis, data-data pelanggan itu lebih rapi. Saat membutuhkannya, kamu tak perlu repot mencari-cari.
b. Kemudahan pemantauan sales progress
Siapa saja pelangganmu yang sudah menandatangani kontrak pembelian? Siapa yang sudah menyetujui transaksi, namun belum melakukan tanda tangan kontrak?
Dengan software CRM, pertanyaan tersebut mudah dijawab. Sebab, data sales progress tiap pelanggan tercatat dengan rapi.
Glints punya artikel yang mengupas tuntas CRM secara lebih mendalam. Klik tombol di bawah ini untuk membacanya secara gratis:
SFA vs CRM
Setelah membaca definisinya, kamu tentu sudah bisa menggambarkan persamaan dan perbedaan SFA vs CRM.
Seperti dituliskan SelectHub, sales force automation merupakan teknologi yang bisa dipakai di seluruh sales process. Bentuk teknisnya juga bisa bermacam-macam, seperti:
- pricing tool
- call center
- tool untuk mengatur workflow
Sementara itu, customer relationship management fokus pada pengelolaan hubungan dengan pelanggan.
Data-data mereka seperti preferensi, progres sales funnel, bahkan rekaman sales call tercatat di CRM.
Bisakah Keduanya Dipakai Bersamaan?
Kamu sudah memahami perbedaan di antara SFA vs CRM. Keduanya punya fungsi masing-masing untuk menunjang proses penjualan. Kira-kira, manakah yang harus kamu pilih?
Sejatinya, software CRM biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur SFA. Sebaliknya, ada juga aplikasi SFA yang berfitur CRM. Jadi, keduanya bisa dipakai secara bersamaan.
Pilih saja software yang sesuai dengan kebutuhan dan budget-mu.
Demikian penjelasan Glints soal SFA vs CRM. Setelah membacanya, kamu tentu bisa membedakan kedua aplikasi itu.