Minimum Viable Product (MVP): Pengertian, Tujuan, Karakteristik, dan Manfaatnya

Diperbarui 24 Okt 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Minimum viable product (MVP) adalah salah satu strategi pengembangan produk yang umumnya dilakukan oleh startup

    Sebuah startup memiliki risiko yang besar ketika baru meluncurkan produk pertamanya. Produk mereka belum tentu diterima masyarakat meskipun telah dibuat lengkap dengan biaya yang tinggi.

    Oleh karena itu, hendaknya startup membuat minimum viable product terlebih dahulu.

    Penasaran apa itu minimum viable product dan apa saja fungsinya? Yuk, simak penjelasan Glints berikut ini!

    Baca Juga: Yuk Kenali Lebih Dalam Apa Itu Product Roadmap!

    Pengertian Minimum Viable Product

    minimum viable product adalah

    © Freepik.com

    Ketika meluncurkan sebuah produk baru, kamu bisa saja menemukan berbagai kendala. Mungkin saja produkmu kurang user friendly, tidak diterima pelanggan, hingga mengalami error.

    Padahal, kamu telah mengeluarkan biaya yang besar untuk membuat produk tersebut.

    Nah, untuk menyiasatinya, kamu bisa membuat minimum viable product (MVP) terlebih dahulu.

    Apa itu minimum viable product?

    Minimum viable product atau MVP adalah produk dengan serangkaian fitur dasar yang dianggap cukup unik untuk menarik perhatian pengguna, seperti ditulis Forbes.

    Jadi, kamu bisa membuat produk dengan fitur yang belum terlalu canggih, tetapi tetap memiliki nilai guna yang tinggi.

    Minimum viable product sangat penting bagi keperluan pengembangan produk atau product development.

    Dengan membuat minimum viable product, kamu akan mendapat feedback positif dan negatif dari pengguna.

    Feedback itu bisa kamu jadikan acuan untuk menyempurnakan produkmu dan menghasilkan produk akhir.

    Beberapa startup yang telah sukses memanfaatkan minimum viable product adalah Uber, Dropbox, Airbnb, dan Foursquare.

    Tujuan Minimum Viable Product

    product roadmap adalah

    © Pexels.com

    1. Segera meluncurkan produk

    Salah satu tujuan utama MVP adalah kamu bisa segera meluncurkan produk. Ada kalanya kamu harus meluncurkan produkmu secepat mungkin.

    Sebagai contoh, kamu perlu meluncurkan produk pada suatu momen penting.

    2. Menguji produk pada pengguna sungguhan

    Sebelum diluncurkan, biasanya suatu produk akan diuji terlebih dahulu menggunakan teknik A/B testing. Namun, pengujian tersebut tidak dilakukan secara menyeluruh.

    Dikutip dari Product Plan, kamu bisa menguji produk pada pengguna sungguhan dengan minimum viable product.

    Kamu akan mendapat feedback yang benar-benar nyata dari apa yang kamu tampilkan pada minimum viable product.

    Baca Juga: Ketahui Product Sprint dan Cara Memmbuatnya Menjadi Lebih Efektif

    3. Menghemat pengeluaran

    Startup biasanya belum memiliki pendanaan yang matang seperti perusahaan korporat. Oleh karena itu, kamu perlu mengemat pengeluaran.

    MVP adalah solusi yang tepat. Kamu bisa membuat produk yang sederhana sekaligus mendapat feedback dari pengguna.

    Dengan begitu, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menyempurnakan produkmu.

    4. Risiko kegagalan lebih kecil

    Risiko memang tidak bisa dihindari. Namun, kamu bisa meminimalkan risiko tersebut dengan membuat minimum viable product.

    Hanya dengan membuat fitur-fitur dasar pada produkmu, kamu bisa memahami perilaku dan harapan pengguna.

    Jadi, kamu bisa menyempurnakannya kembali pada produk akhirmu.

    Karakteristik Utama MVP

    product viable product adalah

    © Appledevelopermagazine.com

    Menurut Techopedia, tiga karakteristik utama MVP adalah sebagai berikut.

    1. Memiliki nilai yang cukup menarik pengguna

    Meskipun masih diisi oleh fitur-fitur sederhana, kamu harus memastikan bahwa minimum viable product memiliki nilai yang cukup menarik pengguna.

    Pasalnya, menggaet pengguna untuk pertama kalinya adalah hal yang sulit.

    Jangan sampai kamu membuat minimum viable product yang tidak menggugah target pasarmu.

    2. Menunjukkan manfaat di masa depan

    Minimum viable product adalah produk yang sifatnya sementara. Namun, kamu harus mampu meyakinkan pengguna bahwa produkmu akan memberikan manfaat di masa depan.

    Yakinkan mereka bahwa produkmu akan terus berkembang dan memaksimalkan manfaat yang mereka dapat.

    3. Memberikan feedback untuk pengembangan produk

    Bukan minimum viable product namanya jika kamu tidak mendapat feedback apa pun dari pengguna.

    Mintalah pendapat mereka tentang fitur dan penggunaan produkmu. Kemudian, manfaatkan feedback tersebut untuk menyempurnakan produk akhirmu.

    Manfaat Minimum Viable Product

    © Pexels.com

    Sejatinya, MVP adalah konsep manajemen produk yang dapat bekerja dengan baik saat perusahaan hendak membawa produk baru ke pasar.

    Tujuan utamanyaadalah untuk memberikan fungsionalitas segar yang akan memenuhi kebutuhan para pengguna dan memecahkan masalah tertentu secara efektif.

    Nah, pendekatan seperti itu tentunya menawarkan banyak manfaat bagi perusahaan. Penasaran seperti apa? Berikut adalah daftarnya, sesuai ujaran Incora Inc.

    • Fokus yang lebih mendalam pada fungsi inti produk.
    • Kejelasan pada visi dan misi perusahaan.
    • Pengembangan hubungan yang baik dengan pelanggan.
    • Pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pelanggan.
    • User interface yang lebih rapi dan jelas.
    • Waktu rilis produk menjadi lebih terjadwal.
    • Fleksibilitas dan pembaruan pada produk yang sifatnya konstan.
    • Mengurangi risiko kerugian selama proses development.

    Baca Juga: Pahami Apa Itu Product Backlog dan Mengapa Ia Penting, Yuk!

    Itulah penjelasan dari Glints mengenai apa itu MVP. Kesimpulannya, MVP atau minimum viable product adalah produk dengan serangkaian fitur dasar yang dianggap cukup untuk menarik perhatian pengguna.

    Dengan membuat MVP, kamu bisa mengetahui feedback dari target pasarmu untuk menyempurnakan produk.

    Tertarik untuk lebih mendalami dunia pengembangan produk? Tenang, kamu bisa pelajari selangkapnya pada kanal Product Development Glints Blog.

    Di sana, ada banyak artikel mengenai istilah dan tools pengembangan produk yang sudah Glints siapkan hanya buat kamu.

    Menarik, bukan? Yuk, langsung baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.8 / 5. Jumlah vote: 21

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait