Pahami Apa Itu Product Backlog dan Mengapa Ia Penting, Yuk!

Diperbarui 09 Feb 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu tengah berkarier di bidang pengembangan produk? Apabila demikian, product backlog adalah hal yang wajib kamu pahami.

    Katanya, product backlog adalah salah satu kunci yang bisa membuat pekerjaan tim tetap jelas, kolaboratif, serta tangkas. Semua ciri itu sering disebut Agile.

    Lantas, mengapa product backlog memegang peran yang begitu penting? Selain itu, bagaimana cara membuat product backlog yang baik?

    Artikel ini hadir untuk menjawab semua pertanyaan itu. Simak, yuk!

    Apa Itu Product Backlog?

    apa itu product backlog

    © Unsplash.com

    Sebelum melangkah lebih jauh, kita pahami dasar definisi dulu, ya! Dikutip dari Scrum, pada dasarnya, product backlog adalah sebuah daftar.

    Daftar ini berisi apa saja yang harus dilakukan pada suatu produk. Ada urutan dari yang paling atas, hingga yang paling bawah.

    Nah, urutan ini tak sembarang dibuat, lho! Ia menunjukkan suatu skala prioritas.

    Misalnya, di urutan pertama, ada pekerjaan “memperkuat keamanan aplikasi”. Nah, di urutan kedua ada membangun “membangun fitur baru”. Daftar ini berlanjut tanpa batas tertentu.

    Orang yang bertanggung jawab atas product backlog di perusahaan adalah product owner. Ia mengurusi konten, ketersediaan, dan urutan prioritasnya.

    Suatu product backlog tidak akan pernah selesai. Pasalnya, proses pengembangan produk juga terus-menerus berjalan dan takkan berhenti.

    Selama produk ada, product backlog-nya akan terus ada dan disesuaikan dengan kebutuhan.

    Dapat disimpulkan, product backlog adalah to-do list yang isinya spesifik, serta dibuat hanya untuk kebutuhan produk saja.

    Baca Juga: Kenalan dengan 11 Pilihan Metode Manajemen Proyek di Sini, Yuk!

    Mengapa Product Backlog Penting?

    mengapa product backlog adalah penting

    © Freepik.com

    Nah, daftar ini sendiri dibuat bukan tanpa alasan. Ia memiliki segudang manfaat yang bisa melancarkan proses pengembangan produk.

    Dikutip dari Agile Alliance, salah satu kegunaan product backlog adalah penghematan waktu dan kejelasan pekerjaan tim.

    Misalnya, seorang product designer tiba-tiba menyampaikan pada product owner bahwa ada satu fitur yang bisa membuat produk menjadi lebih baik.

    Hal itu bisa dituliskan di product backlog. Ia takkan terlupakan, meski mungkin tertumpuk dengan prioritas lainnya.

    Ketika sudah waktunya menyelidiki, product owner bisa berdiskusi dengan tim, apakah saran product designer bisa diterima.

    Pilihan pengembangan ini tidak akan terlupakan. Selain itu, ada waktu khusus yang diluangkan oleh tim untuk memikirkannya. Kejelasan ini membuat pekerjaan tim fokus.

    Selain itu, kata Zenhub, product backlog adalah salah satu hal yang bisa membantu merapikan kerja tim.

    Pasalnya, product backlog berisi banyak sekali saran dari banyak pihak. Mulai dari tim pengembangan produk sendiri, sales, business development, hingga dari pengguna.

    Semua itu takkan tercecer, serta bisa dilihat dan dinilai, mana yang lebih penting dari yang lain. Tim juga tidak akan bingung, mana yang harus dikerjakan lebih dulu.

    Atlassian juga menyampaikan, product backlog bisa membuat suatu tim tetap Agile. Pasalnya, tugas di dalamnya menggambarkan iterasi alias pecahan pekerjaan.

    Pada akhirnya, melalui product backlog yang baik, tim bisa melahirkan produk yang baik pula. Tak cuma soal hasil akhir, proses yang dilewati juga maksimal.

    Baca Juga: Jangan Bingung, Ini 3 Perbedaan antara Scrum Master dan Product Owner

    Product Backlog yang Baik

    product backlog yang baik adalah

    © Unsplash.com

    Nah, kamu sudah memahami bahwa product backlog adalah hal yang penting dalam pengembangan produk. Oleh karena itu, kamu wajib membuatnya dengan baik.

    Lantas, bagaimana karakteristik dari product backlog yang baik? Singkatan dari ciri-cirinya adalah DEEP, yakni:

    1. Detailed appropriately

    Ciri pertama adalah pemberian uraian yang tepat. Maksudnya, tidak semuanya dibahas, didalami, dan ditulis secara detail. 

    Ingat, ada banyak hal yang mengantre di product backlog. Idealnya, pekerjaan yang paling pentinglah yang ada di atas. Ini yang wajib dituliskan rinciannya secara lengkap.

    2. Emergent

    Kamu telah memahami bahwa, selama produk masih ada, product backlog-nya takkan pernah hilang.

    Inilah jugalah menjadi ciri product backlog baik selanjutnya. Selama produk masih ada, ia terus diperbarui. Pekerjaan pun sering kali keluar dan masuk darinya.

    3. Estimated

    Ciri product backlog selanjutnya adalah estimated. Sejatinya, karakteristik ini mirip dengan poin yang pertama.

    Estimated berarti, durasi dan beban kerjanya sudah diperhitungkan. Bagian atas bisa dituliskan dalam keterangan waktu yang jelas, misalnya dua minggu. 

    Sementara itu, bagian bawah masih diperkirakan secara kasar. Misalnya, “lama”, “singkat”, “menengah”, dan lain-lain.

    4. Prioritized

    Karakteristik selanjutnya sudah disebut beberapa kali di atas, yakni disusun berdasarkan prioritas.

    Jika tim tengah mengerjakan apa yang ada di atas, baiknya, apa yang ada di bawah tidak dipikirkan sekarang juga.

    Ia baru dipikirkan, dikaji, dan diberi detail setelah apa yang menjadi prioritas telah selesai.

    Itulah keempat sifat product backlog yang baik. Ciri tadi dikutip dari InformIT yang merangkum buku Essential Scrum: A Practical Guide to the Most Popular Agile Process.

    Baca Juga: Tips Membangun Karier sebagai Product Manager

    Setelah menyimak pembahasan tadi, tentu saja, product backlog adalah hal yang sudah kamu kuasai.

    Nah, masih ada banyak hal yang harus kamu pelajari di dunia produk, lho! Meski informasi itu melimpah, kamu tak perlu khawatir. Semua bisa kamu pahami lewat Glints ExpertClass.

    Glints ExpertClass adalah seminar dengan pemateri ahli di bidangnya, termasuk di dunia produk.

    Jangan sampai kamu ketinggalan informasi penting di sana. Ikut kelasnya sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait