6 Tips Menjaga Kesehatan Mental saat Career Switch

Tayang 12 Jan 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Menjaga kesehatan mental saat career switch merupakan hal yang tidak mudah. Meskipun begitu, tetap ada beberapa cara yang bisa kamu upayakan.

    Bagi orang yang memutuskan untuk pindah jalur karier, perjalanan mencari peluang baru akan terasa sangat berbeda dengan ketika awal-awal merintis karier.

    Kamu harus rela kembali mulai dari 0, padahal pengalaman kerja yang dimiliki sudah bertahun-tahun lamanya.

    Oleh karena itu, ketidakstabilan mental akan sangat rentan untuk dialami olehmu saat memulai switch career.

    Yuk, coba persiapkan beberapa tips penting yang telah Glints rangkum di bawah ini untuk mengatasi risiko tersebut!

    1. Pahami tantangan yang mungkin terjadi

    Tips menjaga kesehatan mental saat career switch yang pertama tentunya adalah dengan mencari tahu dulu risiko dan tantangan yang akan kamu hadapi.

    Hal ini dilakukan agar kamu memiliki lebih banyak kesiapan mental untuk menghadapinya di masa depan.

    Pastinya semua hal tidak bisa kamu prediksi dengan akurat.

    Akan tetapi, langkah yang satu ini setidaknya akan membantumu untuk menyiapkan strategi antisipasi.

    Apabila ada tantangan besar yang datang, kamu tidak akan terlalu shock karena sudah mengkalkulasikan sebelumnya.

    Baca Juga: Punya Rekan Kerja yang Toxic? Ini 7 Tips Menghadapinya

    2. Miliki ekspektasi yang realistis

    Dilansir dari Crossroads Health, salah satu musuh terbesar dalam career switch adalah ekspektasi yang kamu tentukan untuk dirimu sendiri.

    Hal itu seperti ekspektasi untuk cepat dapat kerjaan baru, memberi first impression sempurna di tempat kerja baru, mendapatkan gaji dan posisi yang tinggi, dan lain sebagainya.

    Padahal ketika pindah jalur karier, salah satu risiko terbesarnya adalah kamu mungkin harus merintis karier dari awal.

    Memang ada beberapa strategi agar pengalaman atau skill yang selama ini diperoleh dari bidang pekerjaan sebelumnya dapat kamu manfaatkan untuk bidang pekerjaan yang baru.

    Meskipun begitu, memiliki ekspektasi yang realistis juga sangat penting agar kamu tidak mengalami kekecewaan yang mendalam saat realita tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    3. Siapkan rencana yang matang

    Tips menjaga kesehatan mental saat career switch selanjutnya adalah dengan mengoptimalkan perencanaan.

    Salah satu faktor yang dapat memicu kesedihan yang mendalam adalah penyesalan karena kurang melakukan persiapan.

    “Coba saja dulu lebih sering latihan wawancara kerja.”

    “Andai saja dulu saya belajar lebih banyak tentang teori dan skill dasar yang dibutuhkan di bidang ini.”

    Agar kelak kamu tidak berkata seperti itu pada dirimu sendiri, ayo buat action plan yang matang dari sekarang.

    Mulai dari mempersiapkan CV career switch, cover letter career switchmendalami pengetahuan fundamental yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.

    Melakukan persiapan memang tidak akan menjamin 100% usahamu akan membuahkan hasil.

    Namun, rekruter pasti bisa melihat mana individu yang sudah siap pindah jalur karier dan mana kandidat yang sebenarnya belum terlalu niat.

    Baca Juga: Panduan Lengkap Membuat Perencanaan Karier (Plus Template Gratis)

    4. Jangan ragu cari bantuan bila perlu

    Katakanlah saat ini kamu bekerja sebagai staf akuntansi dan ingin pindah jalur karier ke bidang digital marketing.

    Tak ada salahnya untuk berkenalan dengan staf atau lead digital marketing di perusahaan saat ini untuk bertanya-tanya mengenai profesi tersebut lebih dalam.

    Tentunya kamu dapat mencoba strategi ini dengan sopan dan selalu pertimbangkan ketersediaan waktu mereka.

    Dilansir dari Central Provident Fund Board, career coach juga dapat sangat berperan untuk membantu mendampingi proses career switch-mu.

    Bantuan yang dimaksud di sini juga termasuk bantuan mental support dari para profesional jika kamu membutuhkannya.

    5. Ubah persepsi mengenai rasa takut

    Dalam menjaga kesehatan mental saat career switch, mengelola rasa takut dan cemas mungkin merupakan bagian tersulit.

    Takut sudah terlalu tua untuk memulai karier baru, takut tidak bisa bersaing dengan talenta muda, takut prospek di bidang baru ternyata tidak sebagus yang dikira, dan masih banyak ketakutan-ketakutan lainnya.

    Tahapan ini tidaklah mudah, tapi ketakutan tersebut justru bisa kamu tuangkan menjadi action plan, lho.

    1. Takut sudah terlalu tua untuk memulai karier → riset mengenai isu batasan usia di bidang pekerjaan A, strategi personal branding meskipun usia sudah tidak terbilang muda, dan lain sebagainya.
    2. Takut tidak bisa bersaing dengan talenta muda → riset kelebihan mereka dan bagaimana cara mengimbanginya, di mana mereka biasa belajar, apa tren di kalangan profesional muda saat ini, dan lain-lain.
    3. Takut prospek di bidang baru tak sebagus yang dikira → riset prospek karier, konfirmasi sekaligus bangun koneksi dengan profesional di bidang terkait.
    Baca Juga: Pentingkah Cuti Kesehatan Mental? Ini Dia Jawabannya!

    6. Bangun relasi dengan teman seperjuangan

    Dukungan mental terbaik dapat datang dari orang yang sedang menghadapi tantangan serupa denganmu.

    Namun, hati-hati, jangan sampai kamu dan mereka sama-sama terjebak dalam fase ketidakstabilan mental.

    Gunakan kesempatan ini untuk bertukar informasi, ide, dan support.

    Apakah kalian memiliki hobi yang sama? Jika ya, ayo lakukan hobi tersebut bersama-sama sesekali untuk mengurangi stres!

    Demikian 6 tips menjaga kesehatan mental saat career switch dari Glints.

    Mau tahu tips lain berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental di dunia kerja? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Pembahasan di dalamnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kaum pekerja. Jadi, kamu pasti menemukan banyak topik yang ternyata kamu butuhkan selama ini.

    Langsung saja klik link ini untuk temukan artikel terbarunya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait