KRS Kuliah: Definisi, Bedanya dengan KHS, dan Cara Mengisi
Isi Artikel
Kepanjangan dari KRS adalah kartu rencana studi. Mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan selama beberapa semester pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ini.
Di sisi lain, mahasiswa baru mungkin belum terlalu paham fungsi serta cara kerja pembuatannya.
Ini merupakan hal yang wajar karena mekanisme pemilihan mata kuliah secara mandiri memanglah konsep baru yang sebelumnya tidak diterapkan di sekolah.
Untuk membantumu memahaminya, berikut Glints siapkan penjelasan lebih lengkap, mulai dari definisi hingga cara mengisi. Yuk, disimak!
Apa Itu KRS?
Dilansir dari Universitas Medan Area, KRS atau kartu rencana studi adalah lembaran berisi jadwal perkuliahan serta semua mata kuliah yang mahasiswa ambil dalam satu semester.
Saat sekolah dulu, siswa akan langsung diberikan jadwal pelajaran yang sudah dibuat oleh pihak sekolah.
Seperti yang kita ketahui, di perguruan tinggi, mahasiswa harus menyeleksi dan memilih mata kuliahnya sendiri.
Tak hanya itu, mereka juga bisa memilih sendiri jadwal kelas hingga dosen pengampu mata kuliah.
Jadwal kelas dan mata kuliah yang telah dipilih akan tercantum di dalam KRS dan harus disetujui oleh dosen pembimbing akademik.
Contoh KRS
Di dalam kartu rencana studi, biasanya akan terdapat rincian informasi seperti di bawah ini:
- identitas mahasiswa
- daftar mata kuliah
- kode mata kuliah
- keterangan kelas dan jadwal
- nama dosen pengampu
- SKS masing-masing mata kuliah
- tanda tangan mahasiswa dan dosen pembimbing akademik
Karena banyaknya informasi tersebut, bentuk Kartu Rencana Studi memang tidak benar-benar menyerupai KTP, SIM, atau kartu lain pada umumnya.
Sebagai gambaran, berikut adalah contoh KRS.
Perbedaan KRS dan KHS
Selain KRS, kamu juga akan mengenal istilah KHS di dunia perkuliahan.
KHS adalah singkatan dari Kartu Hasil Studi.
Dari segi format dan bentuknya, tidak terdapat banyak perbedaan antara keduanya.
Perbedaan utamanya terletak pada fungsi dan rincian informasi.
Fungsi KRS adalah untuk menunjukkan rencana mata kuliah dan jadwal perkuliahan selama 1 semester, sedangkan KHS membantumu melihat nilai akhir yang berhasil diperoleh selama 1 semester.
Dengan begitu, di dalam KHS terdapat informasi terkait nilai masing-masing mata kuliah. Informasi ini tidak ada di dalam kartu rencana studi.
Sebaliknya, di dalam kartu rencana studi terdapat informasi mengenai jadwal kelas yang umumnya tidak ditampilkan di dalam KHS.
Periode Pengisian KRS
Lantas, kapan mahasiswa bisa mengisi atau membuat Kartu Rencana Studi ini?
Pada tiap semester, perguruan tinggi pasti akan menjadwalkan periode pengisian KRS yang biasanya berkisar antara 1-2 minggu.
Jadi, mahasiswa hanya bisa memilih mata kuliah dan jadwal kelas selama periode tersebut.
Kamu tidak bisa mengisinya lebih awal maupun setelah periode pengisian berakhir.
Pengisian KRS umumnya dilakukan secara online di website sistem informasi akademik masing-masing perguruan tinggi.
Mahasiswa baru tidak perlu terlalu khawatir jika belum memahami teknis pengisian KRS, karena proses ini sering kali dijelaskan pada saat kegiatan pengenalan kampus.
Cara Mengisi KRS
Berikut adalah gambaran proses pengisian KRS secara garis besar. Namun, perlu dicatat bahwa tiap perguruan tinggi mungkin akan menerapkan prosedur yang sedikit berbeda.
1. Konsultasi terlebih dahulu
Sebelum mulai memilih mata kuliah, dosen pengampu, dan jadwal kelas, ada baiknya kamu konsultasi terlebih dahulu, baik itu ke dosen, teman satu angkatan, atau kakak tingkat.
Saran dari orang lain akan membantumu menimbang beberapa hal, seperti:
- Memilih mata kuliah yang sesuai dengan minat.
- Menentukan mana mata kuliah yang sebaiknya diprioritaskan, terutama jika SKS yang bisa kamu ambil sangat terbatas, sedangkan ada mata kuliah yang harus mengulang.
- Strategi memilih mata kuliah agar bisa lulus lebih cepat.
- Menanyakan rekomendasi dosen pengampu mata kuliah yang memiliki metode atau gaya pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhanmu.
2. Isi KRS secepatnya
Meski periode pengisiannya cukup lama, tetapi mahasiswa akan lebih memilih untuk tidak menunda-nunda dan langsung mengisi kartu rencana studi secepatnya.
Itulah mengapa di perkuliahan ada istilah war KRS online yang menggambarkan bagaimana mahasiswa saling berebut memilih mata kuliah dan jadwal yang paling strategis untuknya.
Istilah ini muncul karena pengisian KRS terasa sangat mirip seperti war pembelian tiket konser.
Sama seperti tiket konser, kuota tiap kelas sangatlah terbatas. Jadi, kamu harus berjuang agar berhasil memilih mata kuliah, jadwal, dan dosen pengampu yang diinginkan.
3. Pastikan jadwal kelas tidak bentrok
Sebelum difinalisasi, kamu bisa memeriksa ulang semua mata kuliah yang berhasil diambil.
Seringkali, kita tidak sadar bahwa ada jadwal kelas yang bentrok. Ini mungkin disebabkan karena terlalu fokus memilih mata kuliah dan dosen pengampu saja.
Selama belum disetujui oleh dosen pembimbing akademik, kamu bisa edit atau ubah kartu rencana studimu.
Tinggal hapus saja salah satu mata kuliahnya. Setelah itu, cari dan pilih lagi mata kuliah tersebut yang memiliki jadwal di hari dan jam yang berbeda.
4. Verifikasi dengan dosen pembimbing akademik
Tahapan terakhir dari pengisian KRS adalah verifikasi dari dosen pembimbing akademik.
Ketika bimbingan, kamu bisa berkonsultasi lagi apakah mata kuliah yang diambil sudah tepat atau belum.
Setelah diverifikasi, mata kuliah yang sudah terpilih biasanya tidak bisa diubah lagi.
Demikian penjelasan mengenai apa itu KRS kuliah hingga cara mengisinya.
Kalau kamu masih butuh lebih banyak penjelasan dan tips seputar dunia perkuliahan, ayo baca artikel lain di Glints Blog!
Kamu bisa temukan pembahasan lain yang tak kalah menarik, seperti prospek karier beberapa jurusan dan tips menyelesaikan skrpsi.
Tertarik? Klik link ini untuk temukan kumpulan artikel terbarunya!