Skripsi: Pengertian dan Tahapan Proses Pengerjaannya

Diperbarui 26 Jan 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Skripsi adalah tugas akhir yang harus diselesaikan demi mendapat gelar sarjana. Jika kamu baru saja memasuki dunia perkuliahan, wajar saja jika masih belum benar-benar memahami apa itu skripsi.

    Tak perlu khawatir karena artikel kali ini tidak hanya akan membahas definisi, tetapi juga gambaran proses yang harus kamu jalani ketika nanti mengerjakan skripsi.

    Langsung saja simak penjelasan lengkap dari Glints berikut ini!

    Apa Itu Skripsi?

    Dilansir dari Universitas Multimedia Nusantara, skripsi adalah tugas akhir yang harus dikerjakan oleh seorang mahasiswa dengan tingkat strata satu (S1).

    Tugas akhir yang dimaksud berupa karya tulis ilmiah yang harus dibuat secara orisinal oleh mahasiswa itu sendiri.

    Di tiap perguruan tinggi, biasanya ada batas maksimal presentase plagiasi yang diperbolehkan dalam skripsi.

    Skripsi yang dibuat harus berangkat dari adanya permasalahan atau fenomena yang terjadi, sesuai dengan bidang ilmu tertentu.

    Oleh karenanya, skripsi juga sering digunakan untuk mengukur sejauh mana ilmu yang telah kamu dalami selama berkuliah di jurusan terkait.

    Baca Juga: Lanjut Kerja atau Kuliah S2 Ya?

    Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

    Kamu mungkin juga pernah mendengar istilah tesis dan disertasi. Dua hal ini juga merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa, lho.

    Akan tetapi, ada banyak perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi yang perlu kamu ketahui. Berikut beberapa di antaranya, dilansir dari Universitas Prasetya Mulya.

    1. Jenjang kuliah

    Perbedaan yang pertama terletak pada jenjang kuliah.

    Seperti yang disebutkan di atas, skripsi merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa S1.

    Di sisi lain, tesis adalah syarat kelulusan bagi mahasiswa S2 dan disertasi menjadi syarat kelulusan mahasiswa S3.

    Setelah tesis selesai disusun, mahasiswa S2 dapat secara resmi mendapat gelar magister. Bagi mahasiswa S3 yang sudah mengerjakan disertasi, maka gelar doktor juga sudah bisa mereka peroleh.

    2. Topik permasalahan

    Topik permasalahan yang diangkat pada skripsi dapat berupa pengalaman empirik dan landasan teoritis yang tidak terlalu mendalam.

    Di sisi lain, topik permasalahan pada tesis harus lebih mendalam daripada skripsi.

    Begitu juga dengan topik permasalahan yang diangkat pada disertasi. Idealnya, permasalahan tersebut harus lebih dalam daripada yang diangkat pada penelitian tesis.

    3. Proses penulisan

    Perbedaan selanjutnya terletak pada proses penulisan. Semakin tinggi jenjang perkuliahan, semakin tinggi pula kemandirian mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhirnya.

    Saat menyusun skripsi, mahasiswa S1 akan diberi bimbingan yang lebih intensif oleh para dosen pembimbing.

    Mahasiswa S2 dan S3 juga tetap akan dibantu oleh dosen pembimbing saat penyusunan tesis dan disertasi. Namun, porsi pengerjaannya akan lebih dititikberatkan pada mahasiswa, sekitar 80%-90%.

    Jadi, dosen pembimbing hanya akan membantu sekitar 10%-20% penulisan.

    4. Bobot ilmiah

    Bobot ilmiah ini diukur dari tingkat pendalaman teori dan penelitian yang dilakukan.

    Semakin tinggi jenjang perkuliahan, maka semakin tinggi juga bobot ilmiah yang ada pada karya tulis ilmiah yang dibuat.

    Skripsi yang dibuat mahasiswa S1 memiliki bobot mulai dari tingkat rendah sampai sedang. Tesis memiliki tingkat bobot tinggi karena adanya pengembangan serta pendalaman teori.

    Terakhir, disertasi memegang bobot paling tinggi karena mahasiswa dituntut untuk bisa menemukan teori baru sesuai bidangnya masing-masing.

    5. Jumlah rumusan masalah

    Pada pengerjaan skripsi, biasanya mahasiswa menyusun 1-3 rumusan masalah saja.

    Kemudian, pengerjaan tesis umumnya memerlukan minimal 3 rumusan masalah.

    Disertasi memiliki rumusan masalah lebih banyak, biasanya diwajibkan untuk menyertakan lebih dari 3 rumusan masalah karena memerlukan model analisis tinggi.

    6. Jenjang pembimbing & penguji

    Penulisan skripsi dibimbing dan diuji oleh dosen yang sudah memperoleh gelar magister.

    Selanjutnya, pengerjaan tesis dapat didampingi oleh dosen pembimbing dan diuji oleh dosen bergelar doktor atau magister berpengalaman.

    Untuk pengerjaan disertasi, dosen yang membimbing dan menguji biasanya sudah bergelar profesor atau doktor yang berpengalaman.

    7. Jumlah daftar pustaka dan publikasi

    Ternyata, jumlah daftar pustaka juga menjadi pembeda antara skripsi, tesis, dan disertasi.

    Daftar pustaka yang harus ada di skripsi biasanya berjumlah 20. Setelah selesai disusun, skripsi hanya akan dipublikasikan di internal kampus hingga nasional.

    Kemudian, jumlah daftar pustaka pada tesis biasanya berjumlah minimal 40 dan akan dipublikasikan pada lingkup nasional.

    Sementara itu, daftar pustaka yang harus ada di tesis minimal berjumlah 60. Hasil disertasi dapat dipublikasikan secara nasional bahkan internasional.

    Baca Juga: 9 Program Beasiswa S2 Terbaik dalam Negeri yang Bisa Kamu Coba

    Proses Pengerjaan Skripsi

    Setelah mengetahui apa itu skripsi, sekarang kita bahas proses pengerjaannya dari awal hingga akhir.

    Setiap perguruan tinggi mungkin memiliki prosedur yang berbeda untuk pengerjaan skripsi. Berikut adalah tahapannya secara umum.

    1. Penentuan dosen pembimbing

    Tahapan yang paling pertama adalah penentuan dosen pembimbing skripsi.

    Sebagai gambaran, penentuan dosen pembimbing biasanya diawali dengan pengajuan topik atau tema skripsi dari mahasiswa.

    Setelah itu, pihak program studi yang akan menentukan berdasarkan kesesuaian topik atau tema penelitian dengan spesialisasi bidang dosen.

    2. Pengajuan judul skripsi

    Setelah dosen pembimbing ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mengajukan judul skripsi yang lebih terencana.

    Mahasiswa dapat berkonsultasi terlebih dahulu ke dosen pembimbing mengenai judul tersebut, sebelum mulai menyusun skripsi.

    2. Pengajuan proposal skripsi

    Apabila judul telah disetujui, barulah kamu dapat mulai menyusun proposal skripsi.

    Umumnya, proposal skripsi merujuk pada penyusunan 3 bab pertama, yaitu bab pendahuluan, tinjauan teoritis, dan metodologi penelitian.

    Perlu diketahui bahwa seiring dengan pengajuan proposal skripsi, judul yang semula disetujui dapat berubah sesuai anjuran dosen pembimbing.

    Pengerjaan proposal skripsi ini benar-benar perlu dilakukan dengan dampingan yang cukup intensif dari dosen.

    Kamu baru bisa melanjutkan ke bab selanjutnya apabila bab sebelumnya sudah diperiksa, direvisi, lalu disetujui oleh dosen pembimbing.

    3. Seminar proposal

    Setelah bab 1 sampai 3 disetujui oleh dosen pembimbing, kamu bisa mulai mendaftarkan diri untuk seminar proposal.

    Di tahap ini, kamu akan mempresentasikan proposal skripsi kepada para dosen penguji.

    Meski sudah disetujui oleh dosen pembimbing, masih ada kemungkinan proposal skripsimu perlu direvisi sesuai masukan dari dosen penguji.

    4. Penelitian

    Proses pengerjaan skripsi selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian. Namun, sebelumnya kamu tetap perlu menyelesaikan revisi dari seminar proposal yang ditandai dengan persetujuan dosen pembimbing.

    Langkah penelitian akan sangat berbeda-beda, tergantung topik, metode, teori, hingga teknik pengambilan data yang kamu pilih.

    Sembari melaksanakan penelitian, kamu bisa langsung menyusun bab 4 lalu bab 5 sesuai arahan dosen.

    5. Sidang skripsi

    Ini merupakan waktu yang dinanti-nanti oleh mahasiswa, di mana semua bab skripsi yang disusun akhirnya memperoleh persetujuan dari dosen pembimbing.

    Salah satu hal yang perlu dipersiapkan ketika mendaftar sidang skripsi adalah berkas administrasi sesuai aturan program studi masing-masing.

    Setelah mendaftar, kamu akan dijadwalkan untuk sidang. Pada dasarnya, sidang skripsi tidaklah jauh berbeda dengan seminar proposal.

    Bedanya, pada sidang skripsi, kamu tentu akan mempresentasikan dan mempertanggung jawabkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

    6. Revisi

    Perjalananmu belum berakhir sampai di sidang skripsi saja.

    Setelah itu, kemungkinan masih ada masukan dari dosen penguji untuk menyempurnakan keseluruhan skripsimu.

    Jika sudah mengerjakan revisi, umumnya mahasiswa harus mendapat persetujuan dari dosen pembimbing maupun dosen penguji sebelum daftar yudisium dan wisuda.

    Baca Juga: Tak Perlu Ragu, Ini 5 Kelebihan Lulusan S2 di Dunia Kerja

    Demikian penjelasan mengenai apa itu skripsi hingga proses pengerjaannya.

    Kalau kamu masih butuh lebih banyak penjelasan dan tips seputar dunia perkuliahan, ayo baca artikel lain di Glints Blog!

    Kamu bisa temukan pembahasan lain yang tak kalah menarik, seperti prospek karier beberapa jurusan dan tips menyelesaikan skrpsi.

    Tertarik? Klik link ini untuk temukan kumpulan artikel terbarunya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 2.7 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait