Berkenalan dengan Halo Effect dan 5 Cara Memanfaatkannya dalam Pekerjaan

Tayang 22 Des 2020 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah kamu menebak kepribadian seseorang dari penampilannya? Menilai seseorang dari penampilan, ternyata disebut sebagai halo effect. Di dunia kerja, halo effect ini sering terjadi bahkan tanpa kamu sadari.

    Halo effect dapat memengaruhi bagaimana kamu bersikap terhadap orang lain. Efek ini juga dapat berdampak terhadap bagaimana relasimu terhadap orang tersebut.

    Bagaimana caranya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

    Baca Juga: Bagaimana Masing-Masing Kepribadian MBTI di Tempat Kerja?

    Mengenal Halo Effect

    Istilah halo effect pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Amerika, Edward L. Thorndike pada tahun 1920. Istilah ini merujuk pada bias yang memengaruhi cara orang menafsirkan informasi tentang seseorang.

    Thorndike menyebut bahwa orang cenderung menciptakan kesan keseluruhan tentang kepribadian atau karakteristik seseorang berdasarkan satu sifat yang tidak terkait.

    Healthline menyebut bahwa bias ini menghasilkan persepsi positif atau negatif terhadap seseorang.

    Penilaian subjektif itu dapat menimbulkan konsekuensi pada kemampuan berpikir kritis tentang sifat-sifat orang tersebut.

    Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tanpa sadar melakukan hal ini. Terutama ketika bertemu dengan orang yang belum dikenal.

    Secara tidak sadar, kamu akan menilai seseorang berdasarkan karakteristik pertama yang kamu lihat.

    Entah itu cara berpakaiannya, caranya berbicara, dan berbagai karakteristik lainnya.

    Halo Effect di Dunia Kerja

    ©Freepik.com

    Halo effect dapat terjadi di mana saja, termasuk dunia kerja. Bahkan, pada beberapa kesempatan halo effect dapat dimanfaatkan dalam perkembangan karier dan produktivitas perusahaan.

    1. Halo effect dalam marketing

    Investopedia menyebut halo effect dalam marketing sebagai istilah untuk favoritisme konsumen terhadap suatu lini produk karena pengalaman positif dengan produk lain oleh produsen yang sama.

    Efek ini berhubungan erat dengan kekuatan brand, brand loyalty, dan berkontribusi terhadap brand equity.

    Perusahaan menciptakan halo effect dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

    Konsentrasi upaya pemasaran pada produk dan layanan yang berkinerja tinggi dan sukses akan menungkatkan visibilitas dan reputasi perusahaan.

    Ketika konsumen memiliki pengalaman positif dengan produk dari suatu brand, mereka secara kognitif membentuk bias loyalitas yang mendukung brand tersebut dan produk yang ditawarkannya.

    Keyakinan ini tidak tergantung pada pengalaman konsumen.

    Mereka hanya berasumsi bahwa jika sebuah brand sangat bagus pada satu produk, produk lain yang dikeluarkan brand tersebut pasti memiliki kualitas yang sama.

    Asumsi inilah yang akan membawa dampak pada loyalitas konsumen pada brand tertentu saja. Efek inilah yang disasar oleh tim marketing ketika mempromosikan produknya.

    2. Halo effect di lingkungan kerja

    Ada sejumlah cara halo effect dapat memengaruhi persepsi orang lain di lingkungan kerja.

    Sebagian besar ahli psikologi menyebut bahwa efek ini adalah salah satu bias paling umum yang memengaruhi performance appraisal.

    Atasan dapat menilai bawahan berdasarkan persepsi karakteristik tunggal daripada keseluruhan kinerja dan kontribusinya.

    Misalnya, antusiasme atau sikap positif seorang pekerja dapat menutupi kekurangan pengetahuan atau keterampilannya, menyebabkan rekan kerja menilai ia lebih tinggi daripada kinerja aktualnya.

    Akan tetapi, halo effect tidak hanya terjadi ketika penilaian kinerja saja. Halo effect dapat terjadi dalam situasi kerja apa saja.

    Contohnya, seorang karyawan dapat memanfaatkan halo effect yang positif untuk lolos dari teguran.

    Ia dapat datang terlambat atau berkinerja buruk dibandingkan dengan rekan-rekannya tanpa mendapatkan teguran karena efek tersebut.

    Halo effect juga dapat memengaruhi pemberian tugas dalam lingkungan kerja. Misalnya, ketika kamu bekerja dengan baik di satu tugas, atasan akan cenderung memberikan tugas lain yang sejenis kepadamu.

    Efek ini juga dapat memengaruhi keputusan promosi pada sebuah perusahaan. Ini sering kali dihasilkan dari penilaian kinerja yang positif.

    Baca Juga: Dianggap Pengaruhi Kinerja, Memangnya Apa Itu Lingkungan Kerja?

    Memanfaatkan Halo Effect dalam Pekerjaan

    © freepik.com

    Lalu, bisakah halo effect dimanfaatkan untuk perkembangan karier? Tentu saja bisa. Kamu bisa memanfaatkan sisi positif dari halo effect dan menghindari sisi negatifnya dengan cara berikut.

    1. Sadarlah akan penilaianmu

    Langkah pertama untuk menghentikan halo effect yang negatif adalah menyadari saat kamu salah menilai seseorang. Masalahnya, ini cukup sulit dilakukan karena terkadang dilakukan tanpa disadari.

    Jika kamu dapat mempelajari cara membuat penilaian yang cerdas atas seseorang atau objek tanpa bias, kamu akan dapat membuat penilaian yang lebih akurat.

    Ingatlah bahwa impresi pertama tidak dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik seseorang secara keseluruhan.

    2. Berikan kesan pertama kamu kesempatan kedua

    Hampir tidak mungkin untuk mencegah dirimu membuat kesan pertama tentang seseorang yang baru kamu kenal.

    Akan tetapi cobalah untuk bersikap kritis terhadap kesan pertama yang kamu dapatkan.

    Cobalah untuk mendukung perasaanmu terhadap seseorang dengan data yang nyata.

    Jika kamu kesulitan menemukan alasan mengapa kamu menyukai atau tidak menyukai seseorang, beri dia kesempatan kedua.

    3. Orang lain juga dapat berprasangka terhadapmu

    Jika beruntung, kamu dapat menghasilkan halo effect yang positif. Jika tidak, kamu mungkin menjadi korban dari halo effect yang negatif.

    Luangkan waktu untuk refleksi diri. Refleksi diri dapat membantumu memahami kelebihan dan kekurangan dirimu dengan lebih baik.

    Ini dapat membantumu memberikan impresi yang tepat kepada orang yang kamu temui.

    4. Perhatikan penampilanmu

    Meski terdengar klise, penampilan fisik memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan halo effect yang positif.

    Penampilan yang berantakan tentunya tidak akan membantumu memberi kesan pertama yang baik.

    Kamu tidak perlu susah payah melakukan perubahan besar seperti menurunkan berat badan.

    Berpakaian yang rapi dan bersih sudah cukup untuk memberikan kesan pertama yang baik kepada orang lain.

    Perhatikan terlebih dahulu situasi seperti apa yang akan kamu hadiri. Pastikan penampilanmu sesuai dengan situasi atau acara yang akan kamu datangi.

    5. Senyum dapat meningkatkan halo effect yang positif

    Senyum menunjukkan kebaikan, empati, dan simpati. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika kamu tersenyum, muncul fenomena yang menyebabkan orang lain juga tersenyum.

    Senyum akan cenderung disukai jika itu adalah senyum yang nyata dan jujur.

    Cobalah tersenyum dengan tulus dan tidak dipaksakan. Senyum yang dipaksakan hanya akan dianggap palsu dan tidak disukai.

    Baca Juga: 5 Kebiasaan Kerja yang Bisa Diaplikasikan Agar Lebih Produktif

    Nah, itu dia yang perlu kamu ketahui seputar halo effect di dunia kerja. Efek ini dapat menjadi pedang bermata dua bagi kariermu.

    Kamu harus bisa memanfaatkannya dengan baik agar dapat membantu kariermu.

    Selain halo effect, masih banyak hal lain yang bisa membantu perkembangan kariermu. Kamu bisa berdiskusi dan bertanya di Glints Komunitas.

    Forum tanya jawab ini akan mempertemukanmu dengan sesama profesional yang juga pengguna Glints.

    Bahkan, pertanyaanmu bisa saja dijawab oleh ahli di bidangnya, lho! Yuk, daftar dan mulai berdikusi di Glints Komunitas.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait