Performance Appraisal: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenisnya

Diperbarui 17 Mar 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Sebagai karyawan, kamu tentu sering mendengar istilah performance appraisal. Namun, apakah kamu tahu apa itu performance appraisal dan untuk apa penggunaannya?

    Proses tersebut kerap kali membuat jantung para pekerja berdebar-debar. Pasalnya, proses itu menjadi penilaian kinerja mereka serta kerap berpengaruh pada pendapatan dan karier.

    Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan performance appraisal? Kalau kamu belum tahu, simak penjelasan Glints berikut.

    Definisi Performance Appraisal

    performance appraisal

    © Freepik.com

    Performance appraisal, atau sering juga disebut sebagai performance review, performance evaluation, atau employee appraisal adalah sebuah metode dimana kinerja pekerjaan seorang karyawan didokumentasikan dan dievaluasi.

    Metode ini adalah bagian dari pengembangan karier dan terdiri dari tinjauan rutin kinerja karyawan dalam organisasi.

    Penilaian ini dilakukan secara berkala, baik itu per tahun, per enam bulan, hingga per empat bulan.

    Menurut Investopedia, evaluasi ini dapat digunakan untuk memberikan feedback terhadap pekerjaan karyawan, menentukan besaran kenaikan gaji dan bonus, hingga pertimbangan keputusan pemutusan hubungan kerja.

    Tujuan Performance Appraisal

    performance appraisal

    © Pixabay

    Dilansir dari Inc. Magazine, terdapat lima tujuan dilaksanakannya performance appraisal, yaitu:

    • meningkatkan produktivitas perusahaan
    • membuat keputusan mengenai promosi, perubahan pekerjaan dan pemutusan hubungan kerja
    • mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan (tujuan dan tanggung jawab posisi)
    • menilai kinerja karyawan terhadap sasaran posisi
    • meningkatkan kinerja karyawan

    Baca Juga: Ingin Jadi HRD? Apa Saja Sih Tugas HRD?

    Jenis-Jenis Performance Appraisal

    performance appraisal

    © stafco.com

    Terdapat beberapa jenis performance appraisal yang lazim digunakan perusahaan untuk mengevaluasi karyawannya.

    1. Penilaian tradisional

    Dalam penilaian tradisional, atasan akan berdiskusi dengan karyawan dalam meeting tatap muka untuk membahas kinerja untuk periode kinerja sebelumnya. Periode yang digunakan biasanya adalah satu tahun.

    Diskusi tersebut didasarkan pada pengamatan atasan tentang kemampuan karyawan dan kinerja tugas sesuai dengan deskripsi pekerjaan.

    Kemudian, kinerja akan dinilai, hasilnya akan disesuaikan dengan kenaikan persentase gaji.

    2. Self-appraisal

    Self-appraisal digunakan dalam proses performance appraisal untuk mendorong karyawan bertanggung jawab melakukan penilaian kinerja untuk diri sendiri.

    Hal tersebut dilakukan dengan menilai pencapaian atau kegagalan serta mendorong manajemen diri.

    Metode ini juga digunakan untuk mempersiapkan karyawan ketika membahas poin-poin evaluasi dengan atasannya.

    Cara ini dapat digunakan bersamaan dengan metode evaluasi lainnya, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk menggantikan penilaian kinerja karyawan oleh atasan.

    3. Employee-initiated review

    Melalui metode employee-initiated review, karyawan diberi tahu bahwa mereka dapat meminta peninjauan dari manajer mereka.

    Metode ini bukan untuk menggantikan proses performance appraisal tradisional. Sebaliknya, metode ini dapat digunakan untuk mendorong sikap manajemen diri pada karyawan.

    4. Feedback 360 derajat

    Feedback 360 derajat dalam proses performance appraisal mengacu pada feedback tentang kinerja karyawan yang disediakan oleh atasan, rekan kerja, pelanggan eksternal, dan karyawan itu sendiri.

    Metode ini juga akan menghasilkan feedback dari karyawan pada kinerja manajemen, yang dikenal juga sebagai upward appraisal.

    Dengan demikian, perusahaan akan dapat melakukan evaluasi secara keseluruhan, baik dari sisi manajerial, maupun kinerja karyawannya.

    Baca Juga: Jangan Gegabah, Ini 4 Cara Objektif Menilai Apakah Atasanmu Kompeten dan 6 Cara Menyikapinya

    Metode Pengumpulan Data

    © Freepik.com

    Ada banyak metode yang umum dilakukan untuk melakukan pengumpulan data performance appraisal. Metode ini dibagi dalam dua pendekatan, yaitu past-oriented method dan future-oriented method.

    Past-oriented method

    Past-oriented method adalah metode yang berorientasi pada hasil kerja. Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam metode ini.

    • Skala penilaian, yang terdiri dari beberapa skala numerik yang mewakili kriteria kinerja terkait pekerjaan seperti ketergantungan, inisiatif, output, kehadiran, sikap, dan lain-lain. Setiap skala berkisar dari sangat baik hingga buruk. Skor numerik total dihitung dan kesimpulan final diperoleh.
    • Checklist, di mana formulir evaluasi disusun berdasarkan pertanyaan dengan jawaban “ya” dan “tidak”. Metode ini digunakan untuk melakukan pengecekan pekerjaan karyawan sementara evaluasi selanjutnya dilakukan oleh HRD.
    • Forced-choice method, yakni dengan memberikan dua pilihan pernyataan untuk masing-masing aspek penilaian dalam formulir penilaian karyawan. Sama seperti checklist, metode ini hanya digunakan untuk pengecekan sementara evaluasi dan analisis dilakukan oleh HRD.
    • Critical incident method, yakni dengan menganalisis perilaku-perilaku karyawan yang mempengaruhi performa. Metode ini biasanya dilakukan oleh atasan langsung yang sering berhubungan dengan karyawan tersebut.
    • Behaviorally anchored rating scales, yaitu skala yang digunakan untuk menentukan apakah perilaku karyawan efektif atau tidak terhadap performa kerjanya.
    • Field review method, yaitu metode penilaian yang biasa digunakan untuk menilai kinerja departemen lain. Biasanya, metode ini digunakan oleh HRD untuk menilai kinerja karyawan departemen lain.

    Baca Juga: Sebelum Memengaruhi Performa Kerja, Ketahui Penyebab Brain Fog dan Cara Mengatasinya!

    Future-oriented method

    Future-oriented method adalah metode yang berorientasi pada tujuan. Metode ini biasanya digunakan untuk menganalisa harapan karyawan terhadap perusahaan serta untuk menentukan tujuan perusahaan.

    Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk performance appraisal dengan metode ini.

    • Psychological appraisal, yakni penilaian dengan menggunakan pendekatan psikologi. Penilaian dengan metode ini menggunakan observasi, wawancara hingga tes psikologi untuk melakukan penilaian yang berfokus pada emosi, intelektual, motivasi, dan aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi performa karyawan.
    • Feedback 360 derajat, merupakan metode pengumpulan data performance appraisal yang paling banyak digunakan saat ini. Melalui metode ini, perusahaan dapat melakukan evaluasi secara keseluruhan, baik dari segi manajerial maupun performa karyawan.

    Penggunaan metode-metode ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Hal ini membuat tidak semua metode digunakan dalam satu waktu.

    Sebagian besar perusahaan hanya menggunakan beberapa metode saja yang telah disesuaikan dan dibakukan dalam SOP perusahaan.

    Itulah uraian yang perlu kamu ketahui tentang performance appraisal.

    Nah, selain artikel ini, kamu bisa mendapatkan informasi lainnya tentang penilaian kinerja melalui Glints.

    Caranya mudah, cukup berlangganan newsletter blog dan ragam artikel menarik akan hadir di emailmu.

    Tunggu apa lagi? Yuk, langganan sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 30

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait