15 Gaya Kepemimpinan yang Bisa Kamu Jadikan Referensi
Gaya kepemimpinan adalah skill yang harus kamu pelajari jika ingin menjadi lead, supervisor, manajer, atau menduduki jabatan tinggi lainnya.
Setiap orang biasanya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, yang juga kadang dipengaruhi oleh kultur perusahaan itu sendiri.
Yuk, pelajari pengertian dan contoh jenisnya lewat artikel Glints berikut!
Isi Artikel
Apa Itu Gaya Kepemimpinan?
Gaya kepemimpinan adalah cara seseorang dalam menggerakkan, memotivasi, dan memimpin banyak orang, baik di dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Jika ingin menjadi salah satu leader di kantor atau perusahaan tempatmu bekerja, kamu perlu mengetahui macam-macam gaya orang dalam memimpin.
Menurut Corporate Finance Institute, gaya kepemimpinan akan menentukan bagaimana para pemimpin menerapkan rencana dan strategi untuk mencapai tujuan.
Di waktu yang sama, gaya kepemimpinan atau leadership style juga menentukan cara mereka mensejahterakan karyawan atau anggota timnya.
Contoh Jenis Gaya Kepemimpinan
Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang bisa kamu pahami dengan saksama.
Kira-kira apa saja, ya? Berikut adalah beberapa contoh gaya kepemimpinan yang bisa kamu pelajari.
1. Gaya kepemimpinan demokratis
Mengusung konsep demokrasi, pemimpin yang satu ini selalu berdiskusi kepada anak buahnya saat hendak mengambil sebuah keputusan.
Gaya kepimpinan ini berbanding terbalik dengan kepemimpinan yang otokratis, di mana pemimpin mengambil alih semua keputusan tanpa melibatkan anak buah.
Dilansir dari Hubspot, pemimpin yang bersifat demokratis menjadi salah satu pemimpin yang masih jadi favorit dan bisa diterapkan sampai saat ini.
Pasalnya, komunikasi atasan ke bawahan dan sebaliknya bisa terjalin dengan efektif dan efisien.
Ada kreativitas, kejujuran, dan usaha yang bakal terlihat dengan jelas lewat konsep yang demokratis.
2. Gaya kepemimpinan visioner
Pemimpin yang satu ini biasanya dipenuhi dengan rencana-rencana dan ide di masa mendatang. Ia sangat senang dalam merancang sesuatu untuk masa depan perusahaan.
Bahkan, hal tersebut belum terpikirkan sama sekali oleh stafnya serta rekan kerjanya yang lain.
Dilansir dari The Balance Careers, secara umum seseorang dengan kepemimpinan visioner memiliki tiga karakteristik, yaitu berani mengambil risiko, active listening, dan juga bertanggung jawab.
Pemimpin yang visioner tidak takut akan risiko yang dihadapinya terkait ide-ide yang sedang disusun untuk masa depan.
Selain itu, ia juga tidak segan untuk mendengarkan berbagai macam masukan dari beberapa orang, sekalipun itu adalah kritikan terhadapnya.
3. Kepemimpinan multikultural
Sesuai namanya, gaya kepemimpinan ini biasanya diaplikasikan di kantor atau perusahaan yang stafnya memiliki latar lintas budaya.
Sebagai contoh, perusahaan multinational tentu akan menerapkan kepemimpinan multikultural supaya dapat menjangkau karyawan dengan efektif.
Contoh sederhana dari kepemimpinan multikultural adalah pimpinan menyetujui dan mendukung perayaan hari raya dari berbagai latar belakang yang dikemas sedemikian rupa sehingga semua stafnya bisa ikut merayakan dengan bahagia.
Tidak ada seragam khusus di kantor sebenarnya adalah salah satu produk dari gaya kepemimpinan yang punya toleransi dengan ragam budaya.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, kebanyakan organisasi atau perusahaan sudah menerapkan kepemimpinan multikultural karena staf di sana datang dari berbagai bangsa dan ras.
4. Kepemimpinan strategis
Seluruh bagian dari suatu organisasi atau perusahaan bisa ikut menyumbangkan kinerja terbaiknya jika gaya kepemimpinan yang dipakai berpusat pada strategi.
Tidak hanya top management yang punya kuasa dan peranan penting, sebagai pekerja, kamu yang mau meningkatkan mutu kehidupan atau perusahaan juga bisa ambil peran.
Melalui kepemimpinan strategis, peran tiap orang di perusahaan dianggap sama pentingnya untuk menyumbangkan ide dan gagasan.
Kolaborasi antara gaya kepemimpinan demokratis dan strategis akan menghasilkan kerja sama tim yang sangat baik.
5. Kepemimpinan pengajar
Gaya kepimimpinan ini adalah kepemimpinan yang sangat menguntungkan bagi para karyawan.
Bagaimana tidak, jenis pemimpin yang satu ini langsung turun tangan untuk membimbing karyawannya dalam menambah skill dan wawasan.
Jika kamu ingin menjadi pemimpin yang bergerak sambil mengajar, dibutuhkan kemauan untuk meluangkan waktu sebaik-baiknya.
Sebab, waktumu tentu akan terbagi ke berbagai fokus, salah satunya mendampingi karyawanmu.
Jenis kepemimpinan ini umumnya berlaku di sebuah bisnis yang masih merintis, di mana pemilik bisnis akan terlibat langsung dalam operasional sehari hari.
Tak hanya itu, leadership style ini juga dibutuhkan di divisi HRD karena mereka memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perusahaan.
6. Kepemimpinan fasilitator
Gaya kepemimpinan ini hampir mirip dengan gaya sebelumnya, tetapi ada perbedaan yang cukup signifikan, yaitu dari segi aplikasinya.
Pemimpin tipe ini biasanya fokus kepada hasil, tidak terlalu ambil pusing dengan peningkatan skill karyawannya
Selama alur pekerjaan masih aman, kemungkinan besar atasan tidak akan ikut campur terlalu banyak, alias hanya berperan sebagai fasilitator.
Jika karyawan punya metode sendiri yang dirasa lebih efektif, pimpinan tidak akan mengeluh selama pekerjaan masih sesuai dengan alur yang sudah ditentukan.
7. Kepemimpinan yang berpusat pada tim
Gaya kepemimpinan ini sebenarnya cukup efektif digunakan jika tiap staf tidak punya banyak kewajiban atau target pribadi, jadi bisa fokus untuk mencapai target timnya.
Orientasi kepemimpinan yang terfokus pada tim juga butuh visi yang jelas.
Jadi, pemimpin akan menekankan bahwa setiap orang harus tahu arah dan tujuan pekerjaan yang jadi tanggung jawabnya.
Dari segi hasil, kemungkinan gaya kepemimpinan ini tidak berhasil juga cukup besar kalau kualitas pimpinannya belum benar-benar mumpuni.
8. Kepemimpinan otoriter
Jenis gaya kepemimpinan berikutnya adalah kepemimpinan otoriter.
Pemimpin yang memiliki gaya ini mengambil kendali penuh atas keputusan dan menetapkan arahan tanpa banyak masukan dari tim.
Pada kebanyakan kasus, gaya yang satu ini berpotensi kurang disukai oleh anggota tim karena dapat membatasi kebebasan dan kreativitas mereka.
Namun, kepemimpinan otoriter cocok untuk situasi krisis atau ketika keputusan cepat sangat dibutuhkan.
9. Kepemimpinan transformasional
Pemimpin ini berfokus untuk membawa perubahan besar di dalam tim.
Ia akan terus memberikan inspirasi dan mendorong adanya inovasi atau gebrakan baru.
Mereka memotivasi tim untuk melampaui batasan dan mencapai visi organisasi.
Gaya ini efektif terutama dalam bisnis yang masih berkembang dan bertekad untuk menciptakan inovasi baru di pasaran.
10. Gaya kepemimpinan laissez-faire
Leadership style yang berikut ini cukup menarik karena cenderung jarang ditemui, terutama di perusahaan besar di mana SOP dan hierarkinya sudah tercipta dengan jelas.
Pemimpin yang punya gaya laissez-faire akan memberikan kebebasan penuh kepada anggota tim untuk mengambil keputusan dan mengelola pekerjaan mereka sendiri.
Gaya ini cocok untuk tim yang sangat terampil dan mandiri, tetapi bisa menyebabkan kurangnya arahan jika tim tidak siap.
11. Kepemimpinan inklusif
Pada kepemimpinan inklusif, pemimpin akan mengedepankan inklusivitas bagi semua anggotanya.
Tidak melihat latar belakang maupun pengalaman, semuanya dianggap setara.
Pemimpin ini mengutamakan kebutuhan tim dan organisasi, dengan fokus pada pemberdayaan dan perkembangan individu.
Di lingkungan yang inklusif, mereka percaya bahwa individu dapat lebih berkembang yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja tim.
12. Kepemimpinan birokratis
Pernahkah kamu datang ke tempat pelayanan publik, lalu petugasnya sangat patuh terhadap prosedur yang sudah ditentukan, meski cukup rumit?
Nah, situasi tersebut mirip dengan yang dimaksud dengan birokratis.
Pemimpin yang satu ini akan selalu memprioritaskan aturan, prosedur, dan struktur organisasi yang jelas.
Gaya ini efektif untuk pekerjaan yang membutuhkan kepatuhan tinggi, meski berisiko bisa menghambat kreativitas.
13. Kepemimpinan karismatik
Untuk dapat memotivasi dan memengaruhi anggota tim, pemimpin yang menerapkan gaya kepemiminan ini akan menggunakan karisma pribadinya.
Baik karisma yang tercermin dari cara bicara, pakaian, gestur, dan lain sebagainya.
Mereka memang mampu menciptakan antusiasme dan loyalitas, namun tidak semua orang bisa menciptakan karisma yang kuat.
14. Kepemimpinan transaksional
Merupakan kepemimpinan yang berfokus pada hubungan pertukaran antara kinerja dan penghargaan.
Mereka hanya akan memberi penghargaan yang sepadan dengan kinerja yang karyawan berikan.
Gaya ini efektif untuk mencapai tujuan jangka pendek, tetapi mungkin kurang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Karyawan mungkin akan merasa bahwa mereka hanya akan benar-benar dihargai berdasarkan kinerja atau hasilnya saja.
15. Kepemimpinan adaptif
Pemimpin ini fleksibel dalam menghadapi perubahan dan tantangan.
Mereka mampu mengidentifikasi solusi baru dan mendorong tim untuk beradaptasi dengan situasi yang dinamis.
Gaya kepemimpinan yang satu ini sangat dibutuhkan di masa-masa sekarang, ketika perubahan sering terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi.
Demikian ulasan tentang gaya kepemimpinan yang bisa kamu jadikan acuan. Jadi, ketika tiba saatnya memimpin, kamu sudah tahu gaya dan karakteristik yang akan kamu jalani.
Apakah kamu sedang mencari peluang kerja baru? Yuk, cek lowongan kerja di Glints!
Glints memudahkanmu untuk menemukan loker sesuai kebutuhan dan kriteria yang kamu inginkan, seperti:
- loker berdasarkan tingkat pendidikan (lulusan SMA/SMK/sederajat, S1, dan lainnya)
- loker berdasarkan kota/kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia.
Jangan sampai lewatkan peluang, segera cari lalu lamar lowongannya sekarang!
[…] Baca juga: 7 Gaya Kepemimpinan dan Kapan harus Diterapkan […]