7 Alasan Kamu perlu Kerja di Startup Minimal Sekali Seumur Hidup

Diperbarui 07 Feb 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Bekerja di perusahaan besar dengan nama yang juga sudah dikenal masyarakat luas biasanya dianggap lebih aman oleh beberapa orang. Konsistensi perusahaan besar dalam bidangnya adalah satu pertimbangan para calon karyawan untuk melamar. Maka sudah tentu peminat kerja di perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru berdiri atau startup.

    Baca Juga: 5 Tips Penting agar Bisa Dapat Kerja di Perusahaan BUMN

    Kenyataannya, saat ini generasi muda khususnya milenials cenderung lebih terbuka dengan kesempatan kerja dari berbagai jenis perusahaan. Tidak melulu memperhatikan nama besar dan kasta perusahaan, gen Y lebih mementingkan rasa nyaman dan sistem digitalisasi yang diterapkan perusahaan. Bagi kamu yang juga sedang dilanda dilema harus melamar ke perusahaan konvensional atau startup, mari berbagi kebingungan dengan saya lewat artikel ini. Berikut 7 alasan yang akan saya bahas di balik keputusan untuk berani bekerja di startup meskipun untuk sekali seumur hidupmu.

    1. Kontribusimu ikut membawa perubahan

    startup

    © iamwire.com

    Memasuki perusahaan startup berarti kamu siap menjadi dampak. Jumlah karyawan yang tidak sebanyak perusahaan konvensional dan sistem kerja yang spesifik membuat satu gerakan yang kamu buat menjadi berarti. Bisa berkontribusi baik dan menjadi terobosan bagi startup tempatmu bekerja atau sebaliknya, menjadi awal kerusakan yang akan berkepanjangan dampaknya.

    Berbeda dengan perusahaan dengan kisaran jumlah karyawan ratusan hingga ribuan yang tersebar di berbagai pulau, sedikit kesalahan masih bisa ditutupi dengan sistem yang sudah ada dan berlaku selama ini. Selain itu, kamu juga tidak akan terpantau oleh rekan kerja lain jika sekantor saja ada belasan divisi. Bekerja di startup berarti benar-benar melakukan sesuatu yang membawa perubahan, baik kecil ataupun besar.

    2. Turut membentuk kultur, bukan larut dalam kebiasaan belaka

    startup

    © easy.de

    Kesempatan untuk membawa pengaruh yang nantinya akan berkembang menjadi budaya di lingkungan kerja terbuka di perusahaan startup. Usia startup yang relatif masih muda tentu tidak membuat kamu terperangkap dalam kebiasaan yang sudah turun temurun. Misalnya, gaya busana yang lebih fleksibel tanpa seragam namun tetap moderat dan layak dipakai ke kantor adalah ciri khas pekerjanya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh para pimpinan yang juga lebih memilih tampilan kasual, celana jeans, sneakers, dan kemeja flannel untuk berkantor sehari-hari. Hal seperti ini akan sulit kamu temui di perusahaan besar yang sudah punya standar grooming tertentu, apalagi kalau ada seragam untuk pekerja di level tertentu. Bujet untuk baju kantor kamu memang akan lebih murah tapi akan ada masa bosannya memakai seragam setiap hari.

    Baca Juga: 8 Pilihan Kerja Online Untukmu yang Berjiwa Bebas

    3. Lingkungan penuh inovasi

    startup

    © crenov8.com

    Kamu orang yang penuh dengan inspirasi dan kadang rencana-rencana gila? Startup jelas akan jadi arena belajar sambil berkreasi yang cocok buatmu. Budayanya sangat terbuka akan inovasi dan temuan baru yang bahkan belum terpikirkan oleh bosmu di kantor. Semakin gila, bisa jadi semakin menarik untuk dicoba. Hal ini menjadi masuk akan karena rencana bisnis startup yang selalu berkembang dan tidak bisa bertahan pada satu momentum dan sistem saja.

    Kecenderungan untuk berubah arah dan rencana ini kadang ditakuti oleh beberapa pekerja, banyak yang menganggap kerja di startup penuh ketidakpastian dan risiko. Namun, seperti yang kamu dan saya rasakan sekarang, satu aplikasi bisa membuat kamu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain baik dengan mobil ataupun motor dengan modal kuota internet saja. Membeli makanan atau barang incaran pun tidak harus makan waktu berjam-jam untuk menerjang kemacetan kota besar, tentu karena inovasi startup yang terus berkembang.

    4. Rekomendasi yang berjalan

    startup

    © wavefront.ca

    Lingkup kerja startup yang berhubungan satu sama lain sejalan dengan rekomendasi yang akan mengalir. Sebenarnya, dalam hal rekomendasi akan sama seperti di industri lainnya. Tapi di startup, kamu akan lebih banyak mengenal sesama pemain startup karena seringnya kerjasama yang dilakukan. Kalau pelayanan dan hasil kerja kamu bagus, mereka akan cerita dan memberikan rekomendasi. Tapi kalau pengalaman yang didapat saat kerjasama kurang menyenangkan, itu juga yang akan tersebar di rekan sejawat startup.

    5. Privilase untuk jadi yang pertama tahu

    startup

    © lakeforestmba.edu

    Bekerja di lingkungan startup juga akan membuat kamu menikmati berbagai fasilitas, aplikasi, widget, dan apa pun yang akan diluncurkan oleh klien kerjamu. Sebagai generasi Y yang tidak ingin ketinggalan sesuatu yang baru, bekerja di startup pasti menyenangkan dan membuat kamu tidak jenuh. Keuntungan lainnya, kamu juga jadi bisa membandingkan cara yang lebih efektif dan sesuai dengan karaktermu, apakah itu menggunakan produk-produk canggih atau layanan digital yang tidak terlalu modern fiturnya tapi terjamin karena keluaran perusahaan kenamaan. Jadi, kamu bisa membagi info ini ke keluarga dan orang terdekatmu juga.

    6. Definisi kepuasan yang terus berkembang

    startup

    © gsb.stanford.edu

    Tidak hanya sebatas target bulanan, tahunan, pribadi dan divisi, kesuksesan versi startup sangat luas dan terus berkembang definisinya. Seiring dengan peningkatan pemakaian dari pengguna, startup akan terus berinovasi dan tidak jarang menerapkan ide super kreatif yang belum pernah dicoba perusahaan skala besar sekalipun. Bagi kamu yang mudah puas, bekerja di startup akan memberi sensasi berbeda dan pandangan baru karena kepuasannya tidak akan berhenti di satu titik saja. Ketika proyek yang dihasilkan startup sukses dan menjadi sorotan publik hingga viral, maka pekerjaan orang-orang di perusahaan startup akan semakin meningkat tuntutannya untuk mengantisipasi permintaan publik ya seperti bertanya, “Setelah ini, apa lagi yang baru?”

    7. Kesempatan berlatih sebelum punya usaha sendiri

    startup

    © thenextweb.com

    Startup bisa jadi “sekolah” yang akan membekali kamu menjadi calon entrepeneur tangguh. Selama bekerja di sini, tanggung jawab kamu akan terus meningkat seiring dengan deskripsi kerja yang bisa berkembang cepat. Kamu juga akan ada di kondisi harus mau belajar lebih dari yang sekedar menjadi tanggung jawabmu, ketika teman sekantor mau belajar dan maju, akan sulit untuk kamu bertahan dengan kemampuan yang stagnan.

    Memposisikan diri sebagai bos yang harus teliti dengan finansial perusahaan, pengembangan ide kreatif, dan pengenalan produk yang efisien mengena di pengguna, bisa kamu alami di startup. Modal lain untuk kamu membangun usaha di masa depan yang kemungkinan tidak bisa didapat kalau kamu ada di bawah struktur organisasi konvensional yang kaku dan hanya patuh pada perintah atasan saja.

    Baca Juga: 10 Plus Minus Bekerja di Startup yang Harus Kamu Tahu

    7 alasan di atas bisa jadi pertimbangan untuk kamu mencari tahu lebih banyak soal startup sebelum memutuskan untuk mengirim aplikasi ke berbagai kantor startup di Indonesia. Semoga kamu bisa menemukan jenis perusahaan yang tepat sesuai karakter dan cita-cita kamu, ya!

    Sebagai startup yang bergerak di bidang pengembangan karier bagi para profesional muda, Glints ingin membantu kamu untuk terhubung dengan startup-startup partner di platform ini. Yuk, sign up dan lihat kesempatan-kesempatan kerja menarik dari mereka!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.8 / 5. Jumlah vote: 4

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait