Mengenal Lebih dalam Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Ciri-cirinya
Setiap orang dan setiap organisasi punya gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Salah satu gaya yang paling sering diterapkan di dunia kerja zaman sekarang adalah kepemimpinan demokratis.
Gaya kepemimpinan atau leadership style adalah bagaimana cara seorang bos, manajer, atau pemimpin perusahaan memandu orang-orang yang bekerja di bawah tanggung jawabnya.
Ini juga termasuk bagaimana sikap mereka menghadapi segala tuntutan pekerjaan yang ada.
Nah, di artikel ini Glints akan fokus membahas leadership style yang demokratis. Apa sih, maksudnya ? Yuk, pelajari lebih lanjut!
Isi Artikel
Apa Itu Gaya Kepemimpinan Demokratis?
Gaya kepemimpinan demokratis sedikit banyak mirip dengan paham politik demokrasi.
Kepemimpinan demokratis menuntut pembagian kekuasaan yang setara. Artinya, tidak ada satu pihak yang lebih mendominasi dari lainnya dalam proses pengambilan keputusan (decision making).
Gaya demokratis tidak menunjukkan hierarki. Pemimpin yang menganut gaya ini membuka kesempatan sama besar bagi para anggota timnya untuk berpartisipasi lebih aktif untuk mengambil keputusan.
Suara dari tiap-tiap anggota juga diperlakukan sama penting.
Di sini, ide boleh ditukar secara bebas tanpa dihakimi karena diskusi sangat dianjurkan. Peran pemimpin adalah untuk menawarkan bimbingan dan kendali atas jalannya musyawarah.
Nah, pemimpin juga ditugasi untuk memutuskan siapa di dalam grup yang dapat berkontribusi pada keputusan yang dibuat.
Namun, ini bukan berarti bahwa setiap keputusan harus selalu dibuat dalam grup. Bergantung pada peran dan tanggung jawab perorangan, keputusan final mungkin hanya ada di tangan pemimpin.
Seorang pemimpin mungkin dilimpahkan kekuasaan lebih dengan persetujuan dari anggota tim mereka untuk membuat keputusan tertentu.
Gaya kepemimpinan demokratis memiliki banyak nama, yang termasuk:
- Kepemimpinan partisipatif
- Kepemimpinan bersama
- Manajemen open-book
- Pengambilan keputusan partisipatif
- Gaya manajemen demokratis
Karakteristik Kepemimpinan Demokratis
Dari Cleverism, seorang psikolog organisasional keturunan Jerman-Amerika, Kurt Lewin, mengatakan ada tiga elemen inti dari kepemimpinan demokratis, yaitu:
- Pemimpin mengharapkan bawahan untuk melapor mengenai progres tugas.
- Leader mengharapkan bawahan menunjukkan kepercayaan diri dan kemampuan maksimalnya untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pengawasan terus-menerus.
- Pemimpin mengharapkan bawahan melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan dan tidak bertindak sendiri.
Selain tiga elemen di atas, beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan demokratis juga meliputi:
- Anggota kelompok didorong untuk berbagi gagasan dan pendapat, meski pemimpin tetap yang ketok palu atas keputusan akhir.
- Anggota kelompok merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka lebih cenderung peduli dengan hasil akhirnya.
Lalu, bagaimana dengan kualitas pemimpinnya?
Pemimpin demokratis yang baik dapat menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat di antara para anggota. Tiap anggota tulus berpartisipasi dan mendasarkan keputusan mereka pada moral dan nilai-nilai yang dianut bersama dalam grup.
Pemimpin yang baik juga cenderung mencari berbagai pendapat dan tidak berusaha membungkam suara-suara yang berbeda atau yang menawarkan sudut pandang kurang populer.
Maka itu, para peneliti berpendapat bahwa para pemimpin demokratis yang baik harus memiliki sifat-sifat spesifik seperti di bawah ini untuk bisa menjadi mediator andal:
- kejujuran
- kecerdasan (Intelegensi)
- keberanian
- kreativitas
- kompetensi
- rasa keadilan
Pada Perusahaan Apa Gaya Kepemimpinan Demokratis akan Paling Menguntungkan?
Gaya ini pada dasarnya dapat diterapkan pada semua organisasi, dari perusahaan swasta, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, hingga institusi nirlaba (nonprofit).
Namun, manajemen demokratis akan lebih cocok dan paling menguntungkan jika dipakai dalam industri seperti:
- Konten kreatif (iklan, desain, film, produk): ide-ide segar perlu mengalir di lingkungan kreatif untuk menemukan konsep dan membuat desain baru.
- Konsultasi: Diskusi terbuka dapat membantu kamu mengeksplorasi masalah secara lebih mendalam untuk menemukan solusi.
- Servis (jasa): Sebagian besar industri jasa membutuhkan pasokan ide-ide baru mengenai cara agar lebih fleksibel menghadapi tuntutan pelanggan.
- Pendidikan: Beberapa institusi pendidikan perlu terbuka terhadap ide-ide yang berbeda, baik oleh pendidik dan siswa mereka.
Gaya kepemimpinan demokratis dapat menghasilkan yang terbaik dari tim profesional dan berpengalaman.
Style ini memanfaatkan keterampilan dan bakat setiap anggota dengan membiarkan mereka berbagi pandangan, daripada sekadar mengharapkan masing-masing untuk menyesuaikan diri.
Kelebihan Gaya Kepemimpinan Demokratis
Melansir Very Well Mind, peneliti menemukan bahwa kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya yang paling efektif.
Pasalnya, cara ini meningkatkan produktivitas kerja setiap anggota secara drastis, kontribusi yang lebih baik dari anggota kelompok, dan juga peningkatan moral kelompok.
Style leadership ini mendorong kreativitas dan menghargai suara setiap anggota.
Mereka cenderung mudah berkomitmen dan terinspirasi untuk berkontribusi karena mempunyai sense of belonging dalam kelompok yang lebih kuat.
Selain itu, gaya kepemimpinan ini melibatkan penilaian umpan balik antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin dapat menilai kinerja anggotanya, begitupun sebaliknya.
Kekurangan Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis juga memiliki kekurangan.
Jalannya diskusi untuk mengambil keputusan akan berubah runyam jika setiap anggota kelompoknya tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
Dalam satu grup dengan banyak suara, bukan mustahil penyampaian ide dan pendapat akan saling tumpang tindih gaduh.
Alih-alih produktif, pemimpin jadinya harus lebih aktif berperan sebagai “wasit” untuk menengahi setiap pihak agar semua suara dapat terdengar.
Selain itu, proses pengambilan keputusan juga mungkin terhambat jika setiap anggotanya, termasuk pemimpin, tidak memiliki keterampilan problem solving yang baik.
Bukannya cepat mencapai solusi, debat kusir malah semakin memperumit dan memperpanjang diskusi.
Dalam beberapa kasus, anggota kelompok mungkin juga tidak memiliki pengetahuan atau keahlian yang diperlukan untuk memberikan kontribusi berkualitas bagi proses pengambilan keputusan.
Tips Efektif Menerapkan Kepemimpinan Demokratis
Agar meeting lancar dan produktif, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan leader dengan gaya kepemimpinan demokratis:
1. Jaga komunikasi tetap terbuka
Jika diskusi akan digelar, pastikan semua orang merasa cukup nyaman untuk menyampaikan ide-ide mereka sepanjang waktu.
Gaya kepemimpinan demokratis tumbuh subur ketika semua opsi dijabarkan langsung dan terang-terangan untuk dibahas semua orang.
2. Fokuskan topik diskusi
Sulit untuk membuat diskusi yang tidak terstruktur menjadi produktif.
Maka, sudah menjadi tugas pemimpin untuk menyeimbangkan pengeluaran ide-ide sambil tetap menjaga alur pembahasan tidak keluar dari topik.
Jika diskusi mulai menyimpang, selalu ingatkan semua anggota tentang fokus awalnya.
Pastikan untuk mencatat komentar di luar topik dan usahakan kembali membahas hal tersebut ketika waktunya tepat.
3. Siap untuk berkomitmen
Dalam gaya kepemimpinan demokratis, kamu akan dihadapkan dengan begitu banyak kemungkinan dan saran yang bisa sangat muluk dan sulit diwujudkan.
Sebagai pemimpin, kamu harus memilih mana yang menurutmu paling benar dan logis untuk dilakukan, dan pilih dengan keyakinan.
Tim kamu tergantung pada mandat yang jelas dan tidak ambigu untuk bisa berkomitmen menunaikan tugas mereka.
4. Hormati ide-ide
Kamu dan tim mungkin tidak selalu setuju dengan setiap ide. Tidak masalah.
Namun, penting bagimu sebagai pemimpin untuk menciptakan lingkungan diskusi yang sehat. Perlakukan semua ide sama berharganya untuk dipertimbangkan dan dibahas, seremeh apa pun itu.
Jika tidak, alur diskusi akan loyo dan malah terhenti sama sekali karena ada anggota yang merasa tidak dianggap.
5. Jangan minta maaf
Kamu sebaiknya berikan pengertian untuk para pihak yang idenya tidak lolos . Akan tetapi, pada akhirnya kamu memiliki alasan kuat untuk memilih solusi berbeda.
Penting bahwa keputusan akhir darimu dikomunikasikan ke anggota.
Namun, jangan meminta maaf karena memutuskan sesuatu yang sudah kamu pikirkan baik-baik.
Contoh Penerapan Gaya Kepemimpinan Demokratis
Lalu, seperti apa bentuk penerapan gaya kepemimpinan demokratis di tempat kerja? Berikut Glints berikan contoh kasusnya.
Azna adalah seorang team leader yang sedang mengerjakan sebuah proyek dengan timnya. Suatu ketika, proyek yang dikerjakan mengalami masalah dan membutuhkan penyelesaian.
Sebagai seorang team leader demokratis, Azna akan mengajak anggota timnya berdiskusi untuk mencari solusi terbaik dari masalah yang dihadapi.
Ia akan mendengarkan seluruh pendapat anggota timnya terlebih dahulu dan memastikan setiap orang menyuarakan pendapatnya.
Setelah itu, Azna akan mengambil keputusan dari hasil diskusi yang dilakukan.
Ia memastikan anggota timnya tahu tentang keputusan yang diambil dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mereka dalam mencari solusi untuk masalahnya.
Itu dia penjelasan tentang gaya kepemimpinan demokratis yang banyak diidolakan.
Kalau ingin menjadi sosok pemimpin yang digemari orang, tentu kamu harus banyak mengembangkan diri baik secara profesional maupun pribadi.
Untungnya, ada Glints ExpertClass yang siap membantumu mencapai hal tersebut.
Glints ExpertClass menawarkan kelas-kelas pengembangan diri yang dibawakan oleh para profesional dari bidangnya, memungkinkan kamu untuk terus mempelajari hal baru setiap harinya.
Tunggu apa lagi? Cari kelas pengembangan diri yang ingin diikuti dan daftarkan dirimu, sekarang juga!