Terus Jadi Tren, Ini Pengertian hingga Masa Depan dari Flat Design

Tayang 09 Okt 2021 - Dibaca 16 mnt

Ingin buat desain yang sederhana, namun tetap modern? Coba pakai gaya flat design atau desain flat, yuk!

Kalau masih asing dengan design style ini, tak perlu bingung. Glints akan menjelaskannya dalam artikel ini.

Langsung saja, yuk, simak selengkapnya!

Apa Itu Flat Design?

Creative Bloq menuliskan, flat design adalah sebuah pendekatan desain yang bersifat minimalis. 

Ciri khasnya adalah penggunaan warna cerah, desain yang clean, hingga ilustrasi yang berdimensi dua. 

Kamu bisa melihat contohnya di bawah ini:

1. two dots app dengan gaya visual sederhana venturebeat com

© Venturebeat.com

Meski minimalis, tak berarti desainmu membosankan. Warna dan kontras bisa dimainkan hingga elemen-elemen desainmu menonjol.

Baca Juga: Ada 10 Jenis Desain Grafis, Mana yang Cocok Kamu Dalami?

Contoh Penggunaan Flat Design

Sekarang, kita bahas contoh penggunaan desain flat.

1. Desain grafis

Pertama-tama, ada desain grafis. Karya infografik merupakan salah satunya.

2. penggunaan desain flat di infografik slidemodel com

© Slidemodel.com

CV kreatif juga bagian dari desain grafis flat, lho.

3. contoh cv dengan style sederhana

© Glints

2. Ilustrasi

Ada juga beragam ilustrasi yang menggunakan gaya desain flat.

4. penggunaan flat design ilustrasi sociabuzz com

© Socialbuzz.com

3. Icon

Berikut contoh penggunaan gaya desain flat untuk icon:

5. penggunaan desain flat di icon flaticon com

© Flaticon.com

4. Desain UI

Desain produk digital alias UI juga tak mau ketinggalan. Ada banyak contoh penggunaan flat design di aplikasi, ini salah satunya:

6. penggunaan tampilan ui sederhana mspoweruser com

© Mspoweruser.com

5. Animasi

Ada juga desain flat yang dirancang bergerak hingga menjadi animasi.

7. animasi dengan flat design graphicmama com

© Graphicsmama.com

Ciri dan Prinsip Flat Design

ciri dan prinsip visualisasi sederhana

© Unsplash.com

Glints sudah sempat menyinggung ciri desain flat secara sekilas. Sekarang, kita kupas dengan tuntas, yuk!

1. Teksturnya minimal

Tekstur dalam desain flat cenderung minimal. Mengutip MasterClass, drop shadow hingga gradien tak banyak dipakai.

2. Tipografinya sederhana

Menurut Designmodo, tipografi dalam desain flat sangatlah penting. Sebab, gaya desain ini terlihat sangat simpel. Kalau kamu memilih font yang kurang pas, tampilannya juga menjadi sangat kurang pas.

Coba pilih gaya huruf Sans Serif yang cenderung modern dan sederhana. Font dan desainmu akan jadi lebih serasi.

Baca Juga :  7 Kiat Sukses Menjadi UX Designer Meski Tanpa Gelar Desain

Walau begitu, mengutip Canva, bentuk huruf Serif tertentu masih bisa kamu gunakan. Pastikan desain huruf itu cukup sederhana, ya! Berikut contohnya:

8. flat design dengan huruf serif

© Screenshot

3. Pemilihan bentuk simpel

Bentuk-bentuk dalam desain flat dirancang minim detail. Tak ada pula gambaran objek yang realistis.

Baca Juga: Typeface vs Font: Berbeda atau Sama, ya?

Sejarah Flat Design

Akar flat design

Melansir UX Planet, desain flat berakar dari gaya desain Swiss. Kadang kala, ada pula yang menyebut gaya itu dengan istilah International Typographic Style atau International Style.

Ciri khas dari gaya desain Swiss adalah penggunaan:

  • font Sans-Serif
  • bentuk asimetris
  • grid

Kamu bisa melihat contohnya di bawah:

9. desain swiss style thenextweb com

© Thenextweb.com

Selain itu, desain flat dipengaruhi oleh gaya desain Bauhaus dan Modernism. Fakta ini dituliskan oleh Interaction Design Foundation.

Perkembangan penggunaan flat design

Gaya desain flat mulai populer pada 1950-1960an. Pada tahun 2006, Microsoft juga menggunakan gaya desain ini di produk digitalnya, Zune.

Zune merupakan sebuah MP3 player portabel. Tampilan software-nya clean, serta hanya menggunakan satu jenis font. Berikut tampilannya:

10. zune dengan flat design techtimes com

© Techtimes.com

Microsoft juga membawa gaya ini ke Windows Phone dan Windows 8. Ini dia tampilannya:

11. contoh flat design di windows 8 theverge com

© Theverge.com

Lalu, pada 2013 lalu, Apple meluncurkan iOS 7. Sistem operasi iPhone itu juga punya gaya yang flat dan minimalis. Berikut tampilannya:

12. ios 7 dengan flat design makemac grid id

© Makemac.grid.id

Hingga kini, desain flat terus berkembang dan dipakai oleh banyak pihak.

Plus Minus Flat Design

plus minus gaya visualisasi sederhana

© Freepik.com

Sekarang, kita bahas plus minus dari gaya visualisasi flat.

Kelebihan flat design

1. Tipografinya mudah dibaca

Mengutip Designmodo, kadang kala, penggunaan drop shadow bisa mengganggu lettering. Nah, drop shadow ini tak banyak digunakan di gaya desain yang satu ini

Otomatis, tipografimu lebih jelas dan mudah terbaca. 

2. Desainnya responsif

Idealnya, gaya desain halaman web senada dengan mobile app-mu. Inilah yang dimaksud dengan desain responsif.

Mengutip Canva, ini adalah kelebihan flat design selanjutnya. 

Baca Juga :  8 Tren Social Media Marketing 2023, Ayo Siapkan Dari Sekarang!

Dengan desain flat, desain responsif lebih mudah dibuat. Sebab, grafis yang sederhana mudah diganti ukurannya. Tak hanya itu, penempatannya juga lebih mudah disesuaikan.

Baca Juga: Tak Perlu Bingung Belajar Desain Produk, Ikuti Panduan Ini, yuk!

Kekurangan flat design

1. Adanya tantangan usability

Coba perhatikan gambar sebuah halaman web berikut.

12. contoh desain tidak flat

© Screenshot

Dalam gambar tersebut, bagian yang bisa diklik adalah:

  • tulisan “para desainer ternama”
  • tombol “kutipan tokoh lainnya”

Keduanya punya desain yang berbeda jika dibandingkan dengan teks lainnya. Ada warna, gradien, bayangan, hingga tampilan teks yang lebih mencolok.

Mengutip NNgroup, pembeda itu bisa memudahkan user saat mengunjungi web.

Inilah yang menjadi tantangan dari desain flat. Ingat, gaya desain yang satu ini minim gradien dan bayangan.

Otomatis, kamu harus berusaha lebih keras agar elemen-elemen yang clickable tampil beda, hingga memudahkan para pengguna.

2. Desain satu mirip dengan yang lain

Agar tak mudah dilupakan, tiap brand tentu ingin tampil secara unik. Sayangnya, desain yang flat cenderung lebih monoton.

Oleh karena itu, jangan lupakan penggunaan elemen yang menjadi ciri khasmu, ya.

Setelah memahami plus minus dari flat design, apakah kamu semakin yakin ingin memakainya? Jangan-jangan, masih ada beberapa hal yang harus kamu pikirkan.

Kalau iya, agar pertimbanganmu makin matang, yuk, tambah wawasanmu di kategori Design Glints Blog!

Psst, semua ilmu di sana bisa kamu dapat secara gratis. Glints juga merangkumnya dari sumber-sumber tepercaya.

Jadi, tak perlu ragu. Perluas wawasanmu di bidang desain dengan klik tombol ini:

TEMUKAN ARTIKELNYA

Masa Depan Flat Design

14. masa depan desain sederhana

© Freepik.com

Usability merupakan satu tantangan perancangan desain flat. Glints sudah sempat menjelaskan ini di atas.

Mengutip TNW, flat design 2.0 adalah solusi dari masalah ini. Gaya desain ini menyeimbangkan penampilan flat dengan usability. Teknik-teknik yang dipakai juga diprediksi menjadi masa depan flat design.

Kadang kala, ada pula yang menyebut flat design 2.0 sebagai semiflat design atau almost flat design

Salah satu ciri khas gaya desain ini adalah penggunaan bayangan. Bayangan tersebut bisa dipakai di bagian tombol atau header. Dengan begitu, kedua elemen tersebut terlihat berbeda.

Material Design dari Google sudah menerapkan gaya flat design 2.0. Ini dia tampilannya:

13. flat design google material io

© Material.io

Demikian penjelasan Glints soal gaya desain yang satu ini. Yuk, temukan artikel informatif lainnya di kategori Design Glints Blog!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait

Glints TapLoker Icon