Design Thinking: Definisi, Prinsip, Langkah, hingga Contoh Penerapannya

Diperbarui 07 Jan 2022 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Untukmu yang tengah menggeluti dunia desain produk untuk user, mungkin, design thinking adalah istilah yang sudah sering kamu dengar. Terlepas dari itu, sudahkah kamu memahami, apa itu design thinking?

    Tak hanya untuk penggiat user experiencedesign thinking ternyata juga bisa diterapkan pada bidang lain seperti bisnis.

    Lantas, bagaimana penjelasan lengkapnya? Glints telah merangkum informasinya, hanya untukmu.

    Apa Itu Design Thinking?

    apa itu design thinking

    © Freepik.com

    Pembahasan akan dimulai dari dasar, yakni menjawab pertanyaan, apa itu design thinking.

    Melansir Interactive Design Foundationdesign thinking adalah suatu proses perumusan dan pemecahan masalah yang berfokus pada manusia sebagai seorang pengguna.

    Proses ini dilakukan oleh desainer produk atau UX designer, melibatkan pencarian masalah, dan menentukan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh seorang user.

    Mengapa masalah yang tak ada perlu dicari-cari?

    Perilaku dan keinginan dari pengguna produk terus berubah dari waktu ke waktu. Sayangnya, perubahan preferensi ini tak selalu terlihat.

    Itulah mengapa, design thinking juga melibatkan pencarian masalah dan memikirkan apa yang bisa diperbaiki melalui desain.

    Dengan alasan kebutuhan pengguna yang terus berubah, perumusan dan pemecahan masalah ini adalah suatu proses yang tak henti layaknya siklus.

    Jika desain selalu disesuaikan dengan perilaku dan keinginan pengguna, produk akan selalu relevan dan fokus dengan apa yang pengguna inginkan.

    Baca Juga: UI Design Ramah Buta Warna, Mengapa Penting dan Bagaimana Membuatnya?

    Prinsip Design Thinking

    warna cv yang baik

    © Freepik.com

    Dirangkum dari Career Foundry, ada empat prinsip yang dipaparkan oleh Christoph Meinel dan Harry Leifer dari Hasso-Plattner-Institute of Design, Stanford University.

    Nah, keempat prinsip design thinking itu adalah:

    • fokus pada manusia dan kebutuhannya
    • semua masalah bersifat ambigu, dapat dipertanyakan dan ditafsirkan secara berbeda
    • aturan mendesain ulang, menjaga agar desain tetap relevan untuk kebutuhan dasar dan preferensi manusia
    • aturan tangibility, desain dibuat nyata sehingga mudah dipahami dan tak menghambat komunikasi dalam tim desainer
    Baca Juga: Tips Belajar UI UX Design yang Harus Diketahui oleh Pemula

    Langkah Design Thinking

    © Freepik.com

    Secara umum, ada lima langkah dalam menerapkan design thinking.

    Dirangkum dari Interaction Design Foundation, kelima langkah design thinking itu adalah:

    1. Empathise

    Langkah pertama yang harus dilewati adalah empathise, atau berempati kepada pengguna.

    Empati bisa dilakukan dengan cara memperhatikan mengobservasi, mengapa seseorang melakukan hal tertentu.

    Biasanya, kamu juga bisa menggunakan bantuan data untuk berempati, mengapa user-mu sebagai manusia memiliki perilaku tertentu.

    Dengan melakukan empati, kamu mengesampingkan asumsi dan biasmu dan memiliki pemahaman lebih jelas soal user.

    2. Define

    Nah, setelah menemukan data dengan cara berempati, saatnya menyusun data dan menginterpretasikannya.

    Setelah mengetahui perilaku user, kamu tentu lebih mudah menemukan masalah yang mereka hadapi.

    Ingat, pernyataan masalah ini telah didasari oleh empati sebelumnya.

    Ini akan membuat masalah yang muncul bukan datang dari preferensimu sebagai desainer, melainkan dari pengguna.

    3. Ideate

    Apabila kamu telah memahami user dan masalah yang dihadapinya, tahap selanjutnya dalam design thinking adalah ideate atau mengumpulkan ide solusi.

    Ini adalah saatnya mendiskusikan sebanyak mungkin kemungkinan solusi dari masalah yang ada.

    Ada berbagai metode mengumpulkan ide, seperti brainstormingbrainwriting, dan lain-lain.

    4. Prototype

    Setelah memahami masalah dan mengumpulkan berbagai solusi, tahap selanjutnya adalah pembuatan prototype.

    Mungkin, kamu bertanya, apa itu prototype dalam design thinking?

    Prototype adalah pembuatan model sederhana dan murah dari banyaknya alternatif solusi yang ada.

    Dengan membuat model yang nyata, akan terlihat bagaimana masalah bisa diselesaikan melalui perubahan desain yang dibuat.

    Melalui model ini, desain terbaik yang paling dapat menjawab kebutuhan user tentu bisa dipilih dari banyak pilihan model yang ada.

    5. Test

    Tahap terakhir adalah melakukan tes pada user, apakah perubahan desain dapat menjawab kebutuhan mereka?

    Setelah tahap ini selesai, siklus kembali ke nomor satu, yakni empathize, apakah perubahan desain bisa memenuhi preferensi pengguna?

    Penerapan Design Thinking

    aplikasi design thinking adalah

    © Freepik.com

    Nah, pada praktiknya, design thinking tak hanya digunakan untuk mendesain suatu produk.

    Dirangkum dari IDEOdesign thinking adalah pola pikir yang bisa menjadi suatu metode pendekatan pemecahan inovasi atau masalah yang universal.

    Pendekatan ini terpusat pada manusia dan kebutuhannya, menggunakan bantuan teknologi, serta memenuhi syarat-syarat bisnis.

    Dengan alasan ini, design thinking adalah metode yang tidak hanya sering digunakan seorang desainer, tetapi dimanfaatkan oleh profesional berbagai bidang untuk memecahkan suatu masalah.

    Fokus pada manusia dan kebutuhannya akan membuatmu menemukan perspektif baru atas pemecahan masalah.

    Ini juga sering disebut dengan thinking outside the box atau berpikir dengan cara pandang berbeda.

    Contoh Penerapan Design Thinking

    © Freepik.com

    Dari sektor kesehatan hingga teknologi, design thinking telah menginspirasi produk yang berpusat pada manusia pada berbagai bidang dan industri.

    Bahkan, sekarang ini, banyak startup dan perusahaan besar yang menggunakan metode tersebut untuk memahami kebutuhan audiens mereka dan mengungkap wawasan yang mengarah pada ide-ide inovatif.

    Nah, berikut ini adalah beberapa contoh produk dan layanan perusahaan yang dibentuk menggunakan proses design thinking.

    1. Airbnb

    Airbnb adalah salah satu perusahaan yang menerapkan design thinking dalam proses pengembangan produk mereka.

    Tim manajemen mereka percaya bahwa orang-orang ragu untuk memesan melalui platform sewa tempat tinggal karena foto-foto iklan kebanyakan memiliki resolusi yang rendah.

    Hal tersebut tidak bisa menunjukkan kepada pengguna kondisi dari tempat yang akan mereka huni.

    Sebagai solusi, mereka kini menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk membantu penyewa mengambil foto berkualitas tinggi.

    Hasilnya, pendapatan mereka berlipat ganda dan Airbnb sekarang menjadi platform online bernilai miliaran dolar untuk keperluan penginapan dan akomodasi.

    2. Uber Eats

    Contoh penerapan design thinking berikutnya adalah dari produk perusahaan raksasa Uber, yakni Uber Eats.

    Menurut Ideou, Uber ingin menciptakan produk yang dapat meringankan beban sehari-hari manusia, yaitu mencari makanan yang mereka inginkan.

    Hasilnya, perusahaan tersebut menciptakan Eats, sebuah platform pemesanan dan pengiriman makanan online di mana pelanggan bisa melihat menu, harga, dan ulasan restoran.

    Akan tetapi, Uber sadar bahwa untuk menciptakan produk yang bisa menjawab kebutuhan pelanggan di setiap kota, mereka perlu mempelajari pengalaman pekerja restoran, mitra pengiriman, dan pelanggan di aplikasi Eats.

    Akhirnya, dalam proses development Eats, desainer tim secara teratur melakukan perjalanan ke pasar yang berbeda untuk mewawancarai pengguna dan mengamati produk mereka.

    3. PillPack

    PillPack adalah contoh perusahaan lain yang menerapkan design thinking pada produk-produknya.

    Bagi banyak orang dewasa dan lansia, melacak jadwal minum obat dapat menjadi tantangan yang cukup berat dan memakan waktu.

    Akhirnya, PillPack, startup kesehatan yang diakuisisi oleh Amazon, berencana untuk membuat pengalaman tersebut menjadi lebih mudah.

    Mereka menciptakan sistem pengiriman resep ke rumah yang bisa mengatur obat-obatan ke dalam paket yang telah disortir dan mudah dibuka.

    Paket tersebut juga sudah diberi label berdasarkan tanggal dan waktu penggunaannya. Mereka pun mengirimkan paket obat langsung ke rumah pengguna aplikasi. Menarik bukan?

    4. IBM

    Contoh perusahaan terakhir yang menerapkan design thinking dalam produknya adalah IBM.

    Menurut laman Voltage Control, IBM memiliki sejumlah produk yang sifatnya open source. Dalam arti, sumbernya dapat diakses dan dimodifikasi oleh publik.

    Hal ini merupakan jawaban mereka atas kebutuhan banyak pengguna teknologi di era modern, di mana pelanggan ingin menggunakan sistem yang sifatnya lebih personal.

    Dengan meluncurkan produk-produk open source ini, IBM merasakan kenaikan sejumlah 30% pada ROI mereka di tahun 2019 silam.

    Baca Juga: Yuk Kenali Lebih Dalam Apa Itu Product Roadmap!

    Itulah penjelasan soal apa itu design thinking serta prinsip, langkah, manfaat, dan aplikasinya.

    Apabila kamu ingin menjadi seorang product designer atau pekerjaan lain yang berkaitan dengan user, pola pikir ini wajib kamu pahami, ya!

    Apabila kamu ingin mendapat lebih banyak informasi seputar dunia desain UX, kunjungi laman UX Design Glints Blog.

    Di dalamnya, tersedia pemaparan mengenai berbagai istilah, tips, dan strategi desain UX lainnya yang sudah Glints rangkum khusus untukmu.

    Menarik bukan? Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, langsung baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 12

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait