Product Designer: Apa Itu, Kualifikasi dan Skill yang Dibutuhkan
Isi Artikel
Era digital ini dengan perkembangan aplikasi-aplikasi mutakhir, terbukti membuka peluang pada profesi-profesi baru seperti product designer.
Dalam pembuatan aplikasi, product designer mungkin tak sefamilier pekerjaan lain.
Umumnya, masyarakat lebih mengenal Android atau iOS developer, quality assurance, hingga project atau product manager.
Padahal, peran ini amat penting karena berhubungan dengan apa yang akan dilihat oleh pengguna.
Di artikel ini, Glints akan menjelaskan apa itu desainer produk, deskripsi pekerjaan mereka, kualifikasi, keahlian yang dibutuhkan, hingga jenjang karier. Yuk disimak!
Apa Itu Product Designer
Product designer adalah peran yang bertanggung jawab atas pengalaman pengguna suatu aplikasi.
Meskipun biasanya terkait dengan aspek visual, tapi mereka kadang juga berperan dalam pembuatan arsitektur informasi.
Di beberapa perusahaan, peran ini disebut sebagai user experience designer, customer experience architect, dan user interface designer.
Perbedaan ini didasari oleh kebutuhan pekerjaan dan keragaman departemen dalam perusahaan tersebut. Pada umumnya, peran ini memiliki tugas yang amat penting selama pengembangan aplikasi.
Menurut Product Plan, saat fase awal desain dan konsep, mereka dapat menerjemahkan tujuan aplikasi menjadi pengalaman pengguna yang fungsional.
Pun demikian saat aplikasi tumbuh dan menambahkan lebih banyak fitur dan fungsi, mereka dapat memastikan pengalaman pengguna menjadi lebih intuitif.
Mereka juga bertugas membuat aplikasi jadi lebih efisien untuk meningkatkan kecepatan saat memuat halaman, dan lain-lain.
Deskripsi Peran Profesi Product Designer
Secara umum, desainer produk berorientasi agar bisnis perusahaan pemilik aplikasi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Untuk mendukung orientasi tersebut, mereka menggunakan desain yang telah dianalisis dan divalidasi. Menurut Novoda, berikut beberapa tugas dasar mereka.
1. Melakukan riset dan penelitian
Tujuan dari riset dan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pengguna.
Ada dua metode riset, yakni kualitatif (wawancara pengguna dan tes penggunaan) dan metode penelitian kuantitatif (data dan analitik).
Hasil dari riset dan penelitian lantas dianalisis secara terstruktur ini mengetahui apa saja hal yang bisa dibuat atau diperbaiki.
Di beberapa perusahaan, riset dan penelitian bahkan mendapat tempat khusus karena berpengaruh dalam pembuatan rencana bisnis yang baru.
2. Merencanakan fitur dalam aplikasi
Dalam beberapa kesempatan, seorang product designer berperan untuk merencanakan fitur baru.
Proses ini juga dapat dilakukan untuk menambal atau memperbaiki fitur yang sudah berjalan pada aplikasi tersebut.
Tentunya, proses ini berjalan dengan undangan pemangku kepentingan, seperti product owner atau product manager, engineer, dan business development.
Biasanya, proses ini disebut sprint planning dan berjalan dalam waktu lima hari.
3. Design thinking
Design thinking mengacu pada proses kognitif, strategis, dan praktis pada proses pembuatan desain.
Proses ini bisa dilakukan baik untuk pembuatan desain pada fitur baru atau desain pada fitur yang dikembangkan.
Proses ini dilakukan untuk membuat inovasi agar aplikasi bisa lebih baik dari yang sebelumnya.
Sementara, tujuan jangka panjang dari design thinking adalah menambah nilai aplikasi baik dalam konteks bisnis maupun sosial.
4. Membuat prototipe
Prototipe adalah cara yang digunakan untuk dengan merasakan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi.
Di prototipe, product designer akan melihat apakah desain yang dibuat sudah sesuai permintaan para pemegang keputusan.
Biasanya, proses ini digunakan untuk mengecek dua hal, yakni user journey dan interaksi, serta transisi desain.
User journey mengarah kepada apa yang bisa dilakukan oleh pengguna, sementara interaksi dan transisi lebih mengarah ke teknis desain.
Kualifikasi dan Skill yang Diperlukan
Beberapa perusahaan mensyaratkan posisi ini diisi oleh alumnus desain komunikasi visual atau teknik informatika. Namun, ada pula perusahaan-perusahaan yang tidak mengacu pada gelar pendidikan tertentu.
Sementara itu, untuk skill, ada beberapa hal yang berkaitan dengan deskripsi pekerjaan yang wajib dimiliki oleh seorang product designer. Berikut beberapa di antaranya.
1. Kemampuan desain pada product designer
Dasar untuk bekerja di posisi ini adalah kemampuan komunikasi visual.
Hal ini menjadi penting karena yang dikerjakan di sini berkaitan dengan apa yang dilihat oleh pengguna, karena mengacu pada visual.
2. Riset dan penelitian
Kemampuan ini memiliki porsi yang berbeda-beda dan tergantung pada perusahaannya.
Namun, alangkah lebih aman apabila seorang product designer memiliki dasar-dasar melakukan riset dan penelitian.
Seperti wawancara pengguna, usability testing, dan sebagainya.
3. Menciptakan prototipe produk
Setiap desain yang telah dibuat akan disajikan kepada pemegang kepentingan, seperti engineer dan product manager.
Untuk mempresentasikan desain dibutuhkan prototipe yang umumnya diperlihatkan di perangkat lunak seperti InVision atau Zeplin.
Jenjang Karier Product Designer
Karier desainer produk bermula dari junior. Membutuhkan pengalaman melakukan riset dan penelitian, desain, dan pembuatan prototipe dalam waktu dua tahun, untuk mereka bisa diangkat sebagai senior product designer.
Di posisi ini, ada dua kemungkinan jenjang karier yang bisa mereka dapatkan. Apabila mereka fokus pada riset dan penelitian serta desain, mereka mungkin saja dapat diangkat sebagai lead product designer.
Namun, apabila mereka memiliki keterampilan lain, seperti product management dan coding, mereka dapat diangkat sebagai product manager.
Nah, begitulah beberapa hal dasar yang perlu kamu tahu soal pekerjaan product designer.
Bagaimana? Tertarik bekerja di bidang ini? Jika iya, yuk cari lowongan kerja yang berkaitan dengan desain di Glints sekarang juga!