Product Designer: Apa Itu, Kualifikasi dan Skill yang Dibutuhkan

Diperbarui 24 Mar 2024 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Era digital ini dengan perkembangan aplikasi-aplikasi mutakhir, terbukti membuka peluang pada profesi-profesi baru seperti product designer.

    Dalam pembuatan aplikasi, product designer mungkin tak sefamilier pekerjaan lain.

    Umumnya, masyarakat lebih mengenal Android atau iOS developer, quality assurance, hingga project atau product manager.

    Padahal, peran ini amat penting karena berhubungan dengan apa yang akan dilihat oleh pengguna.

    Di artikel ini, Glints akan menjelaskan apa itu desainer produk, deskripsi pekerjaan mereka, kualifikasi, keahlian yang dibutuhkan, hingga jenjang karier. Yuk disimak!

    Baca Juga: Beberapa Hal yang Harus Kamu Asah untuk Menjadi UIUX

    Apa Itu Product Designer

    product designer adalah

    © Pexels.com

    Product designer adalah peran yang bertanggung jawab atas pengalaman pengguna suatu aplikasi.

    Meskipun biasanya terkait dengan aspek visual, tapi mereka kadang juga berperan dalam pembuatan arsitektur informasi.

    Di beberapa perusahaan, peran ini disebut sebagai user experience designer, customer experience architect, dan user interface designer.

    Perbedaan ini didasari oleh kebutuhan pekerjaan dan keragaman departemen dalam perusahaan tersebut. Pada umumnya, peran ini memiliki tugas yang amat penting selama pengembangan aplikasi.

    Menurut Product Plan, saat fase awal desain dan konsep, mereka dapat menerjemahkan tujuan aplikasi menjadi pengalaman pengguna yang fungsional.

    Pun demikian saat aplikasi tumbuh dan menambahkan lebih banyak fitur dan fungsi, mereka dapat memastikan pengalaman pengguna menjadi lebih intuitif.

    Mereka juga bertugas membuat aplikasi jadi lebih efisien untuk meningkatkan kecepatan saat memuat halaman, dan lain-lain.

    Deskripsi Peran Profesi Product Designer

    UX Designer

    © Pexels.com

    Secara umum, desainer produk berorientasi agar bisnis perusahaan pemilik aplikasi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

    Untuk mendukung orientasi tersebut, mereka menggunakan desain yang telah dianalisis dan divalidasi. Menurut Novoda, berikut beberapa tugas dasar mereka.

    1. Melakukan riset dan penelitian

    product designer adalah

    © Pexels.com

    Tujuan dari riset dan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pengguna.

    Ada dua metode riset, yakni kualitatif (wawancara pengguna dan tes penggunaan) dan metode penelitian kuantitatif (data dan analitik).

    Hasil dari riset dan penelitian lantas dianalisis secara terstruktur ini mengetahui apa saja hal yang bisa dibuat atau diperbaiki.

    Di beberapa perusahaan, riset dan penelitian bahkan mendapat tempat khusus karena berpengaruh dalam pembuatan rencana bisnis yang baru.

    2. Merencanakan fitur dalam aplikasi

    Product Design Planning

    © Pexels.com

    Dalam beberapa kesempatan, seorang product designer berperan untuk merencanakan fitur baru.

    Proses ini juga dapat dilakukan untuk menambal atau memperbaiki fitur yang sudah berjalan pada aplikasi tersebut.

    Tentunya, proses ini berjalan dengan undangan pemangku kepentingan, seperti product owner atau product manager, engineer, dan business development.

    Biasanya, proses ini disebut sprint planning dan berjalan dalam waktu lima hari.

    3. Design thinking

    Lamaran Product Designer

    © Burst.Shopify.com

    Design thinking mengacu pada proses kognitif, strategis, dan praktis pada proses pembuatan desain.

    Proses ini bisa dilakukan baik untuk pembuatan desain pada fitur baru atau desain pada fitur yang dikembangkan.

    Proses ini dilakukan untuk membuat inovasi agar aplikasi bisa lebih baik dari yang sebelumnya.

    Sementara, tujuan jangka panjang dari design thinking adalah menambah nilai aplikasi baik dalam konteks bisnis maupun sosial. 

    4. Membuat prototipe

    Flowchart Penjualan

    © Pexels.com

    Prototipe adalah cara yang digunakan untuk dengan merasakan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi.

    Di prototipe, product designer akan melihat apakah desain yang dibuat sudah sesuai permintaan para pemegang keputusan.

    Biasanya, proses ini digunakan untuk mengecek dua hal, yakni user journey dan interaksi, serta transisi desain.

    User journey mengarah kepada apa yang bisa dilakukan oleh pengguna, sementara interaksi dan transisi lebih mengarah ke teknis desain.

    Baca Juga: 9 Kursus Desain Grafis Online bagi Kamu yang Masih Pemula

    Kualifikasi dan Skill yang Diperlukan

    Flowchart Marketing

    © Pexels.com

    Beberapa perusahaan mensyaratkan posisi ini diisi oleh alumnus desain komunikasi visual atau teknik informatika. Namun, ada pula perusahaan-perusahaan yang tidak mengacu pada gelar pendidikan tertentu. 

    Sementara itu, untuk skill, ada beberapa hal yang berkaitan dengan deskripsi pekerjaan yang wajib dimiliki oleh seorang product designer. Berikut beberapa di antaranya.

    1. Kemampuan desain pada product designer

    Desain

    © Pixabay.com

    Dasar untuk bekerja di posisi ini adalah kemampuan komunikasi visual.

    Hal ini menjadi penting karena yang dikerjakan di sini berkaitan dengan apa yang dilihat oleh pengguna, karena mengacu pada visual.

    2. Riset dan penelitian

    Riset Product Design

    © Pixabay.com

    Kemampuan ini memiliki porsi yang berbeda-beda dan tergantung pada perusahaannya.

    Namun, alangkah lebih aman apabila seorang product designer memiliki dasar-dasar melakukan riset dan penelitian.

    Seperti wawancara pengguna, usability testing, dan sebagainya.

    3. Menciptakan prototipe produk

    Prototipe Produk

    © Pexels.com

    Setiap desain yang telah dibuat akan disajikan kepada pemegang kepentingan, seperti engineer dan product manager.

    Untuk mempresentasikan desain dibutuhkan prototipe yang umumnya diperlihatkan di perangkat lunak seperti InVision atau Zeplin.

    Baca Juga: Game Designer: Apa Itu, Tanggung Jawab, Skill dan Kualifikasinya

    Jenjang Karier Product Designer

    Product Designer Presentation

    © Pexels.com

    Karier desainer produk bermula dari junior. Membutuhkan pengalaman melakukan riset dan penelitian, desain, dan pembuatan prototipe dalam waktu dua tahun, untuk mereka bisa diangkat sebagai senior product designer.

    Di posisi ini, ada dua kemungkinan jenjang karier yang bisa mereka dapatkan. Apabila mereka fokus pada riset dan penelitian serta desain, mereka mungkin saja dapat diangkat sebagai lead product designer.

    Namun, apabila mereka memiliki keterampilan lain, seperti product management dan coding, mereka dapat diangkat sebagai product manager

    Nah, begitulah beberapa hal dasar yang perlu kamu tahu soal pekerjaan product designer.

    Bagaimana? Tertarik bekerja di bidang ini? Jika iya, yuk cari lowongan kerja yang berkaitan dengan desain di Glints sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.1 / 5. Jumlah vote: 11

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait