Defense Mechanisms: Pengertian, Contoh, dan Cara Kerjanya

Tayang 25 Feb 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Saat menerima kabar bahwa kamu tidak mendapat promosi atau ditugaskan presentasi oleh atasan, alam bawah sadarmu akan bekerja keras untuk mengelola kecemasan yang muncul. Nah itu adalah bentuk defense mechanisms.

    Sering disebut juga sebagai mekanisme defensif, strategi psikologis ini digunakan untuk mengelola pikiran dan perasaan yang tidak enak. 

    Ada banyak tipe dari mekanisme defensif yang bekerja untuk melindungimu dari kecemasan.

    Nah, yuk, simak apa itu defense mechanisms dan bagaimana cara kerjanya di bawah ini! 

    Pengertian Defense Mechanisms

    Dikutip dari Very Well Mind, defense mechanisms adalah respons bawah sadar yang melindungi orang dari perasaan cemas, hal yang mengancam self-esteem, dan hal-hal yang tidak ingin dipikirkan atau dihadapi.

    Medical News Today mengatakan bahwa kamu tidak akan menyadari jika sedang melakukan mekanisme ini.

    Healthline menjelaskan, istilah dan ide tentang defense mechanisms ini datang dari teori psikoanalitik, sebuah perspektif psikologi yang melihat kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen: id (kebutuhan dasar), ego, dan super-ego.

    Adanya strategi ini akan membantu kamu untuk memberimu jarak dengan perasaan yang mengancam atau tidak nyaman yang selalu dihindari.

    Baca Juga: Generalized Anxiety Disorder: Arti dan Tips Menghadapinya

    Contoh Defense Mechanisms

    Ada banyak mekanisme defensif yang telah teridentifikasi. Namun, secara umum berikut adalah contoh defense mechanisms:

    1. Denial/penyangkalan

    Denial adalah salah satu defense mechanisms yang paling sering dilakukan orang-orang dan kamu mungkin salah satunya.

    Penyangkalan terjadi saat kamu menolak sebuah realita atau fakta. 

    Dalam masa denial, kamu menutup akses internal dan eksternal untuk menghindari kemungkinan serta halangan yang mungkin terjadi.

    2. Displacement/pemindahan

    Jika kamu pernah melampiaskan kekesalan pada barang atau teman, keluarga, serta pasangan, berarti kamu sudah mengalami displacement

    Displacement atau pemindahan adalah kondisi saat kamu mengeluarkan rasa frustasi, kekesalan, dan kemarahan pada objek atau orang yang tidak mengancam.

    3. Repression/pengekangan 

    Represi atau pengekangan adalah bentuk mekanisme defensif di mana pikiran buruk, ingatan menyakitkan, dan keyakinan irasional bisa membuat kamu kesal.

    Orang yang menggunakan represi sebagai mekanisme defensif juga secara tidak sadar biasanya menyembunyikan perasaan tersebut dengan harapan bisa melupakannya.

    Contohnya, masa kecil seseorang kurang baik dengan keluarga dan orang tua.

    Maka, ia akan dengan mudah menghindari hubungan yang dirasa akan memberikannya pengalaman kurang baik seperti saat kecil.

    4. Suppression/penekanan

    Secara tidak sadar kamu mungkin akan menekan atau menghindari informasi yang tidak kamu inginkan. Hal ini dikenal dengan supresi/penekanan. 

    Dalam banyak kasus, jika kamu melakukan suppression justru akan ada rasa cemas yang mengikutimu.

    Mungkin hal tersebut akan hilang sementara, tapi bisa muncul lagi kapan saja. 

    Baca Juga: Afirmasi untuk Anxiety atau Rasa Cemas: Cara dan Contoh Kalimat

    5. Sublimation/pengalihan

    Strategi defense mechanisms satu ini adalah yang paling matang dan positif.

    Sublimation atau pengalihan adalah saat seseorang memilih untuk mengarahkan emosi atau perasaan tidak enak ke aktivitas atau objek yang sesuai dan aman.

    6. Projection/proyeksi

    Proyeksi adalah mekanisme defensif yang mengambil kualitas atau perasaan yang tidak dapat kamu terima dan dihubungkan dengan orang lain. 

    Misalnya, saat kamu punya impresi buruk dan tidak menyukai karyawan baru di kantor, kamu mungkin akan mempercayai bahwa ia juga otomatis tidak menyukaimu.

    Mulai saat itu, apapun yang dikatakan atau perbuatannya dari karyawan baru akan jadi terlihat buruk di matamu. 

    7. Regression

    Beberapa orang yang merasa terancam dan cemas biasanya akan mencari jalan keluar dengan kembali pada fase awal perkembangannya.

    Pada orang dewasa regresi bisa terjadi saat ada tindakan seperti mengonsumsi makanan kesukaan atau comfort food secara berlebihan dan menghindari rutinitas karena merasa kewalahan.

    8. Rationalization/rasionalisasi

    Beberapa orang sering melakukan rasionalisasi atas hal tidak mengenakan yang terjadi dengan membuat ‘fakta’ yang dipercaya sendiri.

    Hal ini biasanya dilakukan agar mereka merasa nyaman dengan pilihan atau keputusan yang telah dibuat, walaupun mereka tahu hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

    Contohnya, saat kamu tidak mendapatkan promosi di kantor, kamu akan meyakinkan diri bahwa kamu sebenarnya tidak menginginkan promosi tersebut.

    9. Reaction formation/pembentukan reaksi

    Orang-orang yang menggunakan defense mechanisms ini sadar dengan apa yang dirasakan, namun memilih untuk bertindak sebaliknya.

    Contohnya, saat kamu merasa tidak senang dan marah, kamu tidak mengungkapkannya karena merasa tidak baik mengungkapkan emosi negatif. 

    10. Intellectualization/intelektualisasi

    Saat seseorang dihadapkan dengan situasi yang tidak enak, mereka memilih untuk menghilangkan semua perasaan dan fokus pada hal-hal yang nyata dan bisa dikontrol.

    Misalkan, saat kamu tidak mendapatkan promosi, mungkin kamu akan memilih untuk tidak lama-lama bersedih dan fokus pada pengembangan diri untuk promosi berikutnya.

    Cara Kerja Defense Mechanisms

    Mekanisme defensif membantumu untuk menghadapi kecemasan yang timbul karena konflik antara keinginan dan realita.

    Kecemasan atau anxiety adalah sesuatu yang cenderung dihindari oleh banyak orang dan dianggap sebagai sinyal ada sesuatu yang salah. 

    Sebagai hasilnya, egomu membangun defense mechanisms atau respons yang mengurangi perasaan cemas tersebut. 

    Nah, itulah yang kemudian membentuk mekanisme defensif yang secara tidak sadar kamu lakukan.

    Baca Juga: Jangan Sampai Ganggu Mental, Kelola Stresmu dengan Trik-Trik Ini

    Itu dia informasi seputar defense mechanisms yang Glints rangkum untuk kamu.

    Hal yang perlu kamu ingat adalah defense mechanisms bisa menjadi hal yang baik dan buruk. 

    Jika kamu mulai mengidentifikasi adanya penggunaan mekanisme defensif secara berlebihan, segera lakukan konsultasi ke profesional untuk menjaga kesehatan mentalmu.

    Selain informasi di atas, Glints juga telah merangkum berbagai informasi seputar kesehatan mental hingga fisik pekerja lainnya untuk kamu.

    Yuk, klik tombol di bawah untuk temukan dan membaca ragam artikel lainnya secara gratis.

    BACA ARTIKELNYA

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 12

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait