Lakukan 7 Kebiasaan Ini untuk Melindungi Diri dari Hacker
Memastikan keamanan digital adalah hal penting, oleh karena itu kamu harus menerapkan kebiasaan-kebiasaan untuk melindungi diri dari hacker.
Dikutip dari Nektony, kamu tidak boleh merasa aman hanya karena strong password untuk berbagai akun media sosial.
Terlebih, masalah keamanan data pribadi masih sering jadi sasaran serangan hacker tak bertanggung jawab.
Nah, kebiasaan-kebiasaan dari Glints berikut akan membantumu melindungi diri dari hacker!
Isi Artikel
7 Kebiasaan untuk Melindungi Diri dari Hacker
Dalam zaman serba digital, justru keamanan data di internet masih dalam level rendah.
Makanya, lebih baik dilakukan tindakan pencegahan agar kamu dapat menghindari kejahatan cyber.
1. Jadi individu yang lebih waswas
Rachel Tobac, seorang white hacker dan CEO dari SocialProof Security menyebut kebiasaan ini sebagai politely paranoid.
Dikutip dari Zapier, istilah dipakai untuk menyebut keadaan tetap waspada pada kemungkinan terjadinya hacking.
Banyak kasus hacking yang terjadi karena interaksi sederhana seperti sebuah panggilan telepon dari nomor tidak dikenal, email, bahkan percakapan secara langsung.
Beberapa orang mungkin akan berpikir sikap politely paranoid ini sebagai kecurigaan berlebih.
Namun, hal tersebut berbeda, kok. Tindakan ini bermaksud untuk lebih waspada dan melindungi diri dari dampak interaksi yang kamu lakukan.
Level hacker yang lebih mahir, atau sering disebut social engineering hacker akan mencari tahu hal tentangmu dari unggahanmu di internet dan mengumpulkan informasi sebelum bertindak.
Oleh karena itu, dengan menerapkan politely paranoid, kamu akan lebih waswas dan berhati-hati dalam bereaksi terhadap pesan, email, telepon, serta informasi yang terlihat mencurigakan.
2. Jangan sembarangan klik link
Informasi yang disebarkan secara luas dengan beragam platform biasanya disertakan dengan link.
Ragam akun profesional yang resmi pun menggunakan link untuk memberikan panduan atau CTA ke user.
Namun, Chubb mengingatkanmu untuk tetap skeptis dengan link di sebuah pesan atau bahkan lampiran dari email.
Secara alami, saat ini mungkin kamu akan lebih mudah percaya dengan alamat atau nama website yang terlihat meyakinkan.
Namun, hal tersebut juga harus kamu waspadai karena biasanya isi website-nya malah yang akan membahayakanmu.
Modus hacker bermacam-macam dan bahkan sampai ada yang membuat website dengan tampilan bagus juga meyakinkan.
Tetap terapkan kewaspadaan dan baca secara detail dan cek sumber informasi tersebut berasal.
3. Buatlah kata sandi yang kuat
Pasti kata sandi atau password adalah sesuatu yang mudah kamu ingat atau dekat dengan dirimu.
Alhasil, kamu pun merangkai password menggunakan informasi-informasi yang mudah ditemukan di internet.
Apalagi di media sosial yang biasanya mewajibkanmu mengisi biodata secara lengkap dan juga tempat berbagi banyak hal.
Jadi hacker dapat melakukan prediksi mudah untuk menembus password-mu.
Maka, buatlah password dari kata-kata yang tidak mudah tertebak, namun tetap masuk akal.
Tambahan angka atau simbol juga akan lebih baik untuk kata sandi.
4. Memiliki salinan backup codes
Saat ini, Google tidak hanya mengandalkan kode autentikasi dua faktor. Mereka memperkenalkan backup codes untuk kamu yang mau login akun di website maupun smartphone.
Nah, backup codes tersebut dibuat dan disimpan untuk membantumu membuka akunmu kembali saat terjadi serangan hacker suatu saat nanti.
Maka, lebih baik untuk menyimpan kode tersebut di external drive (harddisk) atau menggunakan aplikasi password manager.
5. Cek aplikasi yang terhubung
Integrasi antar aplikasi memang memudahkanmu dalam beraktivitas, tapi kamu tetap perlu lebih memerhatikannya.
Ada beberapa aplikasi yang sebenarnya tidak terlalu memerlukan integrasi dan kamu bisa mencabut izinya.
Terapkan kebiasaan untuk selalu memeriksa integrasi dan izin antar aplikasi, hal ini akan membantu melindungi dari hacker.
6. Ketahui dengan jelas perangkat yang kamu gunakan
Baik untuk kepentingan kerja atau kehidupan pribadi, mungkin kamu memiliki beberapa aplikasi yang sering dipakai.
Mungkin ragam produk Google (Gmail, YouTube, hingga Docs atau Sheets) dan aplikasi media sosial atau hiburan (Netflix, Instagram, hingga WhatsApp) adalah yang paling sering kamu pakai.
Nah, aplikasi-aplikasi tersebut pastinya berisi informasi tentang kamu, seperti biodata hingga dari mana dan melalui perangkat apa akunmu diakses serta riwayat masuk akun.
Dengan informasi-informasi tersebut, hacker dapat menyerangmu, lho. Makanya, periksa keamanan akses akunmu secara reguler.
Jika kamu menemukan aktivitas aneh seperti lokasi login yang berbeda dari biasanya hingga perangkat yang bukan milikmu, maka kamu harus langsung melakukan pengganti password.
7. Update sistem operasional dan software
Jika kamu bukan tipe orang yang suka menghidupkan auto-update, cobalah untuk ubah pengaturan menjadi update notifications.
Walaupun tidak langsung dilakukan pembaruan, tapi setidaknya kamu tahu kapan pembaruan tersebut dibutuhkan.
Banyak kasus hacking terjadi dan hacker bisa mengakses data karena tidak adanya pembaruan pada sistem operasional dan software.
Maka, meskipun lama atau biasanya memakan banyak kuota, tetap lakukan update sistem operasi dan aplikasi di perangkatmu.
Itulah beberapa kebiasaan yang bisa melindungi diri dari hacker.
Kebiasaan-kebiasaan di atas hanya dipakai untuk pencegahan, ya. Jika akunmu terkena hack, maka segera lakukan pemblokiran, seperti pada aplikasi perbankan, e-commerce dan media sosial.
Menghindari hacking bukan hanya tentang menggunakan alat keamanan yang bagus tapi juga menerapkan kebiasaan untuk mencegahnya.
Yuk, klik tombol di bawah ini untuk pelajari lebih jauh serba-serbi cyber security yang bisa meningkatkan kewaspadaanmu.