Pelajari Brand Refresh, Strategi Segarkan Merek Tanpa Repot
Isi Artikel
Saat tujuan perusahaan berubah, kamu tak perlu melakukan rebranding besar-besaran, lho. Coba lakukan brand refresh saja.
Masih asing dengan istilah yang satu ini? Tenang, Glints akan mengupasnya secara tuntas dalam artikel ini.
Yuk, simak penjelasannya!
Apa Itu Brand Refresh?
Mengutip SketchDeck, brand refresh atau penyegaran merek adalah pengubahan sedikit komponen branding-mu. Kompenen itu bisa berupa elemen visual, tetapi bisa pula berupa suara.
Beberapa contohnya adalah:
- penggantian logo
- pengubahan color palette
- eksperimen penggunaan font baru
- penyesuaian tagline
- dan lain-lain
Brand Refresh vs Rebranding
Sekilas, brand refresh memang mirip dengan rebranding. Akan tetapi, keduanya punya makna yang berbeda.
Menurut Templafy, rebranding adalah pengubahan wajah merek secara keseluruhan. Komponen yang berganti di antaranya:
- brand identity
- brand story
- elemen visual brand
Sementara itu, penyegaran merek hanyalah pengubahan sedikit wajah brand, seperti penggantian logo atau pengubahan tagline. Glints sudah menjelaskan hal ini di atas.
Kalau kamu tertarik mempelajari rebranding lebih lanjut, Glints punya penjelasan lengkapnya. Untuk membacanya, klik tombol di bawah ini sekarang juga:
Contoh Brand Refresh
Sekarang, kita bahas contoh brand refresh yang pernah dilakukan oleh berbagai perusahaan.
1. Google
Melansir The Verge, dari tahun ke tahun, Google beberapa kali mengubah logo mereka. Akan tetapi, perubahan itu hanya terjadi sedikit demi sedikit. Inilah salah satu contoh brand refresh.
Per artikel ini terbit, pembaruan logo Google terakhir dilakukan pada 2015 lalu. Mengutip Google Design, pembaruan itu terjadi karena perubahan gadget yang dipakai banyak orang.
Dulu, kamu harus mengakses Google lewat komputer. Sekarang, sudah ada tablet, HP, bahkan smartwatch yang layarnya lebih kecil.
Itulah mengapa, Google menyederhanakan logo mereka. Harapannya, tampilan minimalis itu lebih nyaman dilihat di berbagai ukuran layar gadget.
2. Microsoft
Tak hanya Google, Microsoft juga terus-menerus mengubah logo mereka. Pengubahan logo terakhir terjadi pada tahun 2012.
Di logo terbarunya, raksasa teknologi itu menambahkan simbol berupa empat persegi yang digabung menjadi satu.
Mengutip Microsoft, simbol itu menggambarkan produk-produk Microsoft yang sangat beragam.
Kapan Brand Refresh Harus Dilakukan?
Sekarang, kita bahas beberapa skenario yang bisa mendorong penyegaran merek.
1. Bergesernya posisimu di pasar
Segmen pasarmu berubah? Forbes menuliskan, ini bisa menjadi salah satu alasan brand refresh. Sebab, penyegaran merek bisa menyukseskan perubahan segmen pasar itu.
Misalnya, kamu awalnya menawarkan layanan konseling kesehatan mental untuk masyarakat umum. Akan tetapi, kamu juga menjual layanan konseling untuk para karyawan.
Seiring berjalannya waktu, layanan konseling karyawanmu lebih sukses. Kamu akhirnya menutup lini bisnis konseling untuk masyarakat umum.
Segmen pasarmu pun bergeser. Kamu akhirnya menyesuaikan tampilan logo dengan audiens baru. Harapannya, logo baru tersebut lebih cocok dengan para karyawan profesional.
2. Bergantinya tren
Bergantinya tren juga bisa menjadi latar belakang brand refresh. Dengan begitu, merekmu bisa terus relevan dengan perkembangan zaman.
Sebelumnya, Glints sudah menjelaskan perubahan logo Google yang terakhir. Logo itu disederhanakan karena makin beragamnya gadget yang dipakai masyarakat.
Itulah salah satu contoh penyegaran merek karena tren.
3. Brand-mu dan kompetitor tak beda jauh
Menurut Inkbot Design, branding adalah usaha membuat merekmu unik. Dengan begitu, kamu bisa tampil beda jika dibandingkan dengan kompetitor.
Kalau brand-mu makin mirip dengan yang lain, coba lakukan penyegaran. Kamu jadi bisa menampilkan unsur beda kepada para audiens.
Tips Brand Refresh
Sekarang, kita bahas berbagai trik melakukan penyegaran merek.
1. Pastikan alasanmu melakukan brand refresh
Pertama-tama, pastikan dulu alasanmu menyegarkan merek. Apakah karena pergantian posisi di pasar, tren, atau malah kompetitor? Ini akan membantumu memilih identitas yang ingin di-refresh.
Misalnya, kamu ingin melakukan penyegaran merek untuk mengikuti tren. Nah, sekarang, evaluasi logo, font, hingga corak warnamu.
Di antara ketiga identitas di atas, manakah yang kurang sesuai dengan tren? Identitas itulah yang harus kamu segarkan.
2. Perhatikan waktu eksekusi
Saat hasil penyegaran diluncurkan, kamu tentu ingin semua mata tertuju pada brand-mu. Itulah mengapa, mengutip MOO, timing penyegaran merek sangat penting.
Misalnya, kamu berencana meluncurkan fitur aplikasi baru pada bulan depan. Nah, coba pamerkan hasil penyegaran merekmu secara bersamaan.
Strategi itu bisa memusatkan perhatian audiens padamu. Brand refresh pun bisa berjalan maksimal.
Demikian penjelasan Glints soal penyegaran merek. Yuk, pelajari topik lainnya terkait branding di Glints Blog! Klik di sini, ya.