• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Bidang Profesi
  • Business Dev & Sales

Rebranding, Usaha Perusahaan untuk Bertahan dari Bisnis Kompetitor

Diperbarui 13 Des 2020 - Dibaca 11 mnt
Maulana Adieb A passionate Content Writer who studied Indonesian literature and enjoys learning about SEO.

Isi Artikel

    Setiap perusahaan selalu mempunyai strateginya masing-masing dalam meningkatkan penjualan. Rebranding adalah salah satu strategi khusus yang dilakukan perusahaan guna bertahan dalam persaingan bisnis.

    Tak bisa dimungkiri, semakin ke sini semakin banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan. 

    Fenomena tersebut membuat perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi serta pembaruan terhadap bisnisnya.

    Sadar atau tidak, rebranding jadi senjata khusus yang dilakukan perusahaan agar tampilan bisnisnya terlihat baru guna memikat daya tarik konsumen.

    Nah, sebenarnya apa, sih, rebranding itu? Mengapa hal tersebut penting dilakukan? Bagaimana cara memaksimalkannya untuk bisnis perusahaan?

    Terkait hal tersebut, Glints akan menjelaskannya secara lengkap melalui artikel ini.

    Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

    Apa Itu Rebranding?

    rebranding adalah

    © Freepik.com

    Sebelum melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian rebranding.

    Dilansir dari Market Business News, rebranding adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk mengubah citranya, entah itu dari segi logo, nama, simbol, atau bahkan semua aspek tersebut.

    Tujuannya untuk membuat konsumen semakin tertarik terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

    Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas, rebranding dilakukan untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu.

    Secara garis besar, perusahaan yang melakukan proses branding ulang mempunyai dua keinginan yaitu untuk:

    • menciptakan citra baru agar menonjol di tengah-tengah maraknya kompetitor
    • terhubung kembali dengan konsumen mereka

    Meskipun rebranding terdengar sangat menjanjikan bagi perusahaan, tetap saja kamu harus berhati-hati dalam menerapkannya.

    Sebab, dilansir dari The Economic Times, ada kemungkinan konsumen justru tidak suka dengan tampilan baru dari bisnismu. 

    Pada akhirnya, mereka akan meninggalkan bisnismu dan beralih kepada perusahaan lain.

    Oleh karena itu, branding ulang harus dilakukan dengan cerdas serta berdasarkan riset yang telah dilakukan.

    Baca Juga: Perhatikan Perbedaan Marketing dan Branding Demi Kemajuan Bisnismu

    Jenis-Jenis Rebranding

    rebranding

    © Pexels.com

    Melansir dari Market Business News, ada dua jenis rebranding yang perlu kamu ketahui:

    1. Proaktif

    Dalam praktiknya, proaktif dilakukan ketika perusahaan menyadari bahwa ada peluang tumbuh bagi bisnisnya ketika melakukan branding ulang.

    Alasan perusahaan melakukan rebranding jenis proaktif pun bermacam-macam. 

    Mereka melihat ada target pasar baru yang bisa dijangkau, menjaga hubungan dengan pelanggan, atau hanya sekadar ingin berinovasi saja.

    Pada intinya, lewat jenis branding ulang ini perusahaan melihat ada kesempatan yang bisa diambil agar bisnisnya semakin berkembang ke depannya.

    2. Reaktif

    Reaktif dilakukan ketika brand berada di dalam situasi di mana sudah tidak bisa dilanjutkan atau diubah total.

    Hal tersebut mungkin dilakukan dengan alasan, seperti perusahaan merger dan akuisisi, masalah hukum, atau ingin menciptakan target pasar yang lain.

    Kelebihan dan Kekurangan Rebranding

    © Freepik.com

    Di atas kertas, rebranding adalah kegiatan yang bisa diibaratkan seperti dua mata pisau, bisa menguntungkan atau justru merugikan perusahaan.

    Nah, oleh karena itu, kamu harus mempertimbangkan dengan baik saat melakukan kegiatan ini.

    Agar lebih jelas, kira-kira berikut ada kelebihan dan kekurangan dalam melakukan branding ulang.

    Kelebihan

    Salah satu keuntungan terbesar dari rebranding adalah perusahaan berpotensi lebih menonjol dengan kompetitor.

    Hal itu berlaku dengan catatan, branding ulang dilakukan berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh perusahaan.

    Selain itu, dilansir dari Small Business, rebranding membantumu untuk membangun cerita di balik brand yang sudah dibangun.

    Ini akan membuat konsumen lama akan semakin terikat dengan brand-mu apabila cerita yang diusung menarik untuk diikuti.

    Kekurangan

    Perusahaan akan menanggung risiko yang sangat besar jika rebranding-nya tidak berjalan optimal.

    Dilansir dari The Logo Creative, salah satu risikonya adalah perusahaan dapat kehilangan customer loyalty atau kesetiaan pelanggan.

    Lalu, bagaimana caranya agar tidak kehilangan hal tersebut saat branding ulang?

    Pastikan kamu benar-benar memahami pelangganmu sebelum melakukan rebranding. Lakukan survei konsumen untuk mengetahui pandangan mereka terhadap bisnismu.

    Baca Juga: Mengenal Brand Trust, Salah Satu Kunci Buat Pelanggan Setia

    Strategi Melakukan Rebranding

    rebranding

    © Freepik.com

    Jika merunut penjelasan-penjelasan sebelumnya, tampaknya kita memang harus berhati-hati dalam melakukan rebranding.

    Pasalnya, salah langkah sedikit saja, otomatis ini akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi bisnis perusahaan.

    Nah, agar tidak salah dalam melakukannya, Glints akan memberikan beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:

    1. Identifikasi strategi rebranding

    Melansir dari Hubspot, langkah terbaik melakukan rebranding adalah mengidentifikasi strateginya terlebih dahulu. Tentukan apakah brand-mu memerlukan rebranding parsial atau total.

    Apa perbedaannya antara parsial dan total?

    Parsial lebih fokus kepada perubahan brand yang dilakukan sebagian saja. Sementara total sudah pasti perubahan yang dilakukan secara menyeluruh.

    Apabila kamu hanya butuh melakukan perubahan logo dan tagline saja, perubahan parsial dapat kamu jadikan sebagai opsi.

    Sebaliknya, apabila perubahan yang kamu lakukan mencangkup identitas, visi dan misi, serta nilai perusahaan, otomatis perubahan total dipilih sebagai strategi.

    2. Bangun pasar dan audiens

    Riset pasar dan konsumen jadi salah satu strategi yang harus dilakukan saat melakukan rebranding.

    Hal tersebut akan membantumu untuk mengetahui target pasar yang tepat saat.

    Di sisi lain, riset konsumen perlu dilakukan untuk mempertahankan customer loyalty serta meraup pelanggan baru yang lebih banyak lagi ke depannya.

    3. Riset perusahaan kompetitor

    Seperti yang disebutkan di awal, salah satu tujuan dilakukannya rebranding adalah agar terlihat lebih menonjol dari kompetitor.

    Oleh karena itu, jangan lupa untuk melakukan riset kompetitor. Temukan apa kelebihan dan kelemahan produknya, bagaimana cara mereka memasarkannya, dan target pasarnya.

    Dengan begitu, kamu dapat menemukan celah untuk masuk ke dalam pasar kompetitor dan mengalahkannya saat branding ulang.

    Baca Juga: Corporate Branding: Strategi Jitu Perusahaan untuk Tumbangkan Kompetisi di Pasar

    Demikian penjelasan mengenai rebranding beserta strategi yang harus diperhatikan oleh perusahaan saat menerapkannya.

    Lakukan kegiatan ini dengan maksimal. Jangan sampai branding ulang yang kamu lakukan gagal total. Sebab, hal tersebut berpotensi membuat perusahaan dalam bahaya.

    Untuk meminimalisasi kemungkinan seperti itu, Glints mempunyai beragam informasi seputar dunia bisnis yang bisa kamu nikmati agar dapat mengembangkan bisnis dengan baik.

    Kamu bisa mendapatkannya secara gratis dengan berlangganan newsletter blog Glints sekarang juga.

    Selain informasi dan tips dunia bisnis, masih ada informasi menarik lainnya yang menunggumu, seperti marketing, dunia kerja, hingga startup.

    Jangan ragu-ragu lagi, yuk, buat akunmu sekarang juga dan dapatkan informasi penting lainnya!

    • What is rebranding? Definition and examples
    • Definition of 'Rebranding'
    • The pros and cons of rebranding your business
    • The Risks That Come With Rebranding
    • The Ultimate Guide to Successfully Rebranding in 2020

    beginner branding business development rebranding

    Comments are closed.

    Artikel Terkait

    • Dunia Kerja 5 Tips Kembali Produktif setelah Long Weekend Untukmu

      Maulana Adieb 30 Des 2021
    • Mengawali Karier 10 Startup Unicorn Indonesia, Siapa Saja yang Masuk Daftar Ini?

      Maulana Adieb 28 Des 2021
    • Dunia Kerja 6 Tips Melupakan Pekerjaan saat Liburan agar Kamu Tetap Tenang

      Maulana Adieb 23 Des 2021
    • Dunia Kerja 10 Hadiah untuk Acara Tukar Kado Natal dan Tahun Baru di Kantor

      Maulana Adieb 22 Des 2021
    Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
    Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
    Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
    Kategori Topik
    • Tips Karier
    • Bidang Profesi
    • Konten Eksklusif
    • Kabar Glints
    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • LinkedIn
    Solusi Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community

    • Blog
      • Bidang Profesi
        • Marketing
        • Tech & Data
        • Media & Communications
        • Business Dev & Sales
        • Product
        • Design
      • Tips Karier
        • Mengawali Karier
        • Dunia Kerja
      • Konten Eksklusif
        • Artikel Expert
        • Panduan
        • Laporan
      • Dari Glints
        • Panduan Komunitas & Konten
        • Campaign Berlangsung
        • Kabar Produk
        • Kabar Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community



    • Bidang Profesi
    • Business Dev & Sales

    Rebranding, Usaha Perusahaan untuk Bertahan dari Bisnis Kompetitor

    Diperbarui 13 Des 2020 - Dibaca 11 mnt
    Maulana Adieb A passionate Content Writer who studied Indonesian literature and enjoys learning about SEO.

    Isi Artikel

      Setiap perusahaan selalu mempunyai strateginya masing-masing dalam meningkatkan penjualan. Rebranding adalah salah satu strategi khusus yang dilakukan perusahaan guna bertahan dalam persaingan bisnis.

      Tak bisa dimungkiri, semakin ke sini semakin banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan. 

      Fenomena tersebut membuat perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi serta pembaruan terhadap bisnisnya.

      Sadar atau tidak, rebranding jadi senjata khusus yang dilakukan perusahaan agar tampilan bisnisnya terlihat baru guna memikat daya tarik konsumen.

      Nah, sebenarnya apa, sih, rebranding itu? Mengapa hal tersebut penting dilakukan? Bagaimana cara memaksimalkannya untuk bisnis perusahaan?

      Terkait hal tersebut, Glints akan menjelaskannya secara lengkap melalui artikel ini.

      Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

      Apa Itu Rebranding?

      rebranding adalah

      © Freepik.com

      Sebelum melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian rebranding.

      Dilansir dari Market Business News, rebranding adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk mengubah citranya, entah itu dari segi logo, nama, simbol, atau bahkan semua aspek tersebut.

      Tujuannya untuk membuat konsumen semakin tertarik terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

      Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas, rebranding dilakukan untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu.

      Secara garis besar, perusahaan yang melakukan proses branding ulang mempunyai dua keinginan yaitu untuk:

      • menciptakan citra baru agar menonjol di tengah-tengah maraknya kompetitor
      • terhubung kembali dengan konsumen mereka

      Meskipun rebranding terdengar sangat menjanjikan bagi perusahaan, tetap saja kamu harus berhati-hati dalam menerapkannya.

      Sebab, dilansir dari The Economic Times, ada kemungkinan konsumen justru tidak suka dengan tampilan baru dari bisnismu. 

      Pada akhirnya, mereka akan meninggalkan bisnismu dan beralih kepada perusahaan lain.

      Oleh karena itu, branding ulang harus dilakukan dengan cerdas serta berdasarkan riset yang telah dilakukan.

      Baca Juga: Perhatikan Perbedaan Marketing dan Branding Demi Kemajuan Bisnismu

      Jenis-Jenis Rebranding

      rebranding

      © Pexels.com

      Melansir dari Market Business News, ada dua jenis rebranding yang perlu kamu ketahui:

      1. Proaktif

      Dalam praktiknya, proaktif dilakukan ketika perusahaan menyadari bahwa ada peluang tumbuh bagi bisnisnya ketika melakukan branding ulang.

      Alasan perusahaan melakukan rebranding jenis proaktif pun bermacam-macam. 

      Mereka melihat ada target pasar baru yang bisa dijangkau, menjaga hubungan dengan pelanggan, atau hanya sekadar ingin berinovasi saja.

      Pada intinya, lewat jenis branding ulang ini perusahaan melihat ada kesempatan yang bisa diambil agar bisnisnya semakin berkembang ke depannya.

      2. Reaktif

      Reaktif dilakukan ketika brand berada di dalam situasi di mana sudah tidak bisa dilanjutkan atau diubah total.

      Hal tersebut mungkin dilakukan dengan alasan, seperti perusahaan merger dan akuisisi, masalah hukum, atau ingin menciptakan target pasar yang lain.

      Kelebihan dan Kekurangan Rebranding

      © Freepik.com

      Di atas kertas, rebranding adalah kegiatan yang bisa diibaratkan seperti dua mata pisau, bisa menguntungkan atau justru merugikan perusahaan.

      Nah, oleh karena itu, kamu harus mempertimbangkan dengan baik saat melakukan kegiatan ini.

      Agar lebih jelas, kira-kira berikut ada kelebihan dan kekurangan dalam melakukan branding ulang.

      Kelebihan

      Salah satu keuntungan terbesar dari rebranding adalah perusahaan berpotensi lebih menonjol dengan kompetitor.

      Hal itu berlaku dengan catatan, branding ulang dilakukan berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh perusahaan.

      Selain itu, dilansir dari Small Business, rebranding membantumu untuk membangun cerita di balik brand yang sudah dibangun.

      Ini akan membuat konsumen lama akan semakin terikat dengan brand-mu apabila cerita yang diusung menarik untuk diikuti.

      Kekurangan

      Perusahaan akan menanggung risiko yang sangat besar jika rebranding-nya tidak berjalan optimal.

      Dilansir dari The Logo Creative, salah satu risikonya adalah perusahaan dapat kehilangan customer loyalty atau kesetiaan pelanggan.

      Lalu, bagaimana caranya agar tidak kehilangan hal tersebut saat branding ulang?

      Pastikan kamu benar-benar memahami pelangganmu sebelum melakukan rebranding. Lakukan survei konsumen untuk mengetahui pandangan mereka terhadap bisnismu.

      Baca Juga: Mengenal Brand Trust, Salah Satu Kunci Buat Pelanggan Setia

      Strategi Melakukan Rebranding

      rebranding

      © Freepik.com

      Jika merunut penjelasan-penjelasan sebelumnya, tampaknya kita memang harus berhati-hati dalam melakukan rebranding.

      Pasalnya, salah langkah sedikit saja, otomatis ini akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi bisnis perusahaan.

      Nah, agar tidak salah dalam melakukannya, Glints akan memberikan beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:

      1. Identifikasi strategi rebranding

      Melansir dari Hubspot, langkah terbaik melakukan rebranding adalah mengidentifikasi strateginya terlebih dahulu. Tentukan apakah brand-mu memerlukan rebranding parsial atau total.

      Apa perbedaannya antara parsial dan total?

      Parsial lebih fokus kepada perubahan brand yang dilakukan sebagian saja. Sementara total sudah pasti perubahan yang dilakukan secara menyeluruh.

      Apabila kamu hanya butuh melakukan perubahan logo dan tagline saja, perubahan parsial dapat kamu jadikan sebagai opsi.

      Sebaliknya, apabila perubahan yang kamu lakukan mencangkup identitas, visi dan misi, serta nilai perusahaan, otomatis perubahan total dipilih sebagai strategi.

      2. Bangun pasar dan audiens

      Riset pasar dan konsumen jadi salah satu strategi yang harus dilakukan saat melakukan rebranding.

      Hal tersebut akan membantumu untuk mengetahui target pasar yang tepat saat.

      Di sisi lain, riset konsumen perlu dilakukan untuk mempertahankan customer loyalty serta meraup pelanggan baru yang lebih banyak lagi ke depannya.

      3. Riset perusahaan kompetitor

      Seperti yang disebutkan di awal, salah satu tujuan dilakukannya rebranding adalah agar terlihat lebih menonjol dari kompetitor.

      Oleh karena itu, jangan lupa untuk melakukan riset kompetitor. Temukan apa kelebihan dan kelemahan produknya, bagaimana cara mereka memasarkannya, dan target pasarnya.

      Dengan begitu, kamu dapat menemukan celah untuk masuk ke dalam pasar kompetitor dan mengalahkannya saat branding ulang.

      Baca Juga: Corporate Branding: Strategi Jitu Perusahaan untuk Tumbangkan Kompetisi di Pasar

      Demikian penjelasan mengenai rebranding beserta strategi yang harus diperhatikan oleh perusahaan saat menerapkannya.

      Lakukan kegiatan ini dengan maksimal. Jangan sampai branding ulang yang kamu lakukan gagal total. Sebab, hal tersebut berpotensi membuat perusahaan dalam bahaya.

      Untuk meminimalisasi kemungkinan seperti itu, Glints mempunyai beragam informasi seputar dunia bisnis yang bisa kamu nikmati agar dapat mengembangkan bisnis dengan baik.

      Kamu bisa mendapatkannya secara gratis dengan berlangganan newsletter blog Glints sekarang juga.

      Selain informasi dan tips dunia bisnis, masih ada informasi menarik lainnya yang menunggumu, seperti marketing, dunia kerja, hingga startup.

      Jangan ragu-ragu lagi, yuk, buat akunmu sekarang juga dan dapatkan informasi penting lainnya!

      • What is rebranding? Definition and examples
      • Definition of 'Rebranding'
      • The pros and cons of rebranding your business
      • The Risks That Come With Rebranding
      • The Ultimate Guide to Successfully Rebranding in 2020

      beginner branding business development rebranding

      Comments are closed.

      Artikel Terkait

      • Dunia Kerja 5 Tips Kembali Produktif setelah Long Weekend Untukmu

        Maulana Adieb 30 Des 2021
      • Mengawali Karier 10 Startup Unicorn Indonesia, Siapa Saja yang Masuk Daftar Ini?

        Maulana Adieb 28 Des 2021
      • Dunia Kerja 6 Tips Melupakan Pekerjaan saat Liburan agar Kamu Tetap Tenang

        Maulana Adieb 23 Des 2021
      • Dunia Kerja 10 Hadiah untuk Acara Tukar Kado Natal dan Tahun Baru di Kantor

        Maulana Adieb 22 Des 2021
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Bidang Profesi
      • Business Dev & Sales

      Rebranding, Usaha Perusahaan untuk Bertahan dari Bisnis Kompetitor

      Diperbarui 13 Des 2020 - Dibaca 11 mnt
      Maulana Adieb A passionate Content Writer who studied Indonesian literature and enjoys learning about SEO.

      Isi Artikel

        Setiap perusahaan selalu mempunyai strateginya masing-masing dalam meningkatkan penjualan. Rebranding adalah salah satu strategi khusus yang dilakukan perusahaan guna bertahan dalam persaingan bisnis.

        Tak bisa dimungkiri, semakin ke sini semakin banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan. 

        Fenomena tersebut membuat perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi serta pembaruan terhadap bisnisnya.

        Sadar atau tidak, rebranding jadi senjata khusus yang dilakukan perusahaan agar tampilan bisnisnya terlihat baru guna memikat daya tarik konsumen.

        Nah, sebenarnya apa, sih, rebranding itu? Mengapa hal tersebut penting dilakukan? Bagaimana cara memaksimalkannya untuk bisnis perusahaan?

        Terkait hal tersebut, Glints akan menjelaskannya secara lengkap melalui artikel ini.

        Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

        Apa Itu Rebranding?

        rebranding adalah

        © Freepik.com

        Sebelum melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian rebranding.

        Dilansir dari Market Business News, rebranding adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk mengubah citranya, entah itu dari segi logo, nama, simbol, atau bahkan semua aspek tersebut.

        Tujuannya untuk membuat konsumen semakin tertarik terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

        Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas, rebranding dilakukan untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu.

        Secara garis besar, perusahaan yang melakukan proses branding ulang mempunyai dua keinginan yaitu untuk:

        • menciptakan citra baru agar menonjol di tengah-tengah maraknya kompetitor
        • terhubung kembali dengan konsumen mereka

        Meskipun rebranding terdengar sangat menjanjikan bagi perusahaan, tetap saja kamu harus berhati-hati dalam menerapkannya.

        Sebab, dilansir dari The Economic Times, ada kemungkinan konsumen justru tidak suka dengan tampilan baru dari bisnismu. 

        Pada akhirnya, mereka akan meninggalkan bisnismu dan beralih kepada perusahaan lain.

        Oleh karena itu, branding ulang harus dilakukan dengan cerdas serta berdasarkan riset yang telah dilakukan.

        Baca Juga: Perhatikan Perbedaan Marketing dan Branding Demi Kemajuan Bisnismu

        Jenis-Jenis Rebranding

        rebranding

        © Pexels.com

        Melansir dari Market Business News, ada dua jenis rebranding yang perlu kamu ketahui:

        1. Proaktif

        Dalam praktiknya, proaktif dilakukan ketika perusahaan menyadari bahwa ada peluang tumbuh bagi bisnisnya ketika melakukan branding ulang.

        Alasan perusahaan melakukan rebranding jenis proaktif pun bermacam-macam. 

        Mereka melihat ada target pasar baru yang bisa dijangkau, menjaga hubungan dengan pelanggan, atau hanya sekadar ingin berinovasi saja.

        Pada intinya, lewat jenis branding ulang ini perusahaan melihat ada kesempatan yang bisa diambil agar bisnisnya semakin berkembang ke depannya.

        2. Reaktif

        Reaktif dilakukan ketika brand berada di dalam situasi di mana sudah tidak bisa dilanjutkan atau diubah total.

        Hal tersebut mungkin dilakukan dengan alasan, seperti perusahaan merger dan akuisisi, masalah hukum, atau ingin menciptakan target pasar yang lain.

        Kelebihan dan Kekurangan Rebranding

        © Freepik.com

        Di atas kertas, rebranding adalah kegiatan yang bisa diibaratkan seperti dua mata pisau, bisa menguntungkan atau justru merugikan perusahaan.

        Nah, oleh karena itu, kamu harus mempertimbangkan dengan baik saat melakukan kegiatan ini.

        Agar lebih jelas, kira-kira berikut ada kelebihan dan kekurangan dalam melakukan branding ulang.

        Kelebihan

        Salah satu keuntungan terbesar dari rebranding adalah perusahaan berpotensi lebih menonjol dengan kompetitor.

        Hal itu berlaku dengan catatan, branding ulang dilakukan berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh perusahaan.

        Selain itu, dilansir dari Small Business, rebranding membantumu untuk membangun cerita di balik brand yang sudah dibangun.

        Ini akan membuat konsumen lama akan semakin terikat dengan brand-mu apabila cerita yang diusung menarik untuk diikuti.

        Kekurangan

        Perusahaan akan menanggung risiko yang sangat besar jika rebranding-nya tidak berjalan optimal.

        Dilansir dari The Logo Creative, salah satu risikonya adalah perusahaan dapat kehilangan customer loyalty atau kesetiaan pelanggan.

        Lalu, bagaimana caranya agar tidak kehilangan hal tersebut saat branding ulang?

        Pastikan kamu benar-benar memahami pelangganmu sebelum melakukan rebranding. Lakukan survei konsumen untuk mengetahui pandangan mereka terhadap bisnismu.

        Baca Juga: Mengenal Brand Trust, Salah Satu Kunci Buat Pelanggan Setia

        Strategi Melakukan Rebranding

        rebranding

        © Freepik.com

        Jika merunut penjelasan-penjelasan sebelumnya, tampaknya kita memang harus berhati-hati dalam melakukan rebranding.

        Pasalnya, salah langkah sedikit saja, otomatis ini akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi bisnis perusahaan.

        Nah, agar tidak salah dalam melakukannya, Glints akan memberikan beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:

        1. Identifikasi strategi rebranding

        Melansir dari Hubspot, langkah terbaik melakukan rebranding adalah mengidentifikasi strateginya terlebih dahulu. Tentukan apakah brand-mu memerlukan rebranding parsial atau total.

        Apa perbedaannya antara parsial dan total?

        Parsial lebih fokus kepada perubahan brand yang dilakukan sebagian saja. Sementara total sudah pasti perubahan yang dilakukan secara menyeluruh.

        Apabila kamu hanya butuh melakukan perubahan logo dan tagline saja, perubahan parsial dapat kamu jadikan sebagai opsi.

        Sebaliknya, apabila perubahan yang kamu lakukan mencangkup identitas, visi dan misi, serta nilai perusahaan, otomatis perubahan total dipilih sebagai strategi.

        2. Bangun pasar dan audiens

        Riset pasar dan konsumen jadi salah satu strategi yang harus dilakukan saat melakukan rebranding.

        Hal tersebut akan membantumu untuk mengetahui target pasar yang tepat saat.

        Di sisi lain, riset konsumen perlu dilakukan untuk mempertahankan customer loyalty serta meraup pelanggan baru yang lebih banyak lagi ke depannya.

        3. Riset perusahaan kompetitor

        Seperti yang disebutkan di awal, salah satu tujuan dilakukannya rebranding adalah agar terlihat lebih menonjol dari kompetitor.

        Oleh karena itu, jangan lupa untuk melakukan riset kompetitor. Temukan apa kelebihan dan kelemahan produknya, bagaimana cara mereka memasarkannya, dan target pasarnya.

        Dengan begitu, kamu dapat menemukan celah untuk masuk ke dalam pasar kompetitor dan mengalahkannya saat branding ulang.

        Baca Juga: Corporate Branding: Strategi Jitu Perusahaan untuk Tumbangkan Kompetisi di Pasar

        Demikian penjelasan mengenai rebranding beserta strategi yang harus diperhatikan oleh perusahaan saat menerapkannya.

        Lakukan kegiatan ini dengan maksimal. Jangan sampai branding ulang yang kamu lakukan gagal total. Sebab, hal tersebut berpotensi membuat perusahaan dalam bahaya.

        Untuk meminimalisasi kemungkinan seperti itu, Glints mempunyai beragam informasi seputar dunia bisnis yang bisa kamu nikmati agar dapat mengembangkan bisnis dengan baik.

        Kamu bisa mendapatkannya secara gratis dengan berlangganan newsletter blog Glints sekarang juga.

        Selain informasi dan tips dunia bisnis, masih ada informasi menarik lainnya yang menunggumu, seperti marketing, dunia kerja, hingga startup.

        Jangan ragu-ragu lagi, yuk, buat akunmu sekarang juga dan dapatkan informasi penting lainnya!

        • What is rebranding? Definition and examples
        • Definition of 'Rebranding'
        • The pros and cons of rebranding your business
        • The Risks That Come With Rebranding
        • The Ultimate Guide to Successfully Rebranding in 2020

        beginner branding business development rebranding

        Comments are closed.

        Artikel Terkait

        • Dunia Kerja 5 Tips Kembali Produktif setelah Long Weekend Untukmu

          Maulana Adieb 30 Des 2021
        • Mengawali Karier 10 Startup Unicorn Indonesia, Siapa Saja yang Masuk Daftar Ini?

          Maulana Adieb 28 Des 2021
        • Dunia Kerja 6 Tips Melupakan Pekerjaan saat Liburan agar Kamu Tetap Tenang

          Maulana Adieb 23 Des 2021
        • Dunia Kerja 10 Hadiah untuk Acara Tukar Kado Natal dan Tahun Baru di Kantor

          Maulana Adieb 22 Des 2021
        Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
        Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
        Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
        Kategori Topik
        • Tips Karier
        • Bidang Profesi
        • Konten Eksklusif
        • Kabar Glints
        Media Sosial
        • Facebook
        • Twitter
        • Instagram
        • LinkedIn
        Solusi Glints
        • Lowongan Kerja
        • Glints ExpertClass
        • Glints Community
        Scroll Up