Ini Dia Perbedaan dan Persamaan antara User dan Buyer Persona

Diperbarui 16 Feb 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Bukan rahasia lagi, perusahaan harus memahami pengguna dan pasar demi membuat produk yang sukses. Salah satu cara mengetahui kondisi mereka adalah melalui persona. Nah, ada dua jenis persona yang mungkin membuatmu bingung, yakni user persona vs buyer persona.

    Memang, mereka memiliki titik persamaan. Akan tetapi, perbedaan di antara keduanya juga cukup besar.

    Lantas, bagaimana penjelasannya? Dirangkum dari Product Plan, UXPressia, dan Craft.io, inilah jawaban dari kebingunganmu!

    Persamaannya

    persamaan

    © Freepik.com

    Sebelum masuk ke pembahasan perbedaan di antara user persona dan buyer persona, kita pahami dulu persamaan keduanya, yuk!

    Mereka sama-sama karakter fiksi, yang digunakan perusahaan untuk memahami orang lain. Orang itu memiliki kemungkinan yang besar untuk berurusan dengan produk.

    Urusan yang seperti apakah itu? Simak semuanya di penjelasan perbedaan keduanya, ya!

    Baca Juga: Yuk, Pahami 3 Perbedaan Buzzer dan Influencer Berikut Ini!

    User Persona vs Buyer Persona

    Tujuannya dibuat

    tujuan dibuat user persona vs buyer persona

    © Freepik.com

    Salah satu dari perbedaan keduanya adalah, tujuannya saat dibuat.

    User persona dibuat demi membuat produk nyaman digunakan. Apa masalah yang mungkin dihadapi pengguna? Apa saja yang bisa menjadi solusinya?

    Sementara itu, buyer persona merupakan alat yang dibuat untuk sisi pemasaran produk. Apa motivasi orang untuk membeli apa yang kamu tawarkan?

    User persona fokus pada pengguna, saat ia sudah membeli produkmu. Sementara itu, buyer persona adalah soal memahami orang yang belum menjadi penggunanya.

    Lewat penjelasan ini, letak beda user persona vs buyer persona tentu bisa kamu bayangkan.

    Profil

    profil user persona vs buyer persona

    © Freepik.com

    Misalnya, kamu adalah seorang penulis buku anak. Nah, profil user persona dari produkmu adalah sang anak.

    Dia yang membaca bukunya, dia yang menggunakannya, serta dialah yang berinteraksi secara langsung dengan bukumu.

    Sementara itu, buyer persona berisi profil dari orang tua yang membelikan bukunya. Apa yang membuat bukumu menarik, sehingga orang tua mau mengeluarkan uang demi memberikannya pada anak?

    Hal yang sama juga berlaku untuk perusahaan penjual produk business-to-business. Misalnya, aplikasi komunikasi kerja.

    User persona berisi profil pekerja yang menggunakannya. Sementara itu, buyer persona merupakan tim HR dari perusahaan tersebut.

    Inilah letak user persona vs buyer persona berikutnya. User persona menggambarkan pengguna potensial. Di lain sisi, buyer persona menggambarkan pembeli potensial.

    Seorang pembeli bisa saja menjadi pengguna. Akan tetapi, pengguna belum tentu seorang pembeli.

    Misalnya, kamu ingin membeli komputer untuk dirimu sendiri. Apabila demikian, kamu adalah pengguna dan pembeli sekaligus.

    Akan tetapi, jika kamu membeli komputer untuk temanmu, kamu adalah pembeli, tetapi bukan pengguna.

    Baca Juga: Marketing Qualified Lead vs Sales Qualified Lead: Apa Bedanya?

    Siapa yang membuatnya?

    siapa yang membuatnya user persona vs buyer persona

    © Freepik.com

    Nah, letak perbedaan user persona dan buyer persona yang terakhir adalah siapa yang membuatnya di perusahaan.

    User persona biasanya dibuat oleh tim desain produk. Pasalnya, merekalah yang bertanggung jawab atas kenyamanan pengguna atas produk.

    Sementara itu, buyer persona dibuat oleh tim marketing. Tim ini yang menangani bagaimana persepsi produk dan penciptaan nilainya di pasar.

    Baca Juga: Mengenali 7 Ciri Produk yang User Friendly untuk Maksimalkan Pengalaman Pengguna

    Demikian penjelasan dari Glints soal persamaan dan perbedaan user persona vs buyer persona. Lewat artikel ini, kamu tentu tak perlu kebingungan lagi, ya!

    Apakah kamu ingin mendapat lebih banyak informasi terbaru dan terpercaya soal produk atau pemasaran? Kamu bisa mendapatkannya secara gratis lewat newsletter blog Glints.

    Jadi, apa lagi yang kamu tunggu? Langganan sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait