Cloze Test untuk UX: Arti dan Tata Cara Melakukannya
Isi Artikel
Tidak yakin user bisa memahami copy-mu? Sebagai solusi dari masalah itu, di dunia UX, kamu bisa melakukan cloze test alias tes rumpang.
Memangnya, apa arti dari tes rumpang? Seperti apa tahap-tahapannya?
Glints sudah menjelaskan semuanya dalam artikel ini. Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Cloze Test?
Kita mulai pembahasan dari definisi. Mengutip DZone, cloze test adalah salah satu cara menilai pemahaman seseorang akan sebuah tulisan.
Berikut salah satu contohnya:
Peserta tes rumpang akan diminta menebak isi bagian-bagian yang kosong. Proses tebakan itu tentu tak bisa sembarangan.
Peserta harus memahami isi teksnya dulu. Itulah mengapa, cloze test dianggap bisa menilai pemahaman seseorang akan teks terkait.
Sejatinya, penggunaan tes ini bermacam-macam. Ada guru yang menerapkannya di sekolah untuk menilai kemampuan membaca murid. Akan tetapi, dalam artikel ini, Glints akan fokus ke penggunaan cloze test di dunia UX.
Cloze Test di Dunia UX
Copy untuk aplikasi atau website tentu harus mudah dibaca. Struktur kalimatnya jelas, serta kata-kata yang digunakan tidak terlalu sulit.
Nah, melansir NNgroup, kemudahan itu sering disebut dengan readability. Seperti dituliskan Course UX, beberapa faktor yang memengaruhinya adalah:
- desain dari copy (ukuran font, panjang teks, dan lain-lain)
- kosakata
- tata bahasa
Readability sendiri bisa diukur menggunakan berbagai tools yang tersedia di internet seperti readable.io atau Hemingway Editor. Keduanya punya algoritma yang bisa menilai faktor-faktor yang memengaruhi readability.
Nah, sejatinya, ada ukuran yang lebih dalam dan kompleks dari readability bernama pemahaman (comprehension).
Menurut NNgroup, comprehension menunjukkan tingkat pemahaman pembaca untuk copy tertentu. Itu berarti, pembaca harus benar-benar tahu arti dari tulisan. Ia tak sekadar bisa membacanya.
Nah, tak seperti readability, comprehension sulit diukur dengan tool.
Lalu, bagaimana cara menilai tingkat pemahaman itu? Di dunia UX writing, cloze test adalah salah satu jawabannya.
Seperti yang sudah Glints sebutkan, tes rumpang bisa menilai pemahaman seseorang akan sebuah teks.
Itulah mengapa, tes yang satu ini bisa kamu pakai untuk menilai copy-mu. Apakah copy itu sudah mudah dipahami? Jangan-jangan, kamu masih butuh perbaikan.
Berikut contoh soal cloze test untuk UX writing:
Cara Melakukan Cloze Test di Bidang UX
Berikut langkah-langkah melakukan tes rumpang alias cloze test di bidang UX, seperti dituliskan Course UX dan UX Collective:
1. Buat soal
Pertama-tama, pilih copy yang ingin kamu uji. Setelah itu, hilangkah tiap kata ke-N dalam copy tersebut.
Biasanya, N yang ditentukan adalah 6. Akan tetapi, kamu bisa menyesuaikannya dengan panjang-pendek copy-mu.
2. Pilih peserta tes
Tahap cloze test di bidang UX selanjutnya adalah memilih peserta tes.
Pastikan peserta tesmu sesuai dengan target pengguna produkmu, ya! Kamu bisa mengecek target pengguna itu di dokumen user persona.
3. Lakukan tes
Selanjutnya, lakukan tes. Minta pesertamu menebak isi dari teks yang rumpang.
Kamu tak harus menentukan batas waktu pengisian. Akan tetapi, kalau memang ingin menilai kecepatan membaca, tentukan saja batas waktu itu.
4. Hitung hasil tebakan peserta
Cloze test UX-mu sudah selesai? Sekarang, saatnya menghitung hasilnya.
Biasanya, batas minimal jawaban benar tes rumpang adalah 60%. Jika hasil peserta tesmu kurang dari itu, copy-mu relatif sulit dipahami.
Akan tetapi, kalau kamu punya standar lain, boleh-boleh saja. Sesuaikan semuanya dengan kondisi dan kebutuhanmu.
Tes UX Writing Lainnya
Selain tes rumpang, masih ada uji lain yang biasa dipakai di bidang UX. Glints juga punya penjelasan rinci soal tes-tes tersebut, lho.
Yuk, klik link di bawah ini untuk pelajari selengkapnya!
Demikian penjelasan Glints soal cloze test untuk UX writing. Kalau kamu ingin menilai seberapa mudah copy-mu dipahami, coba pakai tes yang satu ini, ya!