Usability Testing: Arti, Metode, Langkah-Langkah, dan Manfaatnya

Diperbarui 11 Des 2023 - Dibaca 14 mnt

Isi Artikel

    Dalam proses desain produk, usability testing adalah tahapan yang tak boleh terlewatkan. 

    Tes ini dijalankan untuk mengetahui apakah desain yang dibuat sudah cukup mudah bagi user yang akan menggunakan produk tersebut.

    Ingin tahu lebih lanjut tentang usability testing, metode yang bisa digunakan, dan mengapa tahapan ini sangat penting dalam mendesain sebuah produk? 

    Tak perlu khawatir, karena Glints sudah menyiapkan penjelasannya, hanya untukmu.

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Baca Juga: Kenali 4 Perbedaan Peran UX Designer, UX Researcher, dan UX Writer Ini

    Pengertian Usability Testing

    usability testing adalah

    © Pexels.com

    Kalau berminat bekerja sebagai product manager, UX writer, atau apa pun dari bidang desain produk, penting bagimu untuk mengetahui apa itu usability testing dan kegunaannya.

    Dilansir dari Hubspot, usability testing adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi user experience dari sebuah produk baik itu di website maupun aplikasi. 

    Nah, orang yang bertanggung jawab atas proses ini adalah UX researcher.

    UX researcher akan mengumpulkan perwakilan user dan pelanggan, lalu melihat apakah mereka dapat menggunakan produk dengan mudah.  

    Pasalnya, bisa saja mereka menambahkan fitur baru dan user justru akan menjadi kebingungan. 

    Tahap ini harus dilewati, agar produk didesain seoptimal mungkin dan user experience jadi tetap menyenangkan.

    Metode yang Bisa Digunakan

    Sebelum mengetahui pentingnya tahapan ini, kamu perlu tahu bahwa ada beberapa metode usability testing yang dapat dijalankan. 

    Glints akan menjelaskan mengenai masing-masing metode, disarikan dari Hotjar.

    Metode atau jenis uji coba ini harus dipilih berdasarkan sumber daya yang ada, target pasar, dan objektif dari riset tersebut. 

    Maksud dari objektif riset adalah pertanyaan apa yang ingin kamu dapatkan jawabannya. 

    Secara keseluruhan, metode usability testing dibagi menjadi tiga, yaitu moderated dan unmoderated, remote dan in-person (tatap muka), serta expolative, assessment, dan comparative. Berikut adalah penjelasannya.

    1. Moderated dan unmoderated usability testing

    usability testing adalah

    © Unsplash.com

    Dua metode usability testing yang akan dibahas pertama adalah moderated dan unmoderated.

    Moderated testing adalah uji coba yang bisa diberikan baik secara langsung maupun remote (jarak jauh) oleh ahli peneliti.

    Peneliti tersebut akan menjelaskan mengenai pengujian, menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan, dan memberikan pertanyaan follow-up.

    Di sisi lain, unmoderated testing dijalankan tanpa pengawasan langsung. 

    Peserta uji coba dengan metode ini bisa menjalankannya dari rumah, menggunakan gadget masing-masing untuk membuka situs yang sedang diuji. 

    Moderated testing bisa memberikan jawaban yang spesifik dan mendalam, tetapi cukup mahal untuk dijalankan.

    Dalam prosesnya, harus disediakan peneliti yang sudah terlatih, menentukan tempat menjalankan tes, dan juga menyiapkan kompensasi dalam bentuk apa pun untuk peserta. 

    Unmoderated testing memang lebih murah, tetapi pertanyaan yang diberikan harus benar-benar spesifik karena akan sulit untuk memberi pertanyaan lanjutan.

    2. Remote dan in-person testing

    usability testing adalah

    © Unsplash.com

    Metode usability testing yang selanjutnya adalah remote dan in-person. Dari namanya saja, mungkin kamu sudah bisa menebak perbedaan keduanya

    Remote testing dilaksanakan dari jarak jauh, baik itu melalui internet maupun telepon. 

    In-person testing mengharuskan peserta dan UX researcher atau setidaknya moderator untuk berada di satu tempat. 

    Kalau membutuhkan sampel yang banyak tapi tidak mendalam, kamu bisa menjalankan remote testing.

    Meskipun begitu, untuk mendapatkan data yang benar-benar mendalam seperti bahasa tubuh dan lainnya, in-person testing adalah metode yang harus digunakan.

    3. Explorative test, assessment research, dan comparative research

    usability testing adalah

    © Unsplash.com

    Tiga metode usability testing yang terakhir adalah tes eksploratif, riset penilaian dari user, dan riset komparatif. 

    Dalam tes eksploratif, peserta biasanya diminta untuk menjalankan brainstorming dan memberikan opini masing-masing secara bebas.

    Informasi ini biasanya dikumpulkan pada tahapan awal product development.

    Di tahap tersebut, para peneliti mengumpulkan ide untuk fitur baru, workshop berbagai macam jenis ide, dan melihat celah yang ada di pasar. 

    Assessment research ditujukan untuk meneliti penilaian dari user, kepuasan mereka, dan apakah mereka dapat menggunakan produk yang diuji dengan mudah. 

    Comparative research merupakan metode yang mewajibkan peserta untuk memilih di antara dua desain produk, dan juga untuk membandingkan website dengan milik kompetitor.

    Langkah-Langkah Menjalankan Usability Testing

    © Pexels.com

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, usability testing adalah cara perusahaan untuk menilai user experience yang diberikan oleh produk mereka.

    Jenis tes ini pun sejatinya terdiri dari beberapa kategori dengan macam-macam metode kerja yang berbeda.

    Meskipun demikian, terdapat langkah-langkah umum yang bisa diterapkan oleh para pegiat produk ketika menjalankan usability testing. Berikut adalah pemaparannya.

    1. Rencanakan sesi tes

    Hal pertama yang perlu dipersiapkan perusahaan adalah rencana sesi usability testing.

    Tahap perencanaan ini sejatinya cukup krusial. Sebab, merencanakan detail tes merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses.

    Keputusan yang diambil perusahaan pada tahap awal pengujian akan menentukan hasil yang nantinya mereka dapatkan.

    Nah, selama merencanakan sesi tes, ada beberapa hal yang perlu ditentukan oleh perusahaan, seperti masalah yang ingin mereka selesaikan, jenis target audiens yang dibutuhkan, dan kualitas sumber daya logistik.

    Baca Juga: Menjawab Tantangan Desain Produk dalam Perusahaan Startup

    2. Undang partisipan

    Langkah berikutnya yang perlu dilakukan perusahaan saat merencanakan usability testing adalah mengundang partisipan.

    Kelompok audiens yang direkrut oleh perusahaan harus sesuai dengan tujuan dan sumber daya pengujian.

    Sebagai contoh, perusahaan perlu menentukan berapa banyak informasi yang mereka inginkan serta total anggaran yang dimiliki sebelum merekrut partisipan.

    Perusahaan bisa mendatangkan audiens dengan dua cara yang berbeda, yakni dari agensi atau menghubungi pelanggan secara mandiri.

    Pelanggan dapat dihubungi via media sosial atau saluran yang lebih tertuju, seperti email atau panggilan telepon.

    Setelah mengundang partisipan, jangan lupa untuk sediakan kompensasi atas waktu dan tenaga yang telah mereka keluarkan.

    3. Ciptakan skenario tes

    Menurut Hotjar, perusahaan perlu menciptakan skenario pengujian dengan baik sebelum menjalankan usability testing.

    Langkah ini dan tahap perekrutan partisipan sejatinya perlu dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan.

    Inisiatif ini bisa dilakukan setelah perusahaan menemukan latar belakang penelitian dan saat menunggu konfirmasi dari peserta.

    Perusahaan perlu merencanakan skenario secara spesifik pada partisipan. Mereka juga harus menjelaskan tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh peserta untuk menjamin hasil yang dapat ditindaklanjuti.

    4. Menjalankan sesi tes

    Tahap berikutnya dalam usability testing adalah untuk menjalankan sesi tes secara saksama.

    Saat melakukan sesi pengujian, perusahaan perlu menunjuk moderator yang bisa mengikuti protokol dan mengawsi peserta.

    Protokol ini sejatinya memiliki sejumlah fungsi penting. Akan tetapi, ia perlu disediakan agar bisa menjamin pengalaman yang baik untuk keseluruhan subjek tes.

    Dalam menjalankan sesi tes, ada beberapa hal yang perlu dilakukan moderator dan panitia, seperti memperkenalkan subjek, mengawasi jalannya ujian, dan menyaring hasil.

    5. Analisis insight

    Akhirnya, setelah selesai mengumpulkan semua data usability testing, hal yang perlu dilakukan adalah untuk menganalisis insight dan membuat kesimpulan.

    Saat menganalisis hasil tes, cobalah untuk melakukannya sesegera mungkin setelah pengujian berakhir sehingga pengamatannya dapat berlangsung secara maksimal.

    Lalu, ketika memeriksa data, keluarkan isu paling serius atau yang paling sering dihadapi pengguna untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Jangan membahas setiap hal yang salah. Justru, perusahaan sebaiknya memprioritaskan isu-isu yang paling menonjol.

    Mengapa Usability Testing Penting untuk Dijalankan?

    © Pexels.com

    Sebagai desainer atau product owner, teori dan pengetahuan mendalam seputar produk terkadang membuat permasalahan yang ada tidak terlihat.

    Maka dari itu, alasan utama usability testing sangat penting adalah karena uji coba ini dijalankan oleh user yang nantinya akan menggunakan produk tersebut. 

    Dengan menjalankan usability testing, tim product development dapat melihat apakah user memahami alur dan cara kerja situsmu atau tidak.

    Tahapan ini penting untuk dijalankan agar nantinya, user yang bukan peserta uji coba tidak kebingungan dan bisa mendapatkan user experience yang baik.

    Tidak lucu, kan, kalau tim yang mendesain produk mengerti langkah yang harus dijalankan, tetapi user yang menjadi target justru kebingungan? 

    Metode usability testing apa pun yang digunakan, data yang ada akan dikumpulkan dan menentukan permasalahan apa yang ada.

    Setelah data terkumpul, permasalahan yang mungkin mengganggu user experience akan diperbaiki berdasarkan prioritasnya. 

    Jadi, alasan utama usability testing tidak boleh dilewatkan yaitu agar produk berfungsi dengan baik dan user bisa menggunakannya dengan mudah.

    Nah, selain hal-hal tersebut, berikut adalah sejumlah manfaat lainnya yang dapat diraih perusahaan dengan menjalankan usability testing, menurut laman resmi Usability.

    • Pelajari apakah masalah pelanggan dapat diselesaikan oleh produk perusahaan.
    • Identifikasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengembangan produk.
    • Cari tahu seberapa puas pelanggan dengan produk perusahaan.
    • Mengidentifikasi perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan pengguna.

    Baca Juga: Daftar 8 Buku tentang Desain Produk yang Wajib Kamu Baca

    Itu dia penjelasan lengkap seputar usability testing, mulai dari pengertian sampai alasan mengapa proses ini tidak boleh dilewatkan.

    Semoga setelah membaca artikel ini, kamu jadi lebih paham seputar dunia desain produk dan tahapan di dalamnya, ya. 

    Ingin belajar tentang produk dan dunia UX secara lebih dalam? Tenang, kamu tinggal kunjungi laman User Experience di Glints Blog.

    Di sana, tersedia banyak artikel seputar istilah dan strategi penerapan UX lainnya yang sudah Glints rangkum hanya untukmu.

    Menarik bukan? Yuk, langsung baca berbagai artikelnya sekarang juga. Jangan sampai ketinggalan!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 14

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait