Kupas Tuntas Seputar Proses Desain Produk dengan Melibatkan User di Sini!

Diperbarui 21 Feb 2022 - Dibaca 17 mnt

Isi Artikel

    Proses pembuatan desain produk tidak hanya memikirkan keinginan perusahaan saja. Sebagai product manager, saya juga harus mempertimbangkan user yang nantinya akan menggunakan produk tersebut. 

    Di dalam artikel ini, saya akan menjelaskan mengenai dasar-dasar desain produk, prosesnya, dan juga bagaimana peran user sangat berpengaruh di dalam ini semua. 

    Ingin mendalami bidang product management lebih lanjut? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas!

    Dasar-Dasar Mendesain Produk

    proses desain produk

    © Pexels.com

    Alasan yang kuat

    Sebelum mendesain sebuah produk dan masuk ke industri product management, teman-teman harus mengetahui terlebih dahulu apakah ini bidang yang kalian sukai.

    Kalau ingin mengembangkan desain produk yang sudah ada, tanyakan juga, “Apakah saya suka dengan produk ini? Apakah produk ini akan bermanfaat nantinya?” dan sebagainya. 

    Intinya, kamu harus memiliki alasan yang kuat untuk menjalankan proses ini.

    Mengapa? Karena proses membuat desain produk ini bukanlah hal yang mudah. 

    Ada banyak langkah yang harus dilewati, hingga akhirnya produk tersebut final dan bisa digunakan oleh pengguna aplikasi dan juga website.

    Bagi saya sendiri, butuh beberapa saat sebelum akhirnya benar-benar tertarik untuk menggeluti bidang ini. 

    Coba gunakan produk yang ada

    Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menempatkan diri sebagai user dan menggunakan produk yang sudah ada.

    Jangan hanya membuat konsep ini itu, tetapi kamu sendiri tidak familiar dengan desain produk yang sudah ada.

    Jika terkait dengan aplikasi, gunakan aplikasi tersebut berkali-kali.

    Tempatkan dirimu di dalam sepatu para user, cari apa yang menurutmu kurang nyaman dan bisa diperbaiki, dan seterusnya. 

    Baca Juga: Tak Perlu Bingung, Ini 3 Beda Pekerjaan Product Manager dan Product Owner

    Cari tahu seputar kompetitor

    Jika sudah paham betul mengenai aplikasi dan rasanya menjadi user, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah dengan mencari tahu penawaran apa yang diberikan oleh kompetitor.

    Cari tahu alternatif apa saja yang dimiliki oleh user.

    Setelah itu, kupas tuntas mengenai motivasi dan tujuan user. Apakah mereka mendapatkan itu semua dari alternatif yang ada?

    Kalaupun iya, cari di mana titik kekurangan kompetitor tersebut, apa yang bisa membuatmu unggul, dan lainnya.

    Langkah ini bisa dicapai dengan melakukan survei dan benar-benar mendengarkan suara konsumen. Untuk lebih lanjutnya seputar topik ini, saya akan jelaskan di bawah. 

    Memiliki pengetahuan teknis

    Dalam proses desain produk, mungkin memang product manager memiliki pendekatan yang lebih humane dan berfokus pada user.

    Meskipun begitu, usahakan untuk tetap memiliki pemahaman teknis. Tidak perlu sampai jago coding, kok.

    Saat bekerja, perhatikan dan diskusi dengan developer yang mengurus produk, agar kamu bisa lebih memahami prosesnya dengan baik.

    Kamu setidaknya harus memahami tiga hal, yaitu cara melihat API, admin dashboard, dan juga front-end dashboard.

    Dilansir dari How to Geek, API adalah singkatan dari application programming interface.

    Interface ini membantu developer untuk mengetahui, misalnya, ada tombol “Save as” yang muncul.

    Ia tidak perlu tahu bagaimana operating system memunculkan tombol tersebut, yang penting adalah ia tahu bahwa tombol tersebut bisa digunakan untuk menjalankan action tertentu di dalam aplikasi.

    Tahapan dalam Proses Desain Produk

    proses desain produk

    © Unsplash.com

    1. Riset

    Tahap pertama adalah melakukan riset untuk memahami pain points user dan cara menyikapinya.

    Melansir Wordstream, pain points adalah permasalahan yang dialami oleh pelanggan bisnismu. Dalam konteks ini, user yang menggunakan aplikasi atau layanan dari website-mu.

    Setelah itu, riset bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut baik secara teknis maupun operasional.

    Dengan melakukan ini, kamu jadi bisa mengoptimalkan produk yang sesuai dengan kebutuhan user dan target pasarmu. 

    2. Output

    Setelah menemukan solusi dan ingin mengembangkannya, buat PRD (product requirements document) yang jelas.

    PRD ini digunakan oleh tim internal untuk mencari tahu apa saja yang harus ada di sebuah produk.

    Jika masih ada kekurangan atau kesalahan yang mungkin cukup mengganggu, ulang lagi prosesnya sampai menemukan versi terbaik dari mock-up produk tersebut. 

    3. Validate

    Setelah menyempurnakan mock-up desain produk, proses selanjutnya adalah melakukan validasi baik dengan klien maupun user.

    Jika perusahaanmu menjalankan bisnis secara B2B (business to business), pastikan bahwa desain produk sudah sesuai dengan apa yang klien inginkan.

    Jika bisnis yang dijalankan adalah B2C, jalankan usability testing untuk mengetahui bagaimana respon pengguna dan apakah desain yang dibuat sudah cukup mudah untuk digunakan. 

    Baca Juga: Ketahui Product Sprint dan Cara Membuatnya Menjadi Lebih Efektif

    4. Technical specification drawing

    Tahapan selanjutnya adalah tech specification drawing yang biasa dikerjakan oleh developer.

    Dalam proses ini, kamu harus bekerja sama dengan developer untuk memastikan apakah desain produk yang dibuat sudah sesuai dengan ekspektasi dan apa saja yang bisa diperbaiki.

    5. System testing

    Pada tahap ini, kamu akan menjalankan system testing atau pengecekan pada sistem.

    Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada kecacatan dalam sistem yang digunakan. 

    6. User Acceptance Testing (UAT)

    Setelah melakukan pengecekan sistem, langkah selanjutnya adalah menjalankan user acceptance testing (UAT). 

    Melansir Usersnap, UAT adalah proses untuk memeriksa apakah solusi (desain produk) yang ditawarkan sudah sesuai dengan user.

    Dalam proses ini, biasanya yang lebih diperhatikan adalah fungsionalitas software dan detail teknis lainya.

    Hal ini sangat penting, karena pada akhirnya user yang akan menggunakan produk tersebut sehari-hari.

    7. Public launching

    Jika hasil dari UAT sudah cukup baik, proses selanjutnya adalah meluncurkan desain produk tersebut.

    Pada tahapan ini, desain produk yang dibuat bisa langsung digunakan oleh user secara umum.

    8. Monitoring

    Setelah produk diluncurkan, kamu harus tetap melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana para user menggunakan desain tersebut.

    Biasanya, user akan memberikan feedback baik itu secara langsung atau melalui postingan di media sosial.

    Supaya mereka mendapatkan user experience yang baik dan terus menggunakan produkmu, pastikan untuk selalu memperbaiki apa pun itu sesuai dengan keinginan user.

    Hal tersebut akan membantumu meningkatkan user retention yang berdampak baik bagi bisnis.

    Baca Juga: Kenalan dengan Lingkup Kerja Product Owner dan Skill yang Wajib Dimilikinya

    Bagaimana Cara Membuat User Flow yang Baik?

    proses desain produk

    © Freepik.com

    Setelah mengetahui proses pembuatan desain produk dan dasar-dasarnya, bagaimana cara membuat user flow yang baik?

    Cara yang harus diikuti adalah tentu saja serangkaian tahapan proses desain produk yang sudah saya jelaskan di atas. 

    Nah, dalam membuat produk, wajib hukumnya untuk menitikberatkan fokus pada user.

    Saya akan menjelaskan mengenai cara-cara menjangkau user dan bagaimana memilih user yang tepat untuk dihubungi. 

    Cara menjangkau user

    Terdapat berbagai macam cara untuk mengetahui pendapat user dan apa yang mereka inginkan.

    Salah satunya adalah dengan menghubungi mereka melalui berbagai macam platform, seperti:

    1. Wawancara langsung

    Pertama, kamu bisa menggunakan cara paling klasik yaitu dengan mewawancarai user secara langsung.

    Cara ini bisa dilakukan secara formal atau mungkin melalui perbincangan santai saat makan siang atau makan malam.

    2. Survei online

    Kamu juga bisa menggunakan tools untuk survei online seperti Google Forms, Typeform, dan lainnya.

    Dengan cara ini, user akan merasa tidak terlalu terbebani dan lebih bebas untuk menyuarakan pendapatnya.

    3. FGD

    Berbeda dengan survei online yang cenderung kuantitatif, FGD (focus group discussion) bisa membantu kamu mendapatkan hasil yang lebih kualitatif. 

    Dengan menanyakan berbagai macam jenis pertanyaan, kamu dapat lebih memahami user, pain points mereka, dan bagaimana produkmu bisa membantu mereka lebih baik lagi.

    4. Membuat acara

    Cara selanjutnya untuk melibatkan user dalam proses desain produk adalah dengan mengadakan acara yang dihadiri oleh mereka. 

    Dalam acara ini, kamu bisa berbincang dan memahami mereka lebih dalam. 

    5. Forum online

    Cara terakhir adalah dengan membuat forum online.

    Di sini, user bisa melakukan tanya jawab seputar apa pun. Mulai dari produk yang dijual, layanan yang ditawarkan, sampai keluh kesah apa pun.

    Contohnya adalah Glints Komunitas.

    Glints Komunitas adalah forum tanya jawab online yang memungkinkan user untuk mengadakan diskusi bersama dengan user lainnya, atau bahkan ahli profesional di berbagai bidang. 

    Dari forum ini, Glints jadi tahu apa yang user dan target pasar inginkan, serta bagaimana Glints bisa menyediakan solusi untuk permasalahan mereka. 

    Baca Juga: Meski Mirip, Ini Letak Perbedaan antara UX Designer dan Product Designer

    Cara menentukan interviewees

    Untuk meminta feedback mengenai desain produk dan user experience, kamu bisa melakukan wawancara, menyebarkan survei online, dan sebagainya

    Lalu, bagaimana cara memilih interviewees yang tepat? 

    Hal ini tentu saja tergantung pada produk dan tujuan interview tersebut. Apakah kamu ingin mengembangkan produk yang sudah ada atau hanya meminta feedback dari user.

    Kalau ingin mengembangkan produk yang sudah ada, kamu bisa menawarkan untuk mencoba produk tersebut dan memberikan sejumlah imbalan setelah selesai.

    Kamu juga bisa menargetkan user yang sudah dimiliki saja, hanya perlu meminta datanya dari tim sales atau AM (account manager).

    Meskipun begitu, dibutuhkan juga interviewees yang spesifik.

    1. Cukup spesifik: umur, gender, pekerjaan, dan lainnya
    2. Lebih spesifik: area tempat tinggal, interaksi interface (sebagai mobile atau PC user)
    3. Sangat spesifik: melakukan pembayaran menggunakan metode apa, ketika masuk ke aplikasi apa yang langsung dilakukan, dan sebagainya

    Itu dia penjelasan seputar proses desain produk dan bagaimana cara mengikutsertakan user agar produk dapat lebih bermanfaat dan digunakan secara optimal.

    Kalau memang kebutuhan user dan perusahaan berbeda, kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal,  seperti cost and benefit, seberapa banyak user yang akan mendapat manfaat dari desain produk tersebut, dan sebagainya.

    Jika lebih banyak keuntungan dan tidak merusak experience yang sudah disukai oleh user, kamu bisa menghubungi manajemen dan memberikan penjelasan tersebut ke mereka. 

    Nah, selain informasi di atas, kamu bisa pelajari lebih dalam seputar dunia desain produk pada kelas kategori product Glints ExpertClass.

    Di sana, para praktisi dan pakar ternama siap membagikan ilmu dan pengalaman mereka hanya untuk kamu.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, daftar dan belajar desain produk di Glints ExpertClass sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait