CMYK: Apa Itu, Penggunaan, Perbedaan dengan RGB, dan Manfaatnya
Isi Artikel
Apakah kamu tengah membuat karya grafis? Setelah jadi, kamu ingin mencetaknya? Jangan lupa, skema warna CMYK adalah yang wajib kamu gunakan.
Mengapa demikian? Jangan-jangan, kamu malah belum memahami istilah desain grafis ini?
Tenang saja, Glints punya penjelasan lengkapnya. Simak di bawah ini, yuk!
Apa Itu CMYK?
Sebelum membahas penggunaan dan manfaatnya, kita harus mengulas terlebih dahulu definisi dari CMYK.
Menurut PCMag, CMYK color adalah sebuah akronim atau kode yang mengacu pada empat pelat tinta dalam pencetakan warna, yakni cyan, magenta, yellow, dan key.
Ia merupakan model warna subtraktif yang bekerja dengan menutupi sebagian atau seluruh warna pada latar belakang terang berwarna putih.
Keempat pelat tinta ini nantinya akan mengurangi cahaya yang seharusnya dipantulkan oleh latar belakang tersebut
Deretan warna dalam model ini juga biasanya akan dikombinasikan supaya bisa membentuk rona warna baru.
Nah, sebenarnya, warna hitam bisa saja muncul melalui kombinasi warna CMY. Oleh karena itu, warna cyan, magenta, dan yellow saja sudah cukup.
Sayangnya, warna hitam di sini tidaklah sempurna. Ia malah terlihat seperti lumpur gelap yang kecokelatan, alih-alih hitam pekat.
Oleh karena itu, hitam alias black ditambahkan. Paket warna ini pun menjadi lebih baik.
Kembali lagi soal kepanjangan warna CMYK. Ternyata, Tech Target punya informasi yang berbeda.
Menurut mereka, kepanjangan dari CMYK color adalah (c)yan, (m)agenta, (y)ellow, dan (k)ey. Key sendiri merupakan warna cokelat, biru, atau hitam.
Pilihan tiga warna tadi digunakan pada zaman dulu. Warna yang dipilih adalah warna yang paling murah saat akan digunakan.
Instant Print menambahkan, penyebutan key muncul pada tahun 1843. Saat itu, kamu harus menggunakan kunci sekrup (screw key) untuk mengecek jumlah tinta pada mesin pencetak.
Apa pun kepanjangannya, ia merupakan sebuah skema kombinasi warna. Keduanya juga merujuk pada hal yang sama.
Penggunaan CMYK
Kamu telah mengetahui definisi dan kepanjangan dari istilah desain grafis ini. Lantas, kapan warna ini digunakan?
PCMag menyampaikan, kode warna CMYK umumnya digunakan untuk percetakan. Ini mencakup percetakan komersial, hingga printer berwarna yang sederhana.
Coba intip mesin printer yang kamu punya, akan ada empat tempat tinta yang terpisah.
Keempatnya mewakili masing-masing warna dari CMYK. Cyan, magenta, yellow, dan black punya tempatnya masing-masing.
Warna ini bisa dikombinasi menjadi gambar atau tulisan. Itulah yang kamu lihat saat mencetak.
Ini berbeda dengan sistem warna RGB. Untuk lebih jelasnya, simak di bawah ini, yuk!
CMYK dan RGB
Perbedaan
Melansir 99designs, RGB adalah singkatan dari (r)ed, (g)reen, dan (b)lue. Ia juga merupakan sebuah skema warna.
Akan tetapi, ada perbedaan di antara RGB dan CMYK. Kata G2 Learning Hub, perbedaan terbesarnya adalah penggunaan mereka.
RGB digunakan untuk layar digital. Komputer, televisi, hingga HP-mu termasuk di dalamnya. Oleh karena itu, desain website dan aplikasi menggunakan warna RGB.
Ini berbeda dengan cyan, magenta, yellow, dan black. Skema warna ini digunakan untuk percetakan. Glints sudah sempat menyinggung hal ini di atas.
Poster dan kartu nama merupakan jenis desain percetakan. Pembuatan banner juga merupakan bagian darinya.
Lantas, mengapa keduanya harus dibedakan? Mengapa kamu tak memilih RGB saja untuk melakukan printing?
Mengapa harus pakai CMYK untuk mencetak?
Kamu telah memahami perbedaan penggunaan keduanya. Ternyata, inilah yang menjadi alasan, mengapa desain cetak sebaiknya tak menggunakan RGB.
Sistem warna RGB bekerja melalui penambahan warna (additive colors).
Layar komputermu awalnya hitam. Saat ditambahkan warna digital, ia akan semakin terang dan semakin berwarna putih.
Ini berbeda dengan sistem warna CMYK. Ia bekerja lewat pengurangan warna (subtractive colors).
Dasar corak kertas adalah putih. Saat kamu mencetak warna terang, printer akan menambahkan warna terang.
Akan tetapi, semakin kamu menambahkan warna, corak yang muncul justru semakin gelap. Pada akhirnya, warnanya akan mendekati warna hitam.
Sistem red, green, dan blue dimulai dari warna hitam. Skema ini juga berakhir dengan warna putih. Hal sebaliknya berlaku pada cyan, magenta, yellow, dan black.
Perbedaan cara kerja ini disampaikan oleh Instant Print. Jika kamu masih bingung, coba perhatikan ilustrasi yang memberikan contoh perbedaan kode warna CMYK dan RGB:
Lantas, mengapa kamu sebaiknya tidak mencetak dengan RGB?
Print Place menyampaikan, hasil cetaknya akan menjadi lebih gelap. Kamu bisa melihat ilustrasinya di bawah ini:
Ingat, RGB adalah warna yang seharusnya dilihat bersama cahaya. Misalnya, dalam layar komputer, HP, atau TV.
Inilah yang menjadi alasan di balik gelapnya hasil cetak RGB. Kamu tak punya cahaya tambahan saat melihat kertas, bukan?
Nah, kala mendesain, kamu tentu menggunakan aplikasi. Secara otomatis, kamu melihat warna di komputer yang bersistem RGB.
Lantas, haruskah kamu mengubah warna itu saat mencetak?
Haruskah skema warna disesuaikan?
Jawabannya adalah, ya dan tidak.
Perkembangan teknologi memengaruhi hal ini. Di masa kini, mesin cetak sudah mampu mengubah RGB menjadi CMYK secara otomatis.
Akan tetapi, kamu tetap butuh mengubah warna RGB menjadi CMYK. Ada satu alasan penting di baliknya.
Ingat, warna dari RGB lebih gelap dari CMYK. Apa yang kamu lihat di layar, belum tentu sama dengan apa yang tercetak.
Menghindari RGB sejak awal bisa menghindari ketidaksamaan ini. Dengan begitu, hasil cetaknya cenderung sejalan dengan ekspektasimu.
Oleh karena itu, selalu pilih warna CMYK pada aplikasi, ya! Tentu saja, ini berlaku jika kamu mendesain karya cetak.
Manfaat CMYK
Lalu, apa saja manfaat dari penggunaan palet warna CMYK dalam desain grafis?
Merangkum HackWorth, Color Meanings, dan Printivity, berikut adalah beberapa manfaat warna CMYK.
- standar palet warna untuk industri desain grafis
- klien lebih mengharapkan hasil desain dengan palet warna ini
- banyak printer yang menggunakan palet warna ini
- tidak membutuhkan banyak pengetahuan tentang teori warna saat menggunakannya
- tidak memakan biaya terlalu besar karena menggunakan teknik printing halftoning
- banyak variasi media yang menggunakan palet warna CMYK
- hasil warna yang di-print akurat seperti yang ditampilkan di layar
Demikian penjelasan dari Glints soal skema warna cyan, magenta, yellow, dan key. Selalu pilih skema ini jika memang tepat untukmu, ya!
CMYK adalah satu dari banyak istilah desain grafis. Sejatinya, masih banyak terminologi lain yang wajib kamu ketahui.
Nah, jangan minder, kamu bisa pelajari semuanya dengan mengunjungi kanal Graphic Design di Glints Blog.
Di sana, Glints sudah siapkan banyak pembahasan mengenai istilah dan tips dunia desain grafis khusus buat kamu.
Menarik bukan? Yuk, langsung cek kumpulan artikelnya sekarang juga!
- CMYK
- CMYK
- CMYK (cyan, magenta, yellow, key)
- RGB vs CMYK: What’s the difference?
- RGB vs CMYK: Why the Difference Makes a Difference
- What is CMYK? What Does It Stand For & What Does It Mean?
- Why Printing Uses CMYK
- Which is Better: RGB or CMYK?
- CMYK Color Model: What Is It and How Is It Used?
- The Importance of Using CMYK for Print Color Accuracy