Pastikan Pemasukan Bisnis Lancar, Rencanakan Revenue Model yang Matang
Isi Artikel
Sedang berencana membangun bisnis atau start-up? Berarti, revenue model adalah hal yang perlu kamu pikirkan matang-matang.
Pasalnya, revenue model merupakan modal penting untuk memastikan rencana bisnis kita bisa menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan.
Hal ini juga bisa jadi pertimbangan para investor yang akan berinvestasi dalam bisnismu.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang revenue model, yuk, baca penjelasan Glints dalam artikel berikut ini.
Baca Juga: Menyusun Business Plan dengan Matang Lewat 7 Tips Berikut Ini
Apa Itu Revenue Model?
Menurut Tech Target, revenue model merupakan sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana rencana bisnismu bisa menghasilkan uang.
Dalam model ini, kita juga harus menjelaskan produk atau jasa apa yang ditawarkan selain metode apa yang digunakan untuk mendatangkan revenue atau keuntungan.
Beberapa contoh revenue model adalah:
1. Advertising
Revenue model advertising adalah dengan menampilkan iklan.
Marketer yang ingin memasang iklan tentunya harus membayar untuk menaruh iklan di produk yang kita miliki.
2. Manufaktur
Revenue model ini dipilih ketika kita memproduksi barang dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.
3. Markup
Dalam markup revenue model, kita mendapat keuntungan dari menjual produk yang sudah dibeli dengan harga yang lebih tinggi.
4. Freemium
Freemium menawarkan produk standar secara gratis.
Akan tetapi, jika pengguna ingin mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap, mereka harus membayar.
5. Donasi
Keuntungan juga bisa didapatkan dari donasi sukarela para pengguna produk.
Biasanya, revenue model ini digunakan oleh organisasi nirlaba atau nonprofit.
Selain kelima contoh tersebut, tentunya masih banyak jenis revenue model lainnya yang bisa digunakan.
Perbedaan Revenue Model dan Business Model
Business model dan revenue model adalah dua hal yang mungkin dianggap memiliki definisi mirip.
Meski begitu, perbedaannya perlu dipahami.
Dalam business model, ada banyak aspek yang perlu dicantumkan.
Nah, salah satunya adalah revenue stream atau revenue model.
Jadi, menurut Lead Innovation, revenue model merupakan komponen penting di dalam business model.
Untuk memahami konsep ini lebih baik, kita bisa mencontoh dari produk transportasi online.
Business model transportasi online adalah menawarkan jasa kendaraan umum mobil maupun motor yang bisa dipesan lewat aplikasinya.
Nah, sementara, revenue model bisnis ini adalah tarif per kilometer, surge pricing (peningkatan tarif saat jam sibuk), dan model harga yang berbeda (ojek online, taksi online, taksi online premium, dll).
Baca Juga: 5 Tips Melakukan Pivot untuk Startup agar Bisnis Semakin Menguntungkan
Cara Membuat Revenue Model
1. Pilih revenue model yang sesuai
Langkah pertama dalam membuat revenue model adalah memilih satu yang paling sesuai dengan perusahaanmu dan latar belakangnya.
Pemilihan revenue model harus mempertimbangkan minimasi risiko dalam jangka panjang.
Selain itu, revenue model yang dipilih juga harus bisa mengarahkan perkembangan bisnismu ke arah yang sesuai dan tepat.
Revenue model ini pun harus bisa mengomunikasikan nilai-nilai bisnismu yang unik pada para penggunanya.
2. Identifikasi investor
Tahap selanjutnya dalam menyusun revenue model adalah menentukan investor yang potensial.
Pilihan investor ini harus sesuai dengan revenue model yang sudah ditentukan pada tahap pertama.
Investor ini harus memiliki pengetahuan sesuai dengan jenis produk atau jasa yang ditawarkan sehingga ROI bisa tercapai dan bisnis terus untung.
3. Susun rencana jangka panjang
Untuk meyakinkan investor lebih jauh lagi, kita harus menentukan rencana jangka panjang mengenai keuangan bisnis.
Ketahui kapan kita bisa mulai mendapatkan keuntungan.
Pertimbangkan juga burn rate dan hal lainnya untuk waktu paling tidak 12 hingga 24 bulan ke depan.
Revenue model bisa saja berubah pada waktu tertentu.
Jadi, persiapkan dirimu untuk hal ini juga.
5. Ketahui variabel bisnis yang penting
Variabel bisnis adalah hal yang penting untuk diidentifikasi dalam revenue model.
Variabel-variabel ini harus dilacak untuk mengetahui apakah bisnismu berada dalam kondisi yang baik.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi bisa berbeda, tergantung tahapan bisnismu saat ini.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi pada bisnismu pun termasuk variabel yang perlu dicatat.
Setelah itu, kita harus merencanakan tahapan mitigasi atau cara meminimalkan risiko-risiko tersebut agar keuntungan bisa tetap maksimal.
Baca Juga: Siapkan 5 Hal Ini Sebelum Mendaftarkan Startup ke Inkubator Bisnis!
Nah, itu dia rangkuman Glints soal revenue model.
Revenue model adalah hal yang perlu dibuat serinci mungkin dengan pertimbangan yang baik.
Oleh karena itu, jangan terburu-buru dalam membuatnya, ya.
Jika ingin belajar lebih banyak tentang bisnis, start-up, dan hal-hal menarik lainnya, kamu bisa cek Glints ExpertClass.
Di Glints ExpertClass, ada banyak kelas-kelas seru yang dibawakan pakar berpengalaman yang bisa kamu ikuti secara online.
Yuk, temukan kelas yang kamu minati dan segera mendaftar.