Visual Storytelling: Apa Itu, Elemen, Manfaat, Cara, dan Tips Membuat

Tayang 23 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Salah satu strategi ampuh untuk menarik perhatian audiens yang harus diketahui para marketer adalah visual storytelling.

    Tak hanya di bidang marketing, kamu yang bekerja dalam bidang advertising pun harus pahami istilah visual storytelling.

    Strategi ini memanfaatkan visual untuk menyampaikan sebuah cerita bagi audiens atau konsumen.

    Nah, di artikel ini, Glints akan memberikan pemaparan seputar apa itu visual storytelling, manfaat dan elemen, serta tips membuatnya untuk campaign-mu. Yuk, simak!

    Apa Itu Visual Storytelling?

    visual storytelling adalah

    © Pexels.com

    Menurut Optinmonster, visual storytelling adalah sebuah penyampaian cerita (storytelling) dengan media visual seperti video, foto, atau ilustrasi.

    Dalam dunia marketing, strategi visual storytelling bertujuan untuk mendapatkan perhatian audiens dengan cepat dan efektif.

    Hal ini karena mengutip dari riset yang dilakukan MIT, seseorang dapat memproses gambar hanya dalam 13 milidetik saja.

    Sehingga, ketika target audience melihat sebuah cerita yang disampaikan melalui media visual, mereka bisa memahami cerita lebih cepat ketimbang dalam bentuk teks.

    Tidak hanya itu, visual storytelling pun bisa digunakan untuk memperlihatkan “jati diri” sebuah brand beserta produk yang dimilikinya.

    Sehingga, orang-orang yang melihat visual storyellling-mu bisa membayangkan apa yang akan mereka dapatkan jika menjadi konsumenmu.

    Baca Juga: 4 Tips Membuat Storytelling yang Menarik di Media Sosial

    Elemen Visual Storytelling

    visual storytelling adalah

    © Pexels.com

    Visual storytelling sendiri dapat terdiri dari beragam elemen dan tools. Namun, hal ini sangat tergantung pada intensi dan cara komunikasi brand.

    Masih mengutip dari Optinmonster, elemen-elemen visual storytelling yang umum digunakan adalah sebagai berikut.

    • infografis
    • meme
    • GIF
    • animasi
    • grafik
    • video
    • foto
    • bagan

    Masing-masing elemen pun akan menarik target audience yang berbeda.

    Sebagai contoh, apabila target audience-mu adalah remaja, menggunakan meme atau GIF sebagai elemen visual storytelling-mu bisa menjadi pilihan untuk menarik perhatian dan menghasilkan engagement.

    Selain itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, intensi dan brand voice juga turut berperan dalam pemilihan elemen untuk visual storytelling.

    Misalkan, jika kamu ingin menunjukkan diri sebagai brand yang serius, maka video, grafis, foto, atau bagan bisa menjadi elemen visual storytelling yang tepat ketimbang GIF atau meme.

    Manfaat Visual Storytelling

    apa itu visual storytelling

    © Pexels.com

    Dengan menggunakan visual storytelling, strategi marketing-mu akan jadi semakin efektif.

    Melansir Indeed, berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan visual storytelling dalam campaign-mu.

    • Perhatian dan engagement lebih cepat: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gambar dapat diproses oleh otak lebih cepat ketimbang kata. Sehingga mendapatkan perhatian audiens menjadi lebih efektif. Jika disandingkan dengan copy yang tepat, elemen visual akan membuat konten jadi lebih menarik.
    • Memungkinkan partisipasi pasif dari audiens: Sehingga, audiens cukup menerima informasi seputar brand-mu dengan menonton konten video, tanpa perlu repot membaca teks.
    • Membantu audiens memahami suatu hal: Bagi beberapa orang, belajar akan lebih efektif jika pakai metode visual. Ketika kamu ingin menyampaikan pesan atau menceritakan sesuatu, visual storytelling dapat membantu audiens untuk memahaminya.
    Baca Juga: Ini Dia 5 Tools Media Sosial yang Dibutuhkan oleh Content Creator

    Cara Membuat Campaign dengan Visual Storytelling

    apa itu visual storytelling

    © Pexels.com

    Seperti yang telah dibahas sebelumnya, visual storytelling dapat menjadi strategi efektif untuk keberlangsungan campaign-mu.

    Lalu, bagaimana cara mengimplementasikannya?

    Masih melansir dari Indeed, berikut adalah langkah yang bisa kamu lakukan untuk menambah visual storytelling dalam marketing campaign-mu.

    1. Buat strategi campaign

    Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memikirkan terlebih dahulu strategi campaign yang ingin kamu berikan visual storytelling.

    Tentukan pesan yang ingin disampaikan dan highlight beberapa elemen kunci dari cerita yang dapat ditunjukkan secara visual.

    2. Buat konten yang orisinal

    Penting untuk membuat konten visual yang merefleksikan brand-mu.

    Sebagai contoh, buat cerita atau narasi berdasarkan pain point atau masalah yang dialami target audiensmu, kemudian informasikan bagaimana produkmu dapat membantu mereka.

    3. Dorong audiens untuk tetap memerhatikan konten

    Sebuah visual storytelling yang bagus adalah storytelling yang dapat mendorong audiens untuk tetap memerhatikan dan mengonsumsi kontenmu.

    Sehingga, kamu harus mencari tahu apa yang memotivasi konsumen dan audiens untuk tetap menonton visual storytelling-mu dan menghadirkannya dalam campaign.

    Konten yang bagus dapat menarik perhatian audiens dengan cepat dan memberikan informasi penting yang membuat mereka ingin tetap menontonnya.

    4. Berikan pengalaman positif

    Sebuah visual storytelling juga perlu memberikan pengalaman positif bagi orang yang berinteraksi dengannya.

    Misalkan, jika kamu memberikan visual storytelling untuk email campaign, pastikan seluruh gambar dan video dapat di-load dengan cepat dan enak dilihat.

    Selain itu, jika visual storytelling dibagikan di media sosial, pastikan untuk mengikuti guidelines yang sudah ditetapkan.

    5. Masukkan call to action

    Ketika membuat visual storytelling, jangan lupa untuk memasukkan call to action ke dalamnya.

    Mengidentifikasi call to action sendiri harus menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan ketika membuat strategi campaign secara keseluruhan.

    Hal ini karena ceritamu harus mengarahkan viewer untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan harapanmu.

    Tips Membuat Visual Storytelling

    visual storytelling adalah

    © Pexels.com

    Mengutip dari Indeed, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu ikuti jika ingin mengimplementasikan visual storytelling dalam campaign-mu.

    • Menunjukkan (show) bukan memberi tahu (tell): Fokus pada visual, hindari memasukkan terlalu banyak teks.
    • Berikan behind the scene: Untuk meningkatkan engagement, tunjukkan kondisi di balik layar agar audiensmu merasa jadi bagian dari campaign tersebut.
    • Berikan konteks yang jelas: Selalu berikan konteks dari sebuah cerita melalui detail atau latar belakang. Tanpa konteks, hal ini membuat viewers kebingungan ketika mengonsumsi cerita.
    • Memasukkan konflik: Sebuah cerita yang baik selalu bisa mengangkat atau menyentuh masalah serta kekhawatiran target audience. Nantinya, produkmulah yang akan menjadi solusi atas konflik atau masalah yang dihadapi.
    • Buat kontenmu relevan: Pastikan cerita yang disampaikan relevan dan menarik untuk audiens.
    Baca Juga: 5 Tips Jitu Marketing Campaign yang Bisa Curi Perhatian Pelanggan

    Nah, itu adalah beberapa informasi seputar visual storytelling dalam marketing dan advertising yang perlu kamu tahu.

    Selain visual storytelling, kamu bisa tahu lebih banyak soal dunia marketing dengan membaca beragam artikel di Glints Blog, lho.

    Yuk, pilih dan baca beragam artikel marketing Glints Blog dengan klik di sini sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait