Storytelling: Apa Itu, Manfaat, dan Proses Melakukannya

Diperbarui 23 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Dewasa ini, storytelling adalah salah satu komponen yang penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dunia kerja.

    Istilah ini sering kali mengacu pada kemampuan seseorang dalam membawakan cerita kepada pendengarnya.

    Meskipun demikian, komponen ini tidak hanya bekerja saat kamu sedang membawakan sebuah cerita kepada orang-orang.

    Lebih dari itu, storytelling dapat digunakan untuk memikat customer atau pengguna agar tertarik dengan produk atau layanan perusahaan.

    Berdasarkan fakta tersebut, tak heran bila teknik ini sering digunakan oleh berbagai profesi, mulai dari content writer hingga product manager sekalipun.

    Nah, memangnya, apa yang sebenarnya dimaksud dengan storytelling? Apa manfaatnya untuk kegiatan di dunia kerja, seperti marketing di era modern ini?

    Jangan khawatir, Glints akan menjelaskannya secara lengkap kepadamu. Simak selanjutnya di bawah ini.

    Apa Itu Storytelling?

    storytelling adalah

    © Freepik.com

    Nah, sebelumnya, apa itu yang dimaksud dengan storytelling?

    Storytelling atau bercerita bukan hanya sekadar mendongeng atau menceritakan kisah. Lebih dari itu, storytelling menjadi sebuah alat yang penting untuk menarik perhatian pendengar.

    Dilansir dari Hubspot, storytelling adalah proses menggabungkan fakta dan cerita untuk disampaikan kepada pengguna supaya mereka semakin tertarik dengan apa yang kita tawarkan.

    Teknik atau kemampuan ini dapat kamu gunakan ketika sedang mempromosikan produk atau layanan lewat kata-kata ataupun cerita.

    Sebagai contoh, kamu adalah seorang copywriter di salah satu perusahaan, kemudian hendak menjelaskan produk yang akan kamu tawarkan.

    Storytelling hadir untuk memberikan bumbu yang lezat dari penjelasanmu supaya menciptakan hubungan antara pendongeng (copywriter) denggan pengguna atau customer.

    Tidak hanya kata-kata, kamu juga bisa menggunakan teknik ini ketika sedang berkomunikasi dengan rekan kerja atau atasan di kantor.

    Dengan menggunakan teknik ini, dijamin pendapat dan saranmu di tempat kerja akan lebih didengar oleh kolega dan atasan.

    Mengapa Storytelling Sangat Penting?

    storytelling adalah

    © Freepik.com

    Ada beberapa alasan kenapa storytelling sangat penting dan bahkan harus diproritaskan di dunia kerja. Berikut penjelasannya.

    1. Membangun koneksi dengan audiens

    Menurut Forbes, storytelling adalah kemampuan untuk menyatukan dan membangun koneksi yang lebih kuat dengan orang lain.

    Dalam dunia marketing, menyampaikan storytelling ke audiens yang tepat dapat membuat mereka merasakan empati terhadap brand-mu.

    Ketika merasakan empati, audiens akan mencari tahu lebih lanjut seputar brand-mu, yang berpotensi untuk membuat mereka menjadi konsumenmu.

    2. Metode yang kuat untuk menyampaikan pesan

    Melansir Worforce, selain membangun koneksi dengan audiens, storytelling juga bisa menjadi metode yang kuat untuk menyampaikan brand message ke audiens.

    Ketika pesanmu sampai ke audiens yang tepat, mereka akan tertarik untuk mengecek bahkan membeli produk atau layanan yang ditawarkan brand-mu.

    Terlebih jika pesan dan nilai yang dijunjung brand konsisten, hal ini akan turut membangun kepercayaan mereka yang dapat meningkatkan customer loyalty.

    3. Mudah diingat

    Manfaat lain dari storytelling adalah mudah diingat oleh audiens. Ketika audiens dihadapkan pada suatu cerita menarik dan menghibur, mereka cenderung akan mengingatnya.

    Menurut Slice, hal ini wajar karena otak manusia menyukai cerita. Tidak hanya itu, cerita pun akan lebih mudah diingat ketimbang fakta.

    Sehingga, fokuskan storytelling-mu ke pesan penting yang ingin disampaikan brand. Jangan lupa untuk mengemasnya semenarik mungkin, ya.

    4. Mendorong audiens melakukan suatu hal

    Menyadur Search Engine Journalstorytelling yang baik dapat mendorong audiens melakukan suatu tindakan berdasarkan pesan moral yang terkandung di dalamnya.

    Pesan moral ini akan memotivasi audiens untuk melakukan tindakan tertentu berdasarkan rasa empati setelah melihat storytelling tersebut.

    Sehingga, jangan lupa untuk memasukkan CTA dalam storytelling untuk semakin mendorong audien melakukan sesuatu berdasarkan keinginanmu.

    5. Membuat konten menjadi lebih menarik

    Manfaat lain dari storytelling adalah membuat konten menjadi lebih menarik untuk dikonsumsi audiens.

    Hal ini karena unsur cerita dapat menyentuh emosi dari setiap orang yang mengonsumsinya.

    Ketika konten yang dihasilkan menarik, akan ada kesempatan konten tersebut menjadi viral.

    Hal ini tentu dapat meningkatkan engagement serta awareness audiens terhadap brand-mu.

    6. Membantu produksi konten baru

    Storytelling juga dapat membantu marketer ketika ingin memproduksi konten baru.

    Dengan banyaknya kompetisi untuk meraih target audience, tentu tidak jarang kamu menemukan kompetitor dengan ide atau konten yang sejenis.

    Lalu, apakah kamu harus mengurungkan rencana membuat konten dari ide tersebut? Tentu tidak!

    Kamu bisa tetap membuat konten yang membahas hal serupa dengan kompetitor melalui pendekatan storytelling-mu sendiri.

    Sehingga, meskipun hal yang dibahas serupa dengan kompetitor, audiens akan lebih tertarik untuk mengonsumsi kontenmu karena unsur storytelling-nya.

    Baca Juga: Apa Saja Sih Strategi Email Marketing? Yuk, Simak Lebih Lanjut

    Proses Storytelling

    apa itu storytelling

    © Freepik.com

    1. Kenali audiens

    Storytelling yang baik adalah di mana pendongeng bisa menarik minat audiens dengan cerita yang menarik dan lugas. Maka dari itu, mengenal audiens adalah sebuah keharusan.

    Dilansir dari Hubspot, untuk mengetahui audiens kamu dapat melakukan riset target pasar dan menentukan buyer persona-nya.

    Dengan begitu, kamu akan mengetahui siapa yang akan mendengarkan ceritamu sehingga dapat menentukan bahasa yang tepat.

    2. Tentukan pesan inti

    Penting untuk menentukan pesan inti dalam cerita yang akan kamu sampaikan. Pasalnya, apabila terlalu panjang audiens juga akan merasa bosan.

    Sebaiknya, ringkas waktu dan kata-kata serta tentukan pesan inti yang ingin disampaikan.

    3. Tentukan call to action (CTA)

    Setelah menentukan pesan inti, proses berikutnya dalam storytelling adalah menentukan call to action (CTA) yang akan digunakan.

    Apa yang kamu inginkan dari pembaca? Apakah mereka harus berlangganan newsletter lewat email atau sebagainya?

    Usahakan untuk menggunakan kalimat CTA yang halus dan persuasif agar pembaca tertarik untuk melakukannya.

    4. Buat dan bagikan

    Setelah semuanya dirancang dengan baik, langsung ciptakan cerita yang ingin kamu sampaikan. Jangan lupa juga untuk segera membagikannya pada platform yang tepat.

    Apabila cerita yang kamu ciptakan diletakan pada platform yang salah, pesan tidak akan tersampaikan dengan baik.

    Baca Juga: Hobi Menulis? Yuk Pahami Perbedaan Antara UX Writer dan Copywriter

    Itu dia penjelasan singkat Glints mengenai apa itu storytelling dan manfaat serta proses di dalamnya.

    Intinya, komponen satu ini harus diterapkan dengan baik oleh para pekerja supaya dapat mengembangkan kualitas diri mereka untuk jangka waktu yang panjang.

    Nah, kalau ingin dapat info lebih dalam seputar dunia kerja, kamu bisa langsung sign up di Glints.

    Dengan membuat akun, kamu akan berlangganan newsletter Glints Blog yang berisi info penting seputar kerja termasuk skill profesional.

    Tak hanya itu, kamu juga bisa mendapatkan insight dari pakar-pakar ternama terkait keahlian yang perlu dimiliki pekerja andal dengan ikut Glints ExpertClass.

    Menarik, kan? Tunggu apa lagi? Yuk, sign up sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.8 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait