Pendidikan vs Pengalaman, Mana yang Diprioritaskan oleh Perekrut?
Isi Artikel
Saat mencari pekerjaan, kita sering kali dibingungkan oleh dua hal antara pendidikan vs pengalaman. Dari kedua hal tersebut, sebenarnya mana sih yang menjadi prioritas dari recruiter dalam memanggil kandidat?
Pendidikan dan pengalaman menjadi suatu hal yang sering dijadikan bahan perdebatan saat mencari kerja.
Sering kali orang-orang berkata bahwa memperoleh pendidikan tinggi hanya membuktikan dirimu sukses di dunia akademis saja, tetapi tidak dalam dunia kerja.
Di sisi lain, pengalaman kerja yang banyak membuatmu memiliki kesempatan besar untuk masuk ke dunia kerja lebih cepat.
Nah, kira-kira, mana yang lebih baik antara pendidikan vs pengalaman?
Untuk menjawab rasa penasaranmu, di bawah ini Glints akan menjelaskannya kepadamu secara detail. Yuk simak bersama-sama!
Nilai dari Pendidikan
Agar lebih mudah memahami keduanya, mari kita bahas mengenai nilai dari masing-masing. Pertama yang akan kita bahas adalah nilai yang akan didapatkan dari pendidikan.
Dilansir dari Flex Jobs, studi menemukan bahwa perusahaan percaya dengan kandidat yang memiliki gelar sarjana.
Perusahaan menganggap mereka sebagai orang yang terlihat lebih siap kerja dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki gelar sarjana.
Lebih dari itu, perusahaan juga percaya kalau orang yang memiliki gelar sarjana lebih mempunyai banyak soft skill dan hard skill ketimbang yang tidak memiliki gelar sarjana.
Sebab, pada saat masa kuliah, ada kemungkinan orang tersebut mengikuti organisasi-organisasi yang dapat mengembangkan kepribadiannya.
Nilai dari Pengalaman
Pendidikan vs pengalaman memang menjadi bahan perdebatan yang tidak ada habisnya, terutama dalam mencari pekerjaan.
Setelah mengetahui nilai dari pendidikan, kini saatnya beralih kepada apa saja nilai yang didapatkan dari pengalaman.
Dilansir dari Investopedia, orang yang memiliki pengalaman kerja kemungkinan besar akan dilihat oleh recruiter sebagai orang yang dapat bekerja dengan cepat.
Mereka hanya butuh sedikit pelatihan khusus ke depannya agar semakin ahli di bidang tertentu.
Di sisi lain, seorang yang berpengalaman tentu pernah berkecimpung di dalam dunia kerja. Dengan begitu, mereka sudah tidak asing lagi dengan flow dunia kerja sehingga dapat mengikutinya dengan baik.
Selain itu, dilansir dari Flex Jobs, studi dari Harvard Business School menemukan bahwa 37%recruiter menilai pengalaman sebagai kualifikasi paling penting yang harus dimiliki pelamar, bukan pendidikan.
Nah, melihat data tersebut, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa pendidikan tidak terlalu penting untuk mendapatkan pekerjaan.
Pendidikan vs Pengalaman
Setelah mengetahui nilai dari masing-masing, kira-kira mana yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan antara pendidikan vs pengalaman?
Menurut Flex Jobs, keduanya memiliki peranan masing-masing bagi seseorang dalam mendapatkan pekerjaan dan penting di mata perusahaan.
Bahkan, sebaiknya kamu harus mendapatkan keduanya dengan baik agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Secara khusus, selama masa kuliah, usahakan fokusmu tidak hanya untuk mendapatkan IPK tinggi semata. Ikutlah organisasi-organisasi atau magang yang dapat meningkatkan skill-mu.
Dilansir dari Northeastern University, mengikuti magang ataupun volunteering selama masa kuliah lebih penting daripada nilai IPK yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.
Pasalnya, secara tidak langsung kamu juga akan mendapatkan pengalaman di sela-sela menempuh pendidikan.
Demikian penjelasan singkat mengenai pendidikan vs pengalaman. Dalam praktiknya, keduanya sama-sama penting untuk diterapkan dalam mencari pekerjaan.
Sebab, perusahaan juga membutuhkan gelar pendidikan dan sekaligus pengalaman yang dimiliki oleh pelamar demi memajukan perusahaan ke depannya.
Nah, jika kamu ingin cari info lebih banyak seputar mencari kerja dan mempersiapkan fase awal dalam karier.
Yuk, baca artikel lainnya di Glints Blog! Temukan selengkapnya di sini.