Mampu Tingkatkan Experience Pengguna, Pelajari Apa Itu User Story Mapping

Tayang 24 Des 2020 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Merupakan lanjutan dari user stories, user story mapping adalah penggambaran peta visual yang berfokus pada kebutuhan pengguna produk. 

    Di sini, kamu akan melihat lebih jelas kronologis penggunaan sebuah produk dan mencari tahu apakah ada langkah yang menghalangi user mendapatkan pengalaman terbaik.

    Penasaran? Yuk, simak lebih lanjut!

    Apa Itu User Story Mapping?

    user story mapping

    © Unsplash.com

    Mengutip Aha!, user story mapping adalah sebuah “latihan” atau perencanaan visual yang memungkinkan tim product development untuk membuat produk yang memuaskan para user.

    Dalam mapping ini, tim dapat lebih memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user, serta mana saja rangkaian kegiatan yang harus dijadikan prioritas. 

    Story mapping sebenarnya menggunakan konsep user stories. User stories sendiri merupakan template atau format berisikan requirements apa saja yang dibutuhkan oleh user.

    Dibuat dalam bentuk visual dan diletakkan sesuai dengan urutannya, story mapping ini akan mempermudah tim produk untuk fokus ke hasil akhir yang sesuai dengan keinginan user

    Singkatnya, story mapping dijalankan untuk melihat customer journey dan menciptakan desain UX yang nyaman bagi tiap penggunanya.

    Pembuatannya pun berbeda-beda. Ada yang menggunakan papan berisikan sticky notes biasa, ada juga yang menggunakan tools khusus.

    Baca Juga: Sama-sama Memperkuat UX, Apa Beda User Flow dan User Journey?

    Cara Kerjanya

    © Freepik.com

    Setelah mengetahui apa itu user story mapping, bagaimana kira-kira cara kerjanya?

    Pertama-tama, pilih metode pembuatan yang ingin digunakan, apakah menggunakan kertas biasa, atau tools khusus seperti Jira dan lainnya.

    Setelah itu, pastikan kamu sudah membuat user stories terlebih dahulu di awal. Tanpa user stories, akan sulit untuk membuat peta dengan narasi yang belum ada.

    Disarikan dari Just In Mind, berikut adalah langkah-langkah pembuatan beserta cara kerjanya. 

    1. Tentukan proses

    Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan proses atau aktivitas utama dari setiap sticky notes yang ada. 

    Misalkan ada tiga aktivitas utama yang ingin diprioritaskan. Ketiganya adalah pendaftaran diri (sign up), pembelian produk, dan pemberian review dari user.

    Tiap aktivitas ini nantinya akan memiliki satu kartu masing-masing, untuk menggambarkan proses yang akan berlangsung di dalamnya.

    2. Buatlah narasi user stories secara umum

    Narasi yang dimaksud di sini adalah turunan dari tiap aktivitas di awal tadi. 

    Narasi ini dibutuhkan agar rangkaian kartu yang ada nantinya bisa masuk di akal dan lebih mudah untuk dimengerti. 

    Misalnya, aktivitas pembelian produk membutuhkan narasi atau rangkaian kegiatan seperti pencarian produk dan pembeliannya.

    Sampai sini sudah paham, kan?

    3. Urutkan berdasarkan prioritasnya

    Setelah membuat narasi dalam user story mapping, penting bagimu untuk mengurutkan tiap aktivitas atau proses berdasarkan prioritasnya.

    Mengikuti contoh-contoh sebelumnya, misalkan tujuan utamanya pembuatan rangkaian produk adalah agar user melakukan pembelian. 

    Setelah itu, mungkin pemberian review jadi prioritas kedua untuk menunjukkan kredibilitas brand-mu.

    Setelah menentukan prioritas tersebut, baru urutkan tiap aktivitas agar bisa dijalankan sesuai dengan tingkat urgensinya masing-masing.

    Baca Juga: Tak Perlu Bingung, Ini 3 Beda Pekerjaan Product Manager dan Product Owner

    Kelebihan User Story Mapping

    user story mapping

    © Freepik.com

    Kalau menurut ProductPlan, tujuan utama dari story mapping adalah melihat bagaimana sebuah produk akan digunakan oleh para pengguna.

    Tak hanya itu, kamu juga jadi bisa mencari tahu apakah masih ada yang terlewat dari segi fungsionalitas sebuah produk.

    Nah, seperti yang sudah disebutkan di awal, penggambaran visual ini juga dapat membantumu memprioritaskan kegiatan berdasarkan kategori masing-masing.

    Kategori yang dimaksud di sini adalah apa saja yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan awal, juga apa saja yang kira-kira masih bisa ditambahkan. Kurang lebih apa yang esensial dan apa yang hanya jadi pemanis saja.

    Untuk poin-poin kelebihannya, kamu bisa lihat di bawah ini:

    1. Fokus pada apa yang diinginkan oleh user

    Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel ini, tujuan utama user story mapping adalah membuat produk dengan user sebagai fokus utamanya.

    Tujannya bukan sekadar membuat produk yang memiliki fungsi dan tujuan, tanpa memikirkan user yang akan menggunakannya.

    Setelah melakukan mapping, kamu juga bisa melihat rangkaian experience yang akan dirasakan oleh para user, sehingga tahu “jalur” mana yang paling baik untuk mereka.

    2. Tepat dalam menentukan prioritas

    Karena fokus utamanya ada di user value (apa yang mereka inginkan dan butuhkan), prioritasnya pun akan mengikuti hal tersebut.

    Dengan langkah ini, akan ditemukan mana yang harus dirilis terlebih dahulu, kekurangan apa yang harus diutamakan perbaikannya, dan lain-lain.

    3. Dapat melihat kekurangan dengan lebih jelas

    Saat dijabarkan dan diurutkan, tentu akan lebih mudah bagi tim product development untuk melihat apa saja kekurangan yang mungkin jadi penghalang.

    Misalnya, ada rangkaian kegiatan sudah cukup oke.

    Akan tetapi, di tengah-tengahnya ada satu hal yang ternyata dapat mengganggu user experience.

    Tanpa story mapping, akan agak sulit untuk menemukan kekurangan tersebut.

    Baca Juga: Yuk Kenali Lebih Dalam Apa Itu Product Roadmap!

    4. Sinergi tim lebih kuat

    Saat melihat poin ini, mungkin terbesit dalam pikiranmu, “Apa hubungannya user story mapping dengan sinergi tim?”.

    Ketika membuat user story map, tim jadi punya satu panduan yang jelas.

    Apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user, bagaimana produk yang sedang dikembangkan bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

    Dengan panduan tersebut, sinergi tim pun akan lebih baik dan mengurangi kemungkinan terjadi miskomunikasi.

    Itu dia penjelasan lengkap seputar user story mapping mulai dari pengertian, cara kerja atau langkah yang harus diikuti, sampai kelebihannya. 

    Semoga setelah membaca artikel ini, kamu jadi lebih paham, ya.

    Kalau ingin belajar lebih lanjut seputar dunia produk, coba ikuti Glints ExpertClass, deh.

    Glints ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh para ahli di bidang produk, dengan ilmu dan pengalaman yang akan sangat berguna untukmu. 

    Tertarik? Cari kelas yang ingin diikuti dan langsung daftarkan dirimu, sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait