User Stories: Pengertian, Format, Keuntungan, dan Tips dalam Menulisnya

Diperbarui 11 Des 2023 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    User stories atau yang biasa juga disebut user story adalah salah satu komponen yang sangat penting pagi product owner untuk mengembangkan suatu produk agar lebih bagus ke depannya.

    Pengguna atau user menjadi suatu hal yang harus diprioritaskan dalam membangun produk.

    Tanpa adanya cerita dari pengguna, otomatis produk akan kesulitan untuk berkembang. Oleh karena itu, user stories hadir sebagai solusi yang tepat untuk masalah tersebut.

    Lantas, apa sih pengertiannya? Bagaimana cara membuatnya? Tenang saja, dalam hal ini Glins telah merangkumnya untukmu.

    Yuk, mari kita simak bersama-sama!

    Apa Itu User Stories?

    user stories adalah

    © Unsplash.com

    Agar lebih mudah memahaminya, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai pengertian user stories.

    Nah, dilansir dari Product Plan, user stories adalah sebuah penjelasan yang ditulis dalam bahasa sederhana dari sudut pandang pengguna produk.

    Elemen ini merupakan salah satu unit kerja pihak development dan dirancang secara khusus agar produk bisa memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Namun, seiring berjalannya waktu, user stories juga dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk keperluan pengembangan produk yang diadakan secara berkala.

    Bahkan, kini kebanyakan tim product lebih sering menggunakan user stories dibandingkan dengan product requirement atau product features untuk keperluan development.

    Mengapa demikian? Sebab, user stories lebih mudah dipahami oleh perusahaan. Tak hanya itu, juga dapat membantu tim untuk fokus pada user perusahaan.

    Terakhir, elemen ini dapat digunakan untuk membangun momentum tim agar tetap semangat, karena mereka bekerja untuk user sungguhan.

    Dari penjelasan di atas, kita dapat sedikit memahami berbagai fungsi user stories. Jika perusahaan ingin memahami user dengan seoptimal mungkin, user story adalah salah satu solusinya.

    Baca Juga: Kenalan dengan User Flow, Fungsi, serta Jenis-jenisnya, Yuk!

    Format User Stories

    user stories adalah

    © Pixabay.com

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, user stories adalah cerita dari pengguna yang menggunakan bahasa sederhana.

    Secara umum, user stories menggunakan format seperti ini: 

    • as a (description of user), I want (functionality, so that (benefit)

    As a dijelaskan sebagai seorang user yang membagikan cerita di dalam user stories.

    Kemudian, I want dijelaskan sebagai fitur atau fungsi yang akan dikembangkan ke depannya.

    Terakhir, so that merupakan hasil yang didapatkan setelah fungsi dikembangkan dengan baik.

    Contoh dari format user stories di atas:

    “Sebagai user saya ingin mengupload foto agar dapat berbagi foto dengan orang lain di media sosial.”

    Dari contoh di atas, bisa dilihat bahwa as a user, ia meminta agar dapat meng-upload sebagai bagian dari I want, lalu dengan tujuan agar dapat berbagai foto dengan orang lain sebagai so that.

    Secara umum, orang yang bertanggung jawab untuk menuliskan user stories adalah product owner.

    Product owner akan mengatur user stories dengan sedemikian rupa, lalu memasukkannya ke dalam product backlog.

    Kendati demikian, tanggung jawab ini tidak sepenuhnya diserahkan kepada product owner.

    Tim product juga bertanggung jawab untuk memperhatikan user stories dengan teliti.

    Keuntungan Menulis User Stories

    user stories adalah

    © Freepik.com

    Nah, setelah mengetahui pengertian serta format dari user stories, kira-kira apa ya keuntungan ketika menuliskannya dalam produk?

    1. Membuka diskusi

    Dilansir dari Parker Software, user stories dapat membuat diskusi dari tim product development menjadi sangat berwarna.

    Pasalnya, tim harus berusaha untuk mencari ide yang kreatif untuk mencari solusi bagi pengguna.

    Sebab, user stories menjelaskan tentang tujuan akhir dan alasannya, tanpa membahas mengenai bagaimana caranya mencapai tujuan tersebut dengan detail.

    Baca Juga: Memahami Pentingnya User Acceptance Test (UAT) dalam Mendesain Produk

    2. Memahami produk dengan baik

    Tak bisa dimungkiri, salah satu keuntungan menuliskan user story adalah dapat memahami produk dengan baik.

    Rangkaian User stories akan menampilkan beragam kekurangan dan kelebihan dari produk, sehingga tim dapat mengetahui di bagian mana mereka harus mengembangkannya.

    3. Mendapatkan feedback yang matang

    Menurut Agile Alliance, user stories dapat mengurangi risiko penerimaan feedback yang tertunda.

    Dengan demikian, kamu tidak perlu khawatir karena tidak mendapatkan feedback dari user.

    Tips Menulis User Stories

    © Unsplash.com

    1. Tentukan user persona

    User persona adalah sebuah karakter fiktif yang mewakili target pengguna dari produk yang akan kamu buat.

    Nah, dalam membuat user stories, sebaiknya kamu menentukan user persona-mu dengan baik.

    Kira-kira jenis pelanggan seperti apa yang akan kamu layani? Apakah berusia 18-25 tahun atau lebih dari itu?

    Selain usia, kamu juga bisa mempertimbangkan hal lainnya seperti perilaku, minat, serta lokasi dari user.

    Setelah menentukan user persona, kamu dan tim tentu dapat fokus untuk membantu user tersebut dalam memecahkan masalahnya.

    2. Minta feedback dari user

    Tips selanjutnya dalam menulis user stories adalah jangan ragu untuk meminta feedback dari pengguna.

    Tanyakan apa saja yang mereka inginkan dari produkmu dan sebagainya. Dengan cara seperti ini, kamu akan mudah dalam memenuhi tujuan dari user.

    Baca Juga: Kupas Tuntas Seputar Proses Desain Produk dengan Melibatkan User di Sini!

    Itu dia penjelasan singkat Glints mengenai user stories beserta format yang biasa digunakan. 

    Pada intinya, user stories adalah catatan dari user yang memudahkan perusahaan untuk mengembangkan produk.

    Dikarenakan sangat efektif, elemen ini wajib dipelajari job seeker jika mereka hendak terjun ke dunia produk.

    Nah, selain informasi di atas, kamu bisa mempelajari berbagai topik lainnya seputar product development dan bidang lainnya terkait product di Glints blog!

    Temukan artikel yang membahas topik sesuai dengan kategori skill kamu saat ini, mulai dari level beginner, intermediate, hingga advance.

    Wawasan semakin luas, kamu pun bisa lebih siap mendalami skill yang dibutuhkan di bidang profesi product development.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, baca artikel lainnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.3 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait