Ketahui 5 Jenis Skala yang Sering Digunakan dalam Kuesioner

Tayang 05 Mei 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Berbagai bentuk kuesioner disebarkan untuk menemukan strategi marketing yang efektif. Untuk itu, kamu perlu menggunakan jenis skala yang tepat dalam kuesioner.

    Apa saja jenis-jenis skala yang bisa digunakan untuk kuesionermu? Simak selengkapnya di sini.

    1. Skala dikotomis

    jenis skala kuesioner

    © Pexels.com

    Hanya ada dua pilihan jawaban dalam skala dikotomis. Kedua pilihan jawaban ini bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

    • “ya”, “tidak”
    • “pernah”, “tidak pernah”
    • “setuju”, tidak setuju”

    Skala tidak memberi kesempatan bagi responden untuk bersikap netral. Ini karena menurut CXL ada kecenderungan responden untuk memberikan jawaban yang netral.

    Skala dikotomis mendorong responden untuk memberikan jawaban biner yang lebih jelas.

    Sehingga, kamu bisa mendapatkan hasil survei yang relevan. Terutama ketika kamu menyebarkan kuesioner kepuasan pelanggan.

    Akan tetapi, ketika jenis skala ini digunakan terlalu sering, responden akan merasa bosan.

    Ketika itu terjadi, responden akan cenderung memberikan jawaban yang positif alih-alih sesuai dengan keadaannya saat itu.

    2. Skala rating

    jenis skala kuesioner

    © Questionpro.com

    Kamu mungkin paling familiar dengan jenis skala ini. Skala ini merupakan skala yang paling umum digunakan, terutama dalam user research.

    Skala rating memberikan pilihan jawaban berupa rentang angka kepada responden. Berikut beberapa bentuk skala yang paling umum dari skala ini.

    • 1–10
    • 1–7
    • 1–5 (dikenal juga dengan skala Likert)

    Skala Likert adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam kuesioner dari jenis skala ini. Ini karena responden memiliki pilihan jawaban yang cukup banyak.

    Biasanya, responden akan diberikan pilihan seperti “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” sebagai jawaban.

    Sayangnya, penggunaan skala ini memiliki kelemahan. Responden akan cenderung memilih jawaban yang positif atau netral untuk memenuhi keinginan sosial.

    Baca Juga: Rekomendasi 10 Tools untuk Melakukan Survei secara Online

    3. Skala diferensial semantik

    © Questionpro.com

    Metode dari skala diferensial semantik adalah mengumpulkan data dan menafsirkannya berdasarkan makna konotatif dari jawaban responden.

    Skala ini biasanya memiliki kata dikotomis di kedua ujung spektrum.

    Pilihan jawaban dari sakala ini tidak berbeda dengan skala dikotomis. Bedanya, responden dapat memilih satu dari tujuh rentang poin yang diberikan. Kamu bisa menyebut skala ini

    Penggunaan skala diferensial semantik ini dapat bervariasi. Sehingga sering kali digunakan aplikasinya dalam riset pasar.

    Biasanya, jenis skala ini digunakan untuk membandingkan merek, citra perusahaan, dan produk.

    Skala ini juga digunakan untuk mengembangkan campaign dan strategi promosi dalam studi pengembangan produk baru.

    4. Skala Q-sort

    © Springernature.com

    Dilansir dari Business Jargons, skala Q-sort membantu responden dalam menetapkan peringkat ke objek yang berbeda dalam kelompok yang sama. Sehingga, perbedaan di antara kelompok terlihat jelas.

    Pada skala ini, responden diminta untuk mengurutkan objek berdasarkan kesamaan menurut kriteria tertentu. Misalnya, persepsi, preferensi, atau sikap.

    Skala ini disebut juga sebagai skala urutan peringkat. Jumlah objek yang akan disortir idealnya tidak boleh kurang dari 60 dan tidak lebih dari 140.

    Umumnya, jumlah objek yang digunakan dalam kuesioner dengan jenis skala ini berkisar antara 60 hingga 90.

    Jumlah objek yang akan ditempatkan di setiap kelompok juga sudah ditentukan sebelumnya.

    Misalnya, responden diberi 100 pernyataan motivasi pada masing-masing kartu dan diminta untuk menempatkannya dalam 11 tumpukan, mulai dari yang “paling setuju” hingga “paling tidak setuju dengan”.

    Umumnya pernyataan yang paling setuju ditempatkan di atas sedangkan pernyataan yang paling tidak setuju ditempatkan di bagian bawah.

    Baca Juga: Ingin Membuat Formulir Survei dengan Typeform? Ikuti Langkah Berikut

    5. Skala stapel

    © Questionpro.com

    Jenis skala ini mungkin jarang terdengar dalam kuesioner. Padahal, skala stapel ini cukup sering digunakan.

    Skala stapel merupakan skala penilaian unipolar (satu kata sifat) yang dirancang untuk mengukur sikap responden terhadap objek atau peristiwa.

    Skala terdiri dari 10 kategori mulai dari –5 hingga +5 tanpa titik netral (nol).

    Penamaan stapel diambil dari nama pengembangnya Jan Stapel. Skala biasanya dibangun secara vertikal dengan satu kata sifat di tengah rentang nilai (-5 hingga +5).

    Responden diminta untuk memilih kategori respon numerik yang tepat yang paling menggambarkan sejauh mana kata sifat yang terkait dengan objek itu akurat atau tidak akurat.

    Semakin tinggi skor positif yang dipilih responden, semakin akurat kata sifat tersebut mendeskripsikan objeknya dan begitu pula sebaliknya.

    Baca Juga: Bagaimana Cara Membuat Survei Melalui SurveyMonkey? Ketahui di Sini

    Nah, itu dia 5 jenis skala yang bisa kamu gunakan untuk membuat kuesioner. Melakukan survei dapat memberimu gambaran yang lebih jelas dan relevan mengenai target pasar dan pelangganmu.

    Kamu juga bisa mendalami dunia marketing dengan mengikuti webinar atau workshop, seperti Glints ExpertClass.

    Glints ExpertClass diisi oleh para pakar bidang marketing yang siap berbagi ilmunya padamu. Tertarik?

    Kunjungi sekarang dan cari kelas marketing sesuai keinginanmu dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.2 / 5. Jumlah vote: 41

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait