Perlancar Komunikasi, Ini 7 Tips Melakukan Data Storytelling
Isi Artikel
Sebagai data scientist, kamu tentu ingin penyampaian analisismu lancar. Maka dari itu, kamu butuh berbagai tips data storytelling dalam artikel ini.
Jika proses storytelling maksimal, audiens jadi makin paham apa maksudmu. Proses pengolahan data pun tak sia-sia.
Langsung saja, simak selengkapnya, ya!
1. Sesuaikan dengan audiens
Data scientist tak bekerja sendirian. Hasil analisis mereka harus dijelaskan kepada tim lain di perusahaan.
Tim-tim ini datang dari bidang yang berbeda. Tentu ada yang paham dengan jargon-jargon data. Namun, ada juga yang kurang akrab dengan istilah-istilah asing ini.
Oleh karena itu, seperti dituliskan Northeastern University, sesuaikan penceritaanmu dengan audiens. Hindari jargon-jargon tak umum agar narasimu mudah dipahami.
2. Pilih grafik yang tepat
Bentuk grafik apakah yang terbaik?
Jawabannya, tidak ada. Semua tergantung data apa yang ingin kamu tampilkan. Sebab, tak semua data cocok untuk semua jenis grafik.
Jenis-jenis grafik yang biasanya dipakai adalah:
Nah, data scientist yang baik harus bisa memilih grafik yang tepat. Sebagai tips data storytelling, kamu bisa mengikuti panduan singkat berikut.
Tips memilih grafik yang tepat
Mengutip Intellspot, pie chart biasanya dipakai untuk:
- menunjukkan komposisi sesuatu
- menjelaskan besar persentase
- dan lain-lain
Sementara itu, diagram batang tepat jika dipakai untuk:
- data dengan kelompok tertentu
- perubahan data dari tahun ke tahun
- dan lain-lain
Sementara itu, scatter plot pas digunakan untuk:
- menunjukkan hubungan 2 variabel
- menampilkan kecenderungan data
- dan lain-lain
3. Mulai dari kesimpulan
Kesimpulan biasanya disampaikan di akhir. Akan tetapi, saat bercerita dengan data, lakukan sebaliknya, ya! Tips data storytelling ini disampaikan oleh Gramener.
Sebagai contoh, perhatikan infografik di bawah:
Kesimpulan data justru disampaikan sejak awal. Kira-kira, mengapa harus begitu, ya?
Visme menuliskan, manusia cenderung fokus pada sesuatu yang berbeda. Nah, di grafik tersebut, bagian judullah yang berbeda.
Ukurannya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan elemen lainnya. Secara otomatis, mata audiens langsung tertuju ke sana.
Itulah mengapa, kesimpulan harus ditulis di awal. Inti pesan jadi tersampaikan dengan cepat dan jelas.
4. Ikuti kursus
Untuk mengasah keterampilan data storytelling, kamu bisa ikut berbagai macam pelatihan. Glints ExpertClass On Demand adalah pilihan yang tepat.
Kelas online ini bisa kamu putar kapan saja dan di mana saja, asalkan ada akses internet.
Kalau ada penjelasan terlewat, kamu juga bisa memutar kelasnya lagi, lho. Tak perlu kebingungan sendiri.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, dapatkan dan pelajari tips data storytelling, langsung dari ahlinya. Ikuti kelasnya dengan klik link ini atau gambar di bawah:
5. Pelajari skill komunikasi tertulis
Narasi merupakan salah satu elemen penting data storytelling. Oleh karena itu, kamu harus bisa menulis.
Tenang saja, kamu bisa latihan lewat grafik-grafik storytelling yang tersebar di mana-mana. Coba perbaiki pemilihan kata hingga tata kalimatnya.
6. Latih skill presentasi
Nah, selain dituliskan, narasi juga bisa kamu ceritakan saat presentasi. Oleh karena itu, tips data storytelling selanjutnya berkaitan dengan hal ini.
Layaknya komunikasi tertulis, kamu juga bisa latihan dengan praktik langsung. Coba presentasikan data kepada orang lain.
Apakah mereka sudah memahaminya? Jika belum, teruslah berlatih.
7. Amati, tiru, modifikasi
Sebagai inspirasi, kamu juga bisa melihat infografik-infografik berkualitas. Biasanya, media nasional hingga internasional punya konten seperti ini.
Namun, jangan sembarang ikut-ikutan, ya! Modifikasi dulu infografik itu, jangan jadi peniru.
Itulah sederet tips data storytelling dari Glints. Jangan lupa, ikuti Glints ExpertClass untuk mendalami bidang ini, ya!