Mengenal Service Blueprint, Cetak Biru Penting untuk Kembangkan Produk

Diperbarui 15 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Bagaimana cara melihat interaksi pengguna dengan produk? Service blueprint adalah salah satu jawabannya.

    Cetak biru ini punya banyak manfaat, lho. Pihak yang merasakannya juga bukan hanya desainer produk.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak informasinya di bawah ini, yuk!

    Apa Itu Service Blueprint?

    apa itu

    © Freepik.com

    Kita mulai pembahasan dari definisi. Kata Service Design Tools, service blueprint adalah sebuah diagram.

    Nah, diagram ini menggambarkan proses pemberian layanan alias service. Dalam konteks tertentu, layanan ini bisa berupa produk.

    Diagram ini berisi daftar semua pihak yang terlibat dalam layanan. Semua pihak ini mencakup pengguna hingga pembuat produk.

    Kata Interaction Design Foundation, cetak biru ini bisa menggambarkan pelayanan secara jelas dan utuh.

    Kamu bisa melihat contohnya di bawah ini:

    nng-service-blueprint-example

    © NNgroup.com

    Diagram ini pertama kali dikenalkan oleh G. Lynn Shostack. Shostack menjelaskan tentangnya di Harvard Business Review pada tahun 1984.

    Bicara soal penggambaran layanan, ada pula dokumen yang mirip dengan service blueprint. Nama dokumen itu adalah journey map.

    Practical Service Design menyampaikan, keduanya punya beberapa perbedaan. Journey map berisi interaksi di antara pengguna dan produkmu. 

    Service blueprint juga menggambarkan hubungan pengguna dan produk. Akan tetapi, ia juga memasukkan komponen bisnis dan “dunia di balik layar”.

    Baca Juga: Memahami User Stories, Cerita dari User dengan Format yang Sederhana

    Komponen dalam Service Blueprint

    komponen service blueprint

    © Lucidchart.com

    Nah, sekarang, apa saja yang ada di dalam dokumen ini? Mengutip Lucidchart, elemen-elemen dalam service blueprint itu adalah:

    1. Lokasi

    Di mana pengguna, pelanggan, atau bahkan pekerja, bertemu? Inilah yang dimaksud dengan lokasi.

    Tentu saja, bentuknya tak harus toko fisik. Ia bisa berupa notifikasi, email konfirmasi, media sosial perusahaan, dan lain-lain.

    2. Aksi pengguna

    Saat ada di lokasi, apa yang dilakukan oleh user? Inilah yang dimaksud dengan aksi pengguna.

    Apakah ia hanya melihat-lihat saja? Jangan-jangan, ia juga melakukan transaksi atau aktivitas lainnya?

    3. Aksi perusahaan yang terlihat

    Misalnya, kamu adalah seorang pemilik toko. Saat pelanggan datang, idealnya, kamu menyambut mereka dan menawarkan produk.

    Inilah yang dimaksud dengan front stage employee action. Apa yang kamu lakukan saat pengguna datang?

    Tentu saja, pihak yang menanggapi user tak melulu manusia. Kadang kala, ia juga bisa berupa mesin atau software.

    4. Aksi perusahaan yang tidak terlihat

    Sebelum website jadi, tentu ada orang yang membangunnya. Setelah ia jadi, ada lagi pihak yang menangani kontennya. Semua itu dikerjakan oleh perusahaan.

    Nah, kegiatan-kegiatan “di balik layar” seperti ini adalah komponen keempat dari service blueprint.

    Baca Juga: Ini Dia Perbedaan dan Persamaan antara User dan Buyer Persona

    5. Proses pendukung

    Kadang kala, layanan membutuhkan bantuan pihak ketiga. Pihak itu misalnya pekerja freelance, vendor, sistem pembayaran, dan lain-lain.

    Ini juga merupakan elemen dari service blueprint.

    6. Garis

    Meski terkesan remeh, diagram ini juga wajib diberi garis. Garis tersebut digunakan untuk memilah-milah berbagai kategori.

    7. Komponen lainnya

    Agar lebih lengkap, kamu juga bisa menambahkan elemen lain, lho. Elemen tambahan itu misalnya timeline, metric untuk mengukur kesuksesan, dan lain-lain.

    Mengapa Service Blueprint Penting?

    manfaat service blueprint

    © Freepik.com

    Kamu telah memahami definisi dan elemen dari diagram ini. Ternyata, ia punya banyak sekali komponen.

    Meski menuntut banyak energimu, kenapa kamu harus susah-susah membuatnya? NNgroup punya jawabannya.

    Katanya, service blueprint adalah salah satu peta berharga yang bisa mengungkap kelemahanmu.

    Apakah ada tombol yang rusak? Jangan-jangan, ada sebuah desain yang kurang nyaman bagi user?

    Service blueprint juga bisa jadi sarana komunikasi. Ia bisa hadir untuk membantumu menjelaskan layanan yang rumit ke departemen lainnya.

    Baca Juga: Sama-sama Memperkuat UX, Apa Beda User Flow dan User Journey?

    Demikian informasi dari Glints tentang diagram ini. Pertimbangkan pembuatannya dalam proses pengembangan produkmu, ya!

    Cetak biru ini hanyalah satu dari banyak hal yang bisa menunjang proses desain produk. Selain itu, masih banyak dokumen, tool, hingga strategi lain yang juga tak kalah efektif.

    Kamu bisa membaca semua itu di newsletter blog Glints. Di sana, ada juga kabar terbaru dan terpercaya soal karier dan pekerjaan.

    Jangan sampai ketinggalan informasinya. Segera langganan gratis sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.8 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait