Mengenal Sales Pipeline dan Hubungannya pada Peningkatan Penjualan
Isi Artikel
Sales pipeline adalah elemen penting dalam dunia sales yang dapat membantu meningkatkan penjualan di sebuah perusahaan.
Buat kamu yang bekerja di bidang sales mungkin sudah tidak asing lagi mendengar istilah sales pipeline.
Namun, buat kamu yang masih awam dengan istilah sales pipeline tidak perlu khawatir. Pasalnya, Glints akan memberikan rangkuman lengkap seputar hal yang satu ini.
Tidak perlu berlama-lama lagi, berikut ini penjelasan lengkapnya!
Apa Itu Sales Pipeline?
Sales pipeline sebenarnya adalah sebuah gambaran dari proses penjualan yang sedang dan sudah dilakukan oleh tim sales.
Biasanya, sales pipeline sangat dibutuhkan oleh seorang sales representative dan sales manager. Lalu, apa alasan mengapa mereka perlu untuk membuat sales pipeline?
Sebenarnya jawabannya cukup sederhana yaitu untuk mengawasi atau memonitor penjualan yang sedang dan sudah dilakukan.
Hal itu sesuai dengan definisi Pipedrive yang menyatakan sales pipeline adalah cara visual yang terorganisasi untuk mengawasi jumlah pembeli potensial.
Dengan membuat sales pipeline, akan diketahui dengan mudah bagaimana progres calon pelanggan hingga akhirnya mereka membeli produk atau layanan.
Semakin banyak prospek yang ada di dalam sales pipeline, semakin mudah mendapatkan lebih banyak penjualan.
HubSpot pernah melakukan penelitian mengenai hubungan dari jumlah peluang dalam sales pipeline dengan pencapaian pendapatan atau revenue.
Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa semakin banyak peluang yang ada di dalam sales pipeline, semakin besar kemungkinannya untuk mencapai target revenue.
Tahapan dari Sales Pipeline
Tahapan yang ada di sales pipeline memang tidak akan selalu sama tergantung dari jenis bisnis yang dijalani.
Selain itu, jumlah dan jenis tahapan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya misalnya cara mencari dan menghubungi prospek.
Namun, secara umum ada beberapa tahapan dari sales pipeline yang perlu kamu ketahui, antara lain:
1. Prospecting
Tahapan pertama dari sales pipeline adalah prospecting. Tahapan awal ini umumnya pasti digunakan oleh segala jenis bisnis.
Di tahapan ini tim sales harus menemukan calon pembeli yang membutuhkan produk atau layanan yang dijualnya.
Prospek dari setiap perusahaan tentunya berbeda-beda tergantung pada klien, produk, dan struktur organisasi perusahaan.
2. Qualifying
Qualifying atau kualifikasi adalah tahapan selanjutnya dalam sales pipeline.
Tahapan ini sangatlah penting karena tim sales harus mampu memilih prospek yang tepat agar tidak membuang-buang waktu mereka.
Melakukan kualifikasi pada prospek memerlukan tenaga ekstra karena paling tidak harus melakukan survei atau wawancara dengan calon pembeli.
Saat melakukan tahapan ini, harus dipikirkan dengan baik apakah produk dan layanan memang dibutuhkan oleh prospek.
Selain itu, pertimbangkan pula apakah mereka memiliki anggaran atau tidak untuk membeli produk atau layanan.
3. Contacting
Tahapan selanjutnya dalam sales pipeline adalah contacting atau mulai menghubungi target pelanggan.
Dalam proses ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghubungi prospek misalnya dengan panggilan telepon, email, atau bahkan lewat media sosial.
4. Building relationship
Tahapan building relationship atau membangun hubungan ini bertujuan untuk meyakinkan calon pelanggan dengan produk atau layanan yang dijual.
Membangun kepercayaan dengan calon pelanggan bukanlah hal yang mudah. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan selalu memberikan respons yang cepat saat mereka bertanya.
Saat hubungan dengan calon pelanggan terjaga baik, tentunya akan lebih meyakinkan mereka untuk membeli produk yang ditawarkan.
5. Proposal made
Jika prospek memenuhi syarat kualifikasi dan kamu sudah menghubunginya, kini waktunya memberikan proposal untuknya.
Tahapan ini sebenarnya lebih ke menjelaskan apa produk yang ditawarkan, mengapa produk itu lebih baik dari produk kompetitor, apa manfaatnya, dan berapa harganya.
Saat kamu sudah membuat proposal dan menjelaskannya kepada calon pelanggan, berarti kamu sudah selangkah lebih dekat dengan penjualan.
Menurut Sales Flare, di tahapan ini kamu hanya perlu menunggu keputusan dari calon pelanggan, apakah bersedia membeli produk atau tidak.
6. Closing
Setelah melakukan kontak, membangun hubungan yang baik, serta memberikan proposal, tahapan ini akan menjadi akhir dari perjuanganmu.
Setelah proses menunggu jawaban dari calon pelanggan, di sini kamu akan segera tahu keputusannya.
Jika ia tertarik mencoba membeli produk atau layananmu, berarti kamu telah berhasil melakukan penjualan.
Namun, jika akhirnya mereka menolak untuk membeli, janganlah sedih dan mulailah mencari prospek lainnya.
Cara Membuat Sales Pipeline
Setelah mengetahui apa saja tahapan dari sales pipeline, sekarang ketahui dulu langkah-langkah untuk membuatnya.
1. Perhatikan calon pembeli
Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum mulai membuat sales pipeline adalah dengan mengetahui siapa target pelanggannya.
Kamu bisa membuat daftar pelanggan potensial dan mengumpulkan kontaknya. Jadi, nanti akan lebih memudahkan saat sudah masuk tahapan contacting.
Manfaatkan software CRM yang bisa kamu gunakan untuk mengarsipkan data pelanggan dengan mudah.
2. Siapkan rencana kegiatan penjualan
Target yang tinggi sering kali menjadi ketakutan terbesar dari tim sales. Terkadang hal itu membuat mereka malah kurang optimis dalam melakukan penjualan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa khawatir tersebut adalah dengan merencanakan kegiatan penjualan.
Saat setiap anggota tim fokus pada kegiatan penjualan, tentunya mereka akan lebih optimis untuk melakukan penjualan.
Rencana kegiatan penjualan ini juga harus dibuat dengan seefektif mungkin sehingga bisa berdampak baik bagi tim dan membantu mereka berjualan.
3. Sempurnakan tahapan sales pipeline seiring berjalannya waktu
Seperti yang dijelaskan di atas, tahapan dari sales pipeline tidak akan sama dari satu bisnis dengan bisnis lainnya.
Setelah kamu melakukan uji coba dengan membuat beberapa tahapan dan dirasa kurang efektif, sempurnakan hal itu.
Jika di dalam rencana kegiatan terdapat tahapan baru yang lebih efektif misalnya “meyakinkan pembeli” atau “follow up pembeli”, kamu bisa menambahkannya.
Intinya selalu buatlah tahapan pada sales pipeline yang paling sesuai dengan kinerja tim sales yang ada di perusahaan.
Pasalnya, sales pipeline dibuat dengan tujuan memudahkan mereka untuk memantau segala proses penjualan.
4. Pastikan sales pipeline selalu di-update
Meskipun telah membuat data dari calon pelanggan dan merencanakan kegiatan penjualan, jika sales pipeline tidak pernah di-update tentu akan sia-sia.
Bagi tim sales yang belum pernah menggunakan cara ini memang terdengar agak merepotkan karena mereka harus selalu melakukan pembaruan.
Namun, kamu harus paham dengan memberikan update pada setiap kegiatan di tahapan sales pipeline sangatlah diperlukan.
Jadi, kamu bisa tahu berapa prospek yang sudah dihubungi, diberikan proposal, atau sedang menunggu keputusan.
Selain itu, bagi manajer juga akan lebih mudah memantau apa saja aktivitas penjualan yang sudah dilakukan para anggota timnya.
Awalnya memang akan sulit dan merepotkan saat harus selalu update sales pipeline. Namun, jika sudah jadi kebiasaan tentunya akan terasa lebih mudah.
Demikianlah penjelasan mengenai sales pipeline mulai dari pengertian, tahapan, dan apa saja langkah yang perlu diperhatikan saat membuatnya.
Sales pipeline adalah salah satu faktor penting dalam kegiatan penjualan. Pasalnya, semakin banyak data yang di-update, semakin banyak pula insight dan pola yang bisa dipelajari.
Setelah membaca penjelasan di atas apakah membuatmu lebih tertarik dengan dunia sales?
Kamu bisa mencari lebih banyak pengetahuan baru dari dunia sales lewat Glints ExpertClass.
Ada beragam kelas yang bisa kamu ikuti untuk menambah wawasan langsung dari para profesional di bidangnya.
Yuk, segera cari kelas yang kamu inginkan sekarang juga di Glints ExpertClass.