Yuk, Kenali Perbedaan Risiko Sistematis dan Risiko Sistemik

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Risiko sistematis dan risiko sistemik merupakan dua istilah terkait ancaman yang dapat menyebabkan keruntuhan sebuah industri atau perekonomian.

    Meskipun keduanya terdengar mirip, ternyata artinya tidak sama.

    Nah, apa perbedaan antara kedua risiko finansial ini?

    Yuk, pelajari selengkapnya dengan rangkuman yang sudah Glints buat dalam artikel ini!

    Baca Juga: Jika Terjadi Resesi, Apa Dampak bagi Pekerja?

    Definisi Risiko Sistematis dan Sistemik

    systematic and systemic risk

    © Unsplash.com

    Risiko sistematis

    Menurut Investopedia, risiko sistematis juga dikenal sebagai risiko yang tidak dapat didiversifikasi, volatilitas pasar, atau juga risiko pasar.

    Istilah ini merujuk pada pasar secara keseluruhan dan mendefinisikan ancaman yang apabila terjadi kerusakan tidak dapat diselesaikan dengan diversifikasi portofolio maupun kepemilikan.

    Biasanya, risiko sistematis bisa terjadi akibat resesi, periode kelemahan ekonomi, perang, kenaikan atau stagnasi nilai suku bunga, fluktuasi mata uang, kenaikan harga komoditas, dan lain-lain.

    Meskipun tidak bisa diatasi dengan strategi alokasi aset yang berbeda, risiko ini dapat dikelola.

    Risiko sistemik

    Menurut CFA Institute, risiko sistemik adalah risiko kerusakan atau runtuhnya seluruh sistem, bukan hanya bagian-bagian tertentu.

    Dalam konteks finansial, risiko sistemik merupakan risiko kegagalan di sektor finansial yang disebabkan oleh keterkaitan komponen sistem tersebut yang menyebabkan kemerosotan ekonomi.

    Risiko sistemik pun dapat digunakan ketika sebuah perusahaan, industri, atau institusi finansial mengalami keruntuhan akibat kondisi ekonominya.

    Biasanya, krisis ini terjadi karena investor atau penyedia modal lainnya kehilangan kepercayaan pada pengguna modal, seperti bank, peminjam, dan lain-lain.

    Contoh Kasus

    risiko sistematis dan risiko sistemik

    © Unsplash.com

    Contoh risiko sistemik

    Risiko sistemik dapat dipelajari dari bangkrutnya perusahaan Lehman Brothers Holdings Inc. di tahun 2008.

    Lehman Brothers Holdings Inc. merupakan perusahaan jasa keuangan global, sehingga ketika bisnisnya tak lagi dapat berlanjut, dampaknya terasa di seluruh sistem finansial dan ekonomi.

    Perusahaan ini merupakan perusahaan yang besar dan berperan penting dalam ekonomi.

    Oleh karena itu, jatuhnya bisnis ini menciptakan efek domino yang menyebabkan risiko besar pada sistem keuangan global.

    Contoh risiko sistematis

    Kejadian nyata yang menggambarkan risiko sistematis adalah resesi besar yang terjadi di akhir tahun 2000-an.

    Pada tahun 2008, dunia investasi merasakan dampak resesi ini.

    Nilai investasi berubah secara drastis dari peristiwa ekonomi ini, dan terjadi perubahan perilaku pada kelas-kelas aset yang berbeda.

    Akibat resesi besar, sekuritas berisiko dijual dalam jumlah besar, sementara aset yang lebih sederhana meningkatkan nilainya.

    Baca Juga: Biasakan 5 Hal ini agar Keuangan Tetap Baik Setelah Pandemi

    Cara Mengatasi

    systematic and systemic risks

    © Freepik.com

    Mengatasi risiko sistematis

    Risiko sistematis sulit dielakkan.

    Untuk mengatasi risiko sistematis, perusahaan harus mendeteksi risiko tersebut sedini mungkin dan menyusun strategi mitigasi yang tepat agar risiko efek negatif yang terlalu besar dapat dikurangi.

    Namun, strategi berbeda harus dilakukan oleh investor yang juga mungkin mengalami risiko sistematis.

    Bagi investor, diversifikasi dapat dilakukan, misalnya pada instrumen investasi yang berbeda atau pada industri berbeda.

    Dengan begitu, mungkin saja industri lainnya tidak mengalami kerugian sebesar yang sedang mengalami kemerosotan keuntungan.

    Mengatasi risiko sistemik

    Sebuah studi oleh Bank for International Settlements menyatakan bahwa risiko sistemik cukup sulit dihadapi.

    Jika ingin memitigasi risiko ini, butuh regulasi yang baik, tool pencegahan risiko finansial yang berorientasi makro, kebijakan makroekonomi yang lebih baik, dan koordinasi internasional yang lebih teratur.

    Baca Juga: Seperti Apa Prediksi Ekonomi Setelah Virus Corona Berakhir?

    Itulah penjelasan Glints tentang perbedaan risiko sistematis dan risiko sistemik.

    Keduanya merupakan risiko yang harus sebisa mungkin diminimalkan agar tidak terjadi kerugian pada sektor ekonomi.

    Tak hanya risiko sistematis dan risiko sistemik, ada banyak istilah ekonomi lainnya yang bisa kamu pelajari agar lebih cermat di bidang finansial.

    Glints punya banyak artikel yang membahas tentang topik-topik tersebut, lho.

    Mulai dari tips investasi, budgeting, pencatatan pengeluaran, hingga tips mengenai pembayaran utang, semuanya tersedia untukmu.

    Topik-topiknya juga telah disesuaikan dengan kebutuhan para kaum pekerja.

    Tunggu apa lagi? Ayo temukan kumpulan artikel terbarunya di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait