Resesi Terjadi, Apa Dampak bagi Pekerja?

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Resesi yang dialami beberapa negara tidak boleh diremehkan. Bukan hanya bagi pengusaha, ternyata terdapat dampak resesi bagi pekerja.

    Beberapa negara maju seperti Singapura telah mengumumkan bahwa mereka mengalami resesi.

    Indonesia sendiri pun pada Kamis (5/11), telah resmi masuk dalam resesi ekonomi. Mengutip CNNIndonesia.com, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III tembus minus tiga persen.

    Nah, jika kamu belum paham mengenai apa itu resesi dan bagaimana dampaknya bagi pekerja, pada artikel ini, Glints akan berikan beberapa penjelasannya.

    Agar tidak semakin penasaran, yuk simak artikel lengkapnya!

    Baca Juga: Tips Agar Cepat Dapat Kerja Lagi Setelah PHK

    Pengertian Resesi

    © Pexels.com

    Bersumber dari CNBC, menurut definisi National Bureau of Economic Research (NBER) AS, resesi ditunjukkan dengan penurunan aktivitas ekonomi selama berbulan-bulan. 

    Secara teknis, penurunan perekonomian, dalam hal ini dilihat dari pendapatan domestik bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut bisa disebut resesi.

    Sebagai negara berkembang, ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik dengan kontribusi nyaris 60% dari total output.

    Negara-negara dengan ukuran populasi besar seperti Indonesia sebenarnya memiliki keunggulan sehingga dapat meminimalkan dampak resesi global dan diharapkan bisa segera bangkit.

    Yang disayangkan, ekonomi Indonesia masih bergantung pada komoditas.

    Disampaikan lebih lanjut, sumbangsih ekspor terhadap PDB RI mencapai 20%, sementara lebih dari 60% ekspor Tanah Air berupa komoditas yang tak memiliki nilai tambah.

    Ketika resesi global terjadi, harga komoditas mengalami penurunan.

    Pada akhirnya perekonomian Indonesia pun bisa ikut terdampak akibat penurunan ekspor.

    Penyebab resesi

    Pada tahun 2020, penyebab utama resesi global adalah adanya pandemi Covid-19. Pandemi ini memaksa orang untuk membatasi aktivitasnya dengan tetap di rumah saja agar penularannya dapat diminimalkan.

    Hal ini yang membuat berbagai aktivitas bisnis menurun yang berakibat pada merosotnya pendapatan perusahaan.

    Bersumber dari The Balance, selama resesi, seperempat pertumbuhan negatif dapat terjadi, diikuti oleh pertumbuhan positif selama beberapa kuartal, dan kemudian seperempat pertumbuhan negatif.

    Resesi pendek, biasanya sembilan hingga 18 bulan, tetapi dampaknya bisa bertahan lama.

    Dampak resesi bagi pekerja dimulai dari pekerja di bidang manufaktur.

    Hal ini ditandai dengan apakah produsen mengalami penurunan pesanan dari waktu ke waktu ataukah seperti biasa. 

    Jika pesanan menurun, demikian pula pekerjaan pabrik. Pabrik yang tidak berkegiatan tentu berdampak pada pekerja yang tidak dapat bekerja, sehingga tidak mendapatkan penghasilan.

    Tanpa penghasilan tentu pekerja akan membatasi belanjanya, yang membuat aktivitas perekonomian melambat.

    Penurunan permintaan konsumen biasanya merupakan penyebab di balik melambatnya pertumbuhan.

    Ketika penjualan menurun, bisnis berhenti berkembang. Segera setelah itu, mereka berhenti merekrut pekerja baru. Pada saat inilah, resesi sedang berlangsung.

    Baca Juga: Inilah Dampak Virus Corona bagi Perekonomian Indonesia

    Dampak Resesi bagi Pekerja

    menghadapi resesi untuk pekerja

    © Freepik.com

    Dari penjelasan sebelumnya, dampak resesi bagi pekerja yang utama adalah meningkatnya PHK. Selama resesi, banyak terjadi kegagalan bisnis.

    Terlepas dari penyebabnya, ketika resesi menyebar, semakin banyak bisnis membatasi kegiatan mereka atau gagal sama sekali dan memutuskan mem-PHK karyawan mereka.

    Ketika bisnis gagal, dalam kondisi normal, aset bisnis dapat dijual ke bisnis lain dan mantan karyawan dapat dipekerjakan kembali oleh bisnis pesaing lainnya.

    Dalam resesi, hal ini akan sulit terjadi. Pasalnya, tak hanya satu dua bisnis yang tumbang, melainkan banyak.

    Selain itu, persaingan dalam pencarian kerja juga semakin meningkat karena banyak terjadi PHK.

    Pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk dipekerjakan segera naik, tetapi permintaan untuk mempekerjakan pekerja baru oleh bisnis menurun.

    Selama resesi, para pekerja yang menganggur menghadapi kesulitan dalam menemukan pekerjaan baru. Hasilnya adalah surplus tenaga kerja dari banyak jenis yang dapat bertahan selama berbulan-bulan.

    Lebih lanjut, jumlah pengangguran yang dapat dikaitkan dengan kehilangan pekerjaan dan keterlambatan pekerja yang menganggur menemukan pekerjaan baru karena resesi dikenal sebagai pengangguran siklis.

    Baca Juga: Ketahui 5 Fungsi Dana Darurat yang Perlu Kamu Siapkan Sejak Dini

    Nah, itulah pengertian singkat resesi dan dampak yang dirasakan oleh pekerja.

    Tentu kita semua berharap agar dampak tersebut dapat diminimalisasi. 

    Terkait dengan itu, Glints punya banyak informasi untuk pengembangan karier dan skill agar kamu dapat bertahan jika terjadi resesi. 

    Kamu dapat berlangganan newsletter Glints untuk mendapatkan beragam informasi menarik tentang perkembangan karier.

    Dengan mendaftar, kamu akan mendapatkan informasi tersebut langsung di inbox-mu.

    Yuk, langganan sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait