Resesi Ekonomi: Apa Itu, Penyebab, Dampak, Cara Menghadapi

Diperbarui 08 Sep 2023 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Resesi ekonomi adalah salah satu momok yang paling ditakuti oleh setiap negara. Pasalnya, hal yang satu ini menunjukkan bahwa ekonomi di negara tersebut sedang mengalami kelesuan.

    Belakangan ini, dampak virus Corona bagi perekonomian disinyalir sangatlah besar sehingga mengancam timbulnya resesi di berbagai negara. 

    Bahkan, Presiden Jokowi juga sudah sempat menyinggung mengenai hal yang satu ini. Pasalnya, kini pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang lesu dan mengalami penurunan di kuartal II.

    Hal yang ditakutkan pun terjadi, mengutip Kompas.com, pada Kamis (5/11) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengonfirmasi bahwa RI mengalami resesi ekonomi usai pada kuartal III, produk domestik bruto (PDB) mencatatkan minus sebesar 3.49 persen.

    Apa sebenarnya resesi ekonomi itu? Mengapa resesi ekonomi adalah hal yang perlu diperhatikan oleh setiap negara? Apa saja penyebab serta dampaknya bagi kehidupan kita?

    Berikut ini penjelasan yang sudah Glints persiapkan untukmu.

    Baca Juga: Ancaman Krisis karena Corona: Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui

    Apa Itu Resesi Ekonomi?

    Dilansir dari Investopedia, resesi ekonomi adalah istilah pada ekonomi makro yang mengacu pada penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi secara umum di suatu wilayah tertentu.

    Saat penurunan ekonomi terjadi dalam dua kuartal berturut-turut, di mana PDB atau Produk Domestik Bruto menurun, suatu negara akan disebut sedang mengalami resesi ekonomi.

    Menurut NBER (National Bureau of Economic Research), resesi ekonomi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang tersebar di seluruh bagian perekonomian dan berlangsung selama beberapa bulan.

    Biasanya, hal itu juga terlihat dari penurunan PDB, jumlah pendapatan, lapangan kerja, produksi industri, hingga penjualan barang baik secara grosir atau ecer.

    Lembaga non-profit tersebut juga dapat mengetahui kapan resesi di suatu negara dimulai dan berhenti.

    Biasanya, NBER menggunakan keterampilan dan penilaian dari para komisionernya yang sudah ahli untuk menentukan apakah negara tersebut dalam resesi atau tidak.

    Penilaian tersebut sangat penting untuk mengukur tahapan dari suatu siklus bisnis.

    NBER juga pernah mengumumkan hasil riset yang mengetahui lamanya masa resesi.

    Menurut data yang mereka himpun, resesi yang pernah terjadi di Amerika Serikat dari tahun 1945 sampai 2009 rata-rata berlangsung selama 11 bulan.

    Baca Juga: Pahami 4 Cara Ini untuk Menyikapi PHK karena Corona

    Apa Saja Penyebab Terjadinya Resesi?

    Setelah mengetahui bahwa resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami penurunan yang signifikan, kini kita cari tahu apa saja penyebabnya.

    Menurut Forbes ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya resesi mulai dari adanya guncangan hebat yang tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak terkendali.

    Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.

    1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba

    Hal pertama yang menjadi penyebab munculnya resesi ekonomi adalah adanya guncangan ekonomi yang tiba-tiba sehingga menciptakan kesulitan keuangan yang serius.

    Contoh nyata dari guncangan ekonomi yang tiba-tiba ini misalnya wabah akibat virus corona yang sekarang melanda dunia.

    Beberapa negara langsung merasakan dampak pandemi corona pada ekonomi. Wabah yang satu ini telah membuat perekonomian negara memburuk dan menghadapi resesi.

    2. Utang yang berlebihan

    Saat seorang individu atau suatu bisnis mengambil terlalu banyak utang, biaya untuk melunasi utang tersebut dapat meningkat ke titik di mana mereka tidak lagi dapat membayar tagihannya.

    Saat sudah tidak mampu membayar utang hingga akhirnya bangkrut, tentu saja hal itu dapat membuat perekonomian memburuk hingga bisa terjadi resesi.

    3. Terlalu banyak inflasi

    Inflasi merupakan tren harga yang stabil dan naik seiring waktu. Sebenarnya inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan dapat menjadi sangat berbahaya.

    Inflasi terlalu lama maka bisa menimbulkan resesi ekonomi. Itulah mengapa bank sentral harus bisa mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga untuk menekan kegiatan ekonomi.

    4. Terlalu banyak deflasi

    Selain inflasi, rupanya deflasi juga dapat menjadi penyebab timbulnya resesi ekonomi. Deflasi sendiri adalah ketika harga turun dalam suatu periode waktu sehingga menekan harga barang.

    Saat deflasi tidak terkendali, bisnis dapat berhenti karena tidak ada orang yang memiliki daya beli meskipun harga sudah diturunkan. Hal ini jika dibiarkan bisa membuat resesi ekonomi.

    5. Perubahan teknologi

    Resesi ekonomi ternyata juga adalah hal yang dapat disebabkan oleh perubahan teknologi.

    Penemuan teknologi terbaru dapat meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang.

    Akan tetapi, ada suatu periode penyesuaian pada penggunaan teknologi terbaru tersebut yang dapat berdampak pada ekonomi.

    Hal itu pernah terjadi pada abad ke-19 lalu saat ada gelombang peningkatan teknologi yang membuat tenaga dari manusia menjadi tidak terlalu dibutuhkan.

    Revolusi Industri membuat banyak sekali profesi yang dilakukan oleh manusia menjadi tidak diperlukan sehingga memicu resesi ekonomi dan menyebabkan masa yang sulit.

    Forbes menyatakan bahwa saat ini sudah cukup banyak pakar ekonomi yang mengkhawatirkan bahwa AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan dan robot bisa menyebabkan resesi.

    Pasalnya, hal itu bisa menghilangkan seluruh kategori pekerjaan yang membutuhkan tenaga manusia.

    Dampak Resesi pada Kehidupan Kita

    Resesi ekonomi adalah hal yang paling ditakuti oleh setiap negara karena memiliki dampak yang buruk bagi kemakmuran warganya.

    The Balance menjelaskan bahwa resesi ekonomi memiliki dampak yang sangat negatif karena bisa menciptakan jumlah pengangguran meningkat karena banyak perusahaan yang jatuh bangkrut.

    Saat pengangguran semakin banyak, tentunya juga akan ada penurunan pada daya beli masyarakat yang juga berimbas pada kemerosotan bisnis.

    Selain itu, di masa resesi juga bisa menyebabkan banyak orang kehilangan rumahnya karena tidak lagi mampu membayar cicilan rumah.

    Sementara itu, bagi fresh graduate yang baru lulus kuliah tentunya juga akan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang baik karena banyak perusahaan yang mengalami masa sulit.

    Cara Menghadapi Resesi Ekonomi

    Meski terkesan menakutkan, kamu tak perlu khawatir ketika terjadi resesi.

    Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memastikan finansialmu tetap aman meski sedang terjadi resesi ekonomi.

    Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi mengutip Bank Rate.

    1. Selalu berusaha untuk berhemat

    Salah satu hal yang bisa kamu lakukan adalah dengan berusaha untuk berhemat setiap waktu.

    Pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan pokokmu terlebih dahulu ketika akan mengeluarkan uang di masa resesi.

    Hal ini supaya kamu bisa mengalokasikan sisa uangmu ke bidang lain seperti menabung, investasi, atau menyiapkan dana darurat.

    2. Lunasi utang

    Hal lain yang perlu kamu lakukan saat menghadapi resesi ekonomi adalah dengan melunasi utang. Terlebih, utang yang dimiliki untuk tujuan konsumtif.

    Pastikan untuk menjaga proporsi utang di angka 30 persen dari penghasilan bulananmu. Namun, di kasus seperti resesi, ada baiknya angka persentasenya menjadi lebih kecil.

    Tak hanya itu, saat melunasinya, pastikan untuk fokus pada utang dengan bunga yang besar.

    Hal ini karena utang dengan bunga yang besar dapat mengganggu aliran uang yang masuk pada keuanganmu.

    3. Kumpulkan dana darurat

    Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi adalah dengan mengumpulkan dana darurat.

    Idealnya, besaran dana darurat yang harus kamu kumpulkan sebesar 3 hingga 6 bulan dari gajimu.

    Dana darurat ini nantinya bisa digunakan jika terjadi hal-hal yang tidak terduga di masa depan terlebih di masa resesi.

    4. Tetap berinvestasi

    Hal lain yang perlu kamu lakukan untuk bisa menghadapi resesi adalah dengan tetap berinvestasi.

    Melakukan ini dapat membantumu memperkuat posisi keuanganmu meski sedang berada di situasi sulit seperti resesi.

    Meski pada umumnya harga aset akan menurun terutama di awal masa resesi, perlu diingat bahwa nilai investasi akan memulih seiring waktu.

    Sehingga, posisi keuanganmu akan tetap stabil di waktu-waktu ke depan. Setelah keluar dari resesi pun kondisi keuanganmu akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

    5. Buat budget 

    Cara selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi adalah dengan membuat budget bulanan.

    Membuat budget dapat membantumu mengetahui di bagian mana saja kamu bisa mengurangi pengeluaranmu di samping untuk kebutuhan pokok.

    Tak hanya itu, kamu pun akan lebih mudah dalam membuat perencanaan keuangan setiap bulannya.

    Sehingga, kamu dapat memastikan keuanganmu tetap aman meski berada di masa resesi.

    6. Tetap prioritaskan kariermu

    Ketika masa resesi tiba, perusahaan bisa saja memotong beberapa paket yang ada di kompensasi yang didapatkan olehmu agar mengurangi biaya bisnisnya.

    Tentu, hal ini dapat membuatmu merasa kecewa dan memiliki pikiran untuk mengajukan resign.

    Meski begitu, saat masa resesi perusahaan pun tidak akan banyak membuka lowongan pekerjaan.

    Sehingga, jika kamu mengajukan resign di masa resesi, kemungkinan dirimu mendapatkan pekerjaan baru sangatlah kecil.

    Namun, kamu bisa mencoba untuk meminta kenaikan gaji ke perusahaanmu untuk mengganti paket kompensasi yang dipotong.

    7. Cari pendapatan tambahan

    Selain berhemat, cara lain yang bisa kamu lakukan adalah dengan mencari pendapatan tambahan.

    Adanya pendapatan tambahan memastikan uang yang masuk ke kasmu menjadi lebih banyak.

    Sehingga, kamu bisa memenuhi kebutuhan pokok, dana darurat, maupun investasi dengan lebih mudah.

    Baca Juga: Seperti Apa Prediksi Ekonomi Setelah Virus Corona Berakhir?

    Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa resesi ekonomi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi di suatu negara sedang mengalami kelesuan. 

    Hal itu menyebabkan banyak sekali kerugian mulai dari banyak PHK dan pengangguran serta perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

    Glints berharap penjelasan di atas memberikanmu wawasan mengenai resesi ekonomi dan bagaimana dampak langsungnya pada kehidupan kita. 

    Selain informasi seperti di atas, kamu juga bisa mendapatkan info dan tips menarik lain seputar pengembangan diri hingga dunia kerja hanya dengan langganan newsletter dari Glints.

    Jangan ragu lagi, segera daftarkan akunmu sekarang juga dan dapatkan informasi paling update dan terpercaya dari Glints.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.5 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait