Gap Penelitian: Definisi, Contoh, Jenis, dan Cara Menemukan

Tayang 11 Nov 2024 - Dibaca 7 mnt

Research gap atau kesenjangan penelitian adalah salah satu kunci utama dalam mengajukan topik penelitian.

Peneliti atau mahasiswa pasti memerlukan kebaruan atau inovasi terkait suatu topik, sehingga timbul urgensi penelitian.

Bagi kamu yang belum terlalu memahaminya, yuk, pelajari definisi, contoh, hingga cara mengidentifikasinya lewat artikel Glints berikut!

Apa Itu Research Gap?

Dilansir dari Grad Coachresearch gap atau kesenjangan penelitian adalah pertanyaan yang belum terjawab atau masalah yang belum terselesaikan di suatu bidang, yang mencerminkan kurangnya penelitian yang ada di bidang tersebut.

UPT Jurnal UMSU juga menyebutkan bahwa research gap atau celah penelitian bisa berupa inkonsistensi antara hasil penelitian dengan data yang ditemukan.

Secara garis besar, kesenjangan ini muncul karena adanya kekurangan dari suatu penelitian.

Kesenjangan penelitian juga kadang ditandai dengan adanya perbedaan hasil, konsep, data, maupun teori dari hasil penelitian dengan yang ditemukan di lapangan.

Contoh Research Gap

Contoh sederhana dari research gap atau kesenjangan penelitian bisa kamu pelajari lewat penjelasan berikut ini.

Pembelajaran online semakin banyak diterapkan sejak pandemi hingga kini.

Penelitian seputar pembelajaran daring telah berkembang banyak sejak saat itu, baik yang berfokus pada penerapan, tantangan, atau korelasinya dengan variabel lain.

Kendati demikian, belum banyak studi yang membahas efektivitas pembelajaran daring bagi populasi tertentu, misalnya siswa yang punya kebutuhan khusus, siswa yang tinggal di daerah 3T, dan lain sebagainya.

Nah, hal tersebut adalah contoh research gap yang dapat dijadikan peluang penelitian baru di masa mendatang.

Baca Juga: Instrumen Penelitian: Apa Itu, Jenis-Jenis, Contoh

Jenis-Jenis Research Gap

Setelah mengetahui apa itu research gap dan contoh, mempelajari jenis-jenis gap penelitian juga dapat membantumu menentukan strategi penelitian awal.

Berikut adalah jenis-jenis research gap atau kesenjangan penelitian secara umum, dirangkum dari Oxbridge Essays dan Grad Coach:

1. Kesenjangan teoritis (theoretical gap)

Kesenjangan ini berkaitan dengan teori atau kerangka konseptual dalam suatu disiplin ilmu yang memerlukan pengembangan atau klarifikasi lebih lanjut.

Teori pada penelitian sebelumnya mungkin masih kurang berhasil dalam menjelaskan fenomena yang diteiti secara menyeluruh.

Kemungkinan berikutnya adalah adanya bukti atau temuan baru yang cukup bertolak belakang dengan kerangka teoritis yang sudah ada.

2. Kesenjangan empiris (empirical gap)

Ciri utama dari jenis gap penelitian yang satu ini adalah kurangnya bukti empiris yang memadai dalam suatu bidang tertentu.

Bukti empiris sendiri merujuk pada data yang berasal dari observasi langsung, bukan teori.

Kesenjangan empiris biasanya dapat menunjukkan area yang memerlukan pengumpulan data, eksperimen, atau observasi lebih lanjut untuk memvalidasi pengetahuan yang ada sebelumnya.

3. Kesenjangan metodologis (methodological gap)

Jenis research gap atau kesenjangan penelitian yang berikutnya adalah kesenjangan metodologis.

Kesenjangan ini mengacu pada kekurangan dalam kesesuaian atau efektivitas metode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya.

Jenis kesenjangan ini dapat muncul ketika metode yang ada tidak cukup atau tidak efektif untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Biasanya, ini terjadi ketika suatu isu atau fenomena memerlukan metode yang lebih inovatif.

4. Kesenjangan literatur (classic literature gap)

Kesenjangan literatur merupakan kesenjangan yang paling umum ditemukan, di mana ada konsep atau fenomena baru yang belum banyak dipelajari atau diteliti.

Contoh jenis research gap yang satu ini adalah fenomena baru berkaitan dengan media sosial, misalnya, yang selalu menghasilkan tren baru dan mungkin belum banyak diteliti.

5. Kesenjangan perbedaan pendapat (disagreement gap)

Sesuai namanya, kesenjangan jenis ini muncul ketika terdapat temuan yang bertentangan terkait pertanyaan atau hipotesis penelitian tertentu.

Namun, perlu dicatat bahwa dalam jenis kesenjangan penelitian ini, perlu ada perbedaan pendapat yang relatif kontras atau seimbang.

Jadi, apabila setidaknya kamu menilai bahwa 95% penelitian mengatakan hal yang sama dan 5% di antaranya menunjukkan hasil yang berlawanan, maka kondisi ini tidak sepenuhnya termasuk gap penelitian.

6. Kesenjangan kontekstual (contextual gap)

Secara sederhana, kesenjangan kontekstual terjadi ketika sudah ada banyak penelitian mengenai suatu topik, tetapi tidak ada yang membahasnya dalam konteks tertentu.

Misalnya, mungkin dalam penelitian tersebut ada kesenjangan konteks terkait:

  • Populasi: penelitiannya tidak membahas populasi dengan kelompok usia, jenis kelamin, atau etnis tertentu.
  • Wilayah geografis: belum ada banyak topik yang sama dengan latar kota, negara, atau kawasan tertentu.

7. Kesenjangan bukti penelitian (evidence gap)

Kesenjangan penelitian yang terakhir adalah evidence gap.

Gap yang satu ini umumnya ditemukan dalam bukti penelitian.

Misalnya, hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang berbeda dengan bukti lapangan yang ditemukan.

Baca Juga: Etika Penelitian: Apa Itu, Mengapa Penting & Contohnya

Cara Mencari Research Gap

Dari jenis-jenis di atas, sebenarnya kamu sudah mulai bisa mencoba untuk menemukan research gap.

Kalau kamu butuh panduan lebih lanjut, berikut adalah gambaran umum cara mencari research gap.

1. Membaca bagian saran penelitian

Dikutip dari Southern New Hampshire University, salah satu trik yang bisa kamu coba adalah dengan melihat bagian saran atau suggestions for further research dari suatu penelitian.

Sering kali, penulis sudah mengidentifikasi sendiri area yang menurut mereka memiliki ketidaksempurnaan atau kesenjangan penelitian.

Dari situ, kamu bisa mencari tahu lebih lanjut apakah saran atau rekomendasi yang diberikan dapat dikembangkan menjadi topik penelitian baru.

2. Mencari dan menganalisis literature review

Cara berikutnya dalam mengidentifikasi research gap atau kesenjangan penelitian adalah dengan membaca literature review atau tinjauan pustaka.

Literature review memang pada dasarnya adalah ulasan atau rangkuman yang bertujuan untuk menggali kelebihan dan kekurangan suatu studi.

Tak hanya itu, penulis biasanya akan memberikan gambaran menyeluruh tentang literatur terkait, sehingga memudahkanmu untuk memahaminya dengan cepat.

3. Analisis penelitian terdahulu

Cobalah lakukan analisis kritis terhadap literatur yang sudah ada.

Kamu bisa analisis sendiri dan mengidentifikasi kontradiksi, keterbatasan, atau area yang belum dieksplorasi secara mendalam.

Dengan menilai secara kritis penelitian yang ada, kamu dapat mengungkap kesenjangan penelitian, baik dari teori, metodologi, konteks, atau area yang lain.

4. Diskusi dengan peers, mentor, atau pembimbing

Jangan lupa untuk berkolaborasi dengan peneliti, rekan sejawat, atau dosen pembimbingmu.

Kamu bisa memperoleh feedback, perspektif baru, atau ide mengenai bidang-bidang yang mungkin menyimpan peluang untuk diteliti lebih lanjut.

5. Buat mind mapping

Metode yang bisa dicoba untuk mencari research gap atau kesenjangan penelitian adalah dengan menggambar mind mapping.

Mind mapping bisa menjadi alat visual yang membantumu menganalisis literatur secara lebih mudah.

Fungsinya adalah untuk memetakan konsep-konsep utama, korelasi, dan area lain dalam suatu topik penelitian. Dari situ, kamu mungkin bisa melihat research gap lebih jelas.

Baca Juga: Laporan Penelitian: Pengertian, Sistematika, dan Bedanya dengan Jurnal

Demikian rangkuman Glints tentang apa itu dan contoh research gap dalam penelitian, hingga cara mencarinya.

Kalau kamu masih butuh lebih banyak penjelasan dan tips seputar dunia perkuliahan, ayo baca artikel lain di Glints Blog!

Ayo temukan pembahasan lain yang tak kalah menarik, terutama yang berkaitan dengan istilah-istilah akademik atau tugas kuliah.

Jadi, kamu akan lebih familier dengan proses pembelajaran di kuliah.

Tertarik? Klik link ini untuk temukan kumpulan artikel terbarunya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait