Quiet Firing: Arti, Tanda, Alasan, dan Cara Menghindarinya

Diperbarui 16 Sep 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Gallup menyebut skenario yang diterapkan perusahaan untuk mendorong seseorang keluar adalah bentuk quiet firing yang saat ini sering terjadi.

    Dorongan-dorongan tersebut mulai dari perubahan suasana kerja hingga susunan tim.

    Makanya, banyak tanda terjadinya quiet firing di tempat kerja yang harus kamu pahami.

    Glints telah menyiapkan penjelasan soal serba-serbi quiet firing untuk kamu. Yuk, simak selengkapnya!

    Arti Quiet Firing

    Dikutip dari Team Building, quiet firing adalah kondisi di mana perusahaan membuat suasana dan kondisi kerja jadi tidak nyaman atau tidak ideal untuk mendorong karyawan agar resign.

    Masih menurut Gallup, quiet firing adalah bentuk kegagalan manajer dan perusahaan untuk menyediakan dukungan, pelatihan, serta perkembangan karier bagi karyawan.

    Konsep ini disebut sebagai cara non-confrontational atau tanpa konfrontasi/drama untuk membuat karyawan meninggalkan perusahaan.

    Beberapa contoh bentuk dari quiet firing adalah sebagai berikut:

    • menunda promosi jabatan
    • tidak menganggap keberadaan karyawan
    • tidak melihat kontribusi dan kemajuan karyawan
    Baca Juga: 4 Tanda Kamu akan Dipecat Kerja (dan Bedanya Kalau Kamu Cuma Parno)

    Alasan Terjadinya Quiet Firing

    Paul Lewis, Chief Customer Officer dari Adzuna melalui CNBC mengatakan bahwa quiet firing adalah masalah dan isu yang berasal dari manajemen, bukan dari karyawan itu sendiri.

    Berikut adalah beberapa alasan perusahaan melakukan quiet firing:

    1. Kemampuan karyawan diragukan

    Salah satu alasan utama quiet firing adalah karena manajer percaya bahwa karyawan tersebut sudah mencapai career plateau atau memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan karyawan lain.

    Sayangnya, karyawan yang tidak bisa mencapai ekspektasi sering kali bukan karena kurangnya kemampuan, namun ketidakmampuan manajemen untuk memberikan dukungan dan memimpin timnya.

    2. Menghindari konflik

    Menghindari konflik juga jadi alasan dari terjadinya quiet firing.

    Alih-alih mengambil risiko untuk diskusi langsung dengan karyawan dan menimbulkan konflik karena pemecatan, maka manajer melakukan quiet firing.

    Dengan pendekatan ini, manajer tidak akan terlihat seperti ‘orang jahat’ karena menyebabkan keributan.

    3. Menghemat biaya

    Saat melakukan pemecatan, perusahaan sudah seharusnya memberikan pesangon. Hal ini juga bisa jadi alasan terjadi quiet firing.

    Perusahaan memilih untuk meletakkan tanggung jawab kepada karyawan dan melakukan quiet firing, dibandingkan harus melakukan pemecatan dan membayar pesangon.

    Sering kali perusahaan akan mendorong karyawan dengan gaji tinggi untuk keluar dan menggantikannya dengan karyawan dengan gaji yang lebih rendah.

    4. Konflik personal

    Terkadang quiet firing juga dilakukan manajer karena adanya konflik personal. Misalnya, tidak cocok akan gaya kerja dan kepribadian karyawan.

    Penyebab lain adalah karyawan itu sering membuat masalah dengan anggota tim lain sehingga menciptakan lingkungan yang tak nyaman.

    5. Mismanagement

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, quiet firing bisa jadi kesalahan pada manajemen perusahaan itu sendiri.

    Contohnya seperti tidak ada feedback dan dukungan yang menyebabkan karyawan kewalahan.

    Hal ini semakin lama akan memengaruhi kinerja karyawan dan membuat mereka memutuskan keluar.

    Baca Juga: Kenali 5 Tanda Kamu Mengalami Bullying di Kantor dan 11 Dampaknya

    Tanda-Tanda Quiet Firing

    1. Berhentinya promosi dan kemajuan karyawan

    Salah satu tanda yang paling sering ditemui saat perusahaan melakukan quiet firing adalah tidak adanya promosi dan kurangnya kemajuan karier.

    Karyawan yang menjadi ‘target’ dari quiet firing tidak akan mendapatkan promosi dan kesempatan untuk berkembang.

    Tanda ini mudah dikenali karena dalam lingkungan kerja yang sehat, seorang manajer/leader akan memberikan panduan yang pasti bagi karyawan untuk mencapai kemajuan karier, bukan sebaliknya.

    2. Tidak ada peningkatan gaji

    Kompensasi atau gaji adalah bentuk “quiet” dari quiet firing yang sering digunakan untuk mengeluarkan karyawan.

    Setelah melakukan quiet firing, seorang manajer dapat menolak kenaikan gaji atau negosiasi kompensasi yang didapatkan karyawan.

    Bukan hanya itu, bentuk quiet firing dalam hal ini juga termasuk memberikan kenaikan gaji yang tidak sesuai dengan pekerjaannya.

    3. Bertambahnya birokrasi

    Dalam proses melakukan quiet firing, manajemen perusahaan mungkin akan menambah kerumitan birokrasi dan mengubah kebijakan.

    Tujuannya tentu saja untuk membuat target mereka merasa dirugikan atau tidak nyaman.

    Manajer mungkin akan melakukan micromanaging, proses pelaporan yang sederhana menjadi rumit, hingga tugas yang saling memberatkan.

    Adanya perubahan birokrasi ini membuat karyawan terlalu sibuk pada masalah administrasi hingga melupakan tanggung jawab utamanya.

    4. Menghentikan proyek dan pekerjaan baru

    Karakteristik yang biasanya dikenali saat terjadi quiet firing di perusahaan adalah pertumbuhan yang lambat, termasuk di dalamnya menunda pekerjaan dan proyek baru.

    Manajemen perusahaan akan memberikan kamu tanggung jawab dan pekerjaan yang itu-itu saja, tanpa ada tantangan dan pertumbuhan yang signifikan.

    Ciri bahwa kamu terdampak quiet firing adalah tidak adanya kesempatan untuk mencoba dan belajar hal-hal baru dari pekerjaanmu.

    5. Tidak ada feedback dan dukungan manajemen

    Tidak adanya feedback dari manajer seperti tidak melakukan 1:1 dan review pekerjaan kamu adalah ciri selanjutnya dari quiet firing.

    Bukannya memberikan feedback yang signifikan, jika kamu adalah target dari quiet firing, maka manajer akan memberikan instruksi yang tidak jelas, meninggalkan informasi yang penting, dan tidak memberi kritik maupun saran.

    Tidak adanya feedback ini akan membuat kamu sulit untuk meningkatkan kemampuan dan mencapai target.

    Cara Menghindari Quiet Firing

    Masih melansir CNBC, ada beberapa cara yang bisa dilakukan karyawan untuk menghindarinya.

    Komunikatif

    Saat kamu menjadi target dari quiet firing, besar kemungkinan kamu akan melakukan quiet quitting. Namun, kamu masih bisa menemui HR untuk berkonsultasi.

    Pastikan bahwa mereka memahami apa yang kamu rasakan, perusahaan yang baik akan menghadapi komplain dengan tepat dan profesional.

    Bukan hanya dengan HR, kamu juga bisa berbicara langsung dengan manajer timmu.

    Kamu bisa menjelaskan kepada manajer isu apa yang kamu hadapi dan sampaikan keinginanmu untuk maju serta tujuan karier yang berkaitan dengan perusahaan.

    Baca Juga: Memberitahu HR saat Ada Masalah: Waktu Tepat, Cara, Contoh Email

    Itu dia serba-serbi quiet firing yang perlu kamu ketahui.

    Quiet firing menjadi fenomena yang semakin banyak dibicarakan dalam perusahaan tech, terutama startup.

    Fenomena ini memang tidak bisa hanya disebut sebagai kesalahan perusahaan, tapi bisa juga disebabkan oleh kondisi pekerja itu sendiri.

    Makanya, yuk pahami lebih jauh soal dunia startup dari plus minus hingga fenomena lain seperti startup bubble lewat artikel yang telah Glints siapkan.

    Klik di sini untuk temukan dan baca ragam artikel lainnya secara gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.2 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait