Psikologi Warna: Apa Itu, Manfaat, Jenis dan Makna Warna, serta Cara Memilihnya

Diperbarui 16 Sep 2023 - Dibaca 14 mnt

Isi Artikel

    Bila ingin terjun ke dunia desain dan branding, kamu harus memahami apa itu ilmu psikologi warna.

    Pasalnya, tanpa disadari, kehadiran warna dan ragam makna yang ia berikan sangatlah penting bagi sebuah brand.

    Sebagai contoh, menurut Help Scout, keberadaan warna bisa memengaruhi keputusan pembeli saat mengunjungi situs web milik brand

    Selain itu, makna yang diberikan juga secara tak langsung bisa memengaruhi perkembangan bisnis perusahaan di masa mendatang.

    Nah, melihat pentingnya psikologi warna bagi bisnis, kali ini Glints akan paparkan serba-serbinya untukmu.

    Yuk, simak pemaparan lengkapnya dalam rangkuman singkat Glints di bawah ini!

    Baca Juga: Ciptakan Karya Realistis dan Menarik dengan Teknik Desain 3D

    Apa Itu Psikologi Warna?

    psikologi warna

    © Freepik.com

    Melansir Ignyte Brands, psikologi warna (color psychology) adalah cabang ilmu yang mempelajari warna sebagai faktor yang bisa memengaruhi perilaku manusia.

    Studi ini sejatinya mempelajari bagaimana pengaruh warna terhadap emosi serta tingkah laku masyarakat.

    Mereka yang mempelajari ilmu ini percaya bahwa semua warna pada dasarnya memiliki pengaruh tersendiri terhadap psikis seorang manusia.

    Hal ini berlaku karena setiap warna mampu memancarkan gelombang energi tertentu dan berbeda antara satu sama lain.

    Selain itu, dipercaya juga bahwa setiap warna memiliki potensi dan kekuatannya masing-masing untuk memengaruhi psikis manusia.

    Nah, melihat fakta-fakta tersebut, cabang studi ini akhirnya diadopsi oleh banyak bidang, salah satunya adalah desain dan branding.

    Hal yang kini dikenal dengan brand color psychology menyediakan kerangka kerja untuk memahami proses manusia berinteraksi dengan brand melewati warna.

    Istilah ini pun secara tak langsung menjadi alat yang ampuh dalam dunia desain, khusus untuk keperluan rebranding.

    Mengapa Psikologi Warna Penting untuk Branding?

    psikologi warna

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, psikologi warna kini telah dimanfaatkan oleh banyak bidang, tak terkecuali desain dan branding.

    Hal ini berlaku karena cabang ilmu tersebut dinilai efektif agar membuat brand mudah untuk dikenal audiens.

    Selain itu, color psychology juga memiliki dampak yang cukup besar bagi perkembangan bisnis perusahaan.

    Namun, selain kedua hal tersebut, apa yang membuat cabang studi ini penting bagi keperluan branding?

    Menurut Oberlo, pemahaman akan psikologi warna akan memberikan marketer satu alat jitu guna mencapai tujuan branding. Tujuan itu adalah membentuk persepsi yang mendorong perilaku konsumen.

    Meskipun efek warna terhadap emosi manusia berbeda-beda, ada beberapa pedoman umum yang telah dibuktikan oleh color psychology yang tak terhitung jumlahnya.

    Sebagai contoh, warna merah pada dasarnya dapat menimbulkan rasa romantis dan bahaya.

    Sementara itu, warna biru dapat memicu rasa ketenangan dan kesedihan bagi manusia.

    Nah, bagaimana dengan dampak yang bisa diberikan oleh warna hijau atau ungu?

    Hal-hal ini tentu penting bagi persepsi yang dibentuk brand, dan ia hanya bisa didapatkan bila marketer memahami psikologi warna.

    Jenis dan Arti Warna dalam Psikologi

    psikologi warna

    © Unsplash.com

    Sejatinya, setiap warna memiliki arti emosional dan pengaruh yang berbeda-beda bagi manusia.

    Hal ini sudah diteliti dan dipercaya menjadi bagian yang penting dalam ilmu psikologi warna.

    Berdasarkan hal tersebut, masing-masing warna bisa memberikan kesan yang berbeda bagi brand.

    Bagi brand yang sudah mapan, warna bahkan dapat dikaitkan secara intrinsik dengan brand identity.

    Nah, berikut ini jenis dan makna masing-masing warna menurut ilmu color psychology.

    1. Merah

    Menurut Canva, warna merah dalam psikologi warna melambangkan keberanian, kekuatan, dan kegembiraan.

    Warna ini juga mampu mendorong gairah dan energi bagi manusia untuk melakukan suatu tindakan.

    Warna merah sendiri bisa mengartikan kehidupan. Pasalnya, warna tersebut identik dengan darah manusia.

    Baca Juga: Prediksi 9 Tren Logo Tahun 2022, Desainer Wajib Tahu

    2. Biru

    Dalam dunia bisnis dan branding, warna biru kerap dikaitkan dengan profesionalisme dan kepercayaan.

    Warna ini juga melambangkan keharmonisan, ketenangan, serta kedamaian bagi kondisi psikis manusia.

    Meskipun demikian, warna biru cerah bisa menimbulkan perasaan sedih atau kesunyian.

    3. Kuning

    Menurut Smashing Magazine, warna kuning memiliki arti yang cukup bahagia.

    Pasalnya, ia menimbulkan kesan kehangatan, optimisme, semangat, ceria, dan rasa antusias. 

    Warna kuning sendiri biasanya digunakan oleh orang yang sering memperoleh perhatian dan tampil di muka publik.

    Warna ini juga mampu merangsang aktivitas otak dan mental serta memiliki aura yang sangat membantu dalam penalaran secara analitis.

    4. Hijau

    Dalam dunia psikologi warna, hijau sering digunakan untuk membantu seseorang agar memiliki kemampuan menyeimbangkan emosi dan berkomunikasi.

    Warna hijau sendiri mampu memberikan efek relaksasi dan ketenangan bagi manusia layaknya warna biru.

    Hal ini berlaku karena hijau adalah warna yang identik dengan kehidupan manusia di bumi.

    Warna hijau juga dapat menunjukkan aura seseorang yang memiliki kepribadian plegmatis, atau memiliki keseimbangan dalam segi mental.

    5. Oranye

    Warna oranye adalah perpaduan antara warna merah dan kuning.

    Dalam psikologi warna, ia mampu memberikankesan kehangatan, harapan, petualangan, optimisme, dan kepercayaan diri.

    Selain itu, warna oranye juga sering dikaitkan dengan ketenangan dalam suatu hubungan.

    6. Hitam

    Menurut Oberlo, psikologi dalam warna hitam kerap dikaitkan dengan keanggunan dan misteri.

    Makna dari warna ini juga dapat membangkitkan emosi seperti rasa kesedihan dan amarah.

    Meskipun demikian, brand atau orang yang gemar menggunakan warna hitam sering dianggap berani, dominan, dan kuat.

    7. Putih

    Cukup bertolak belakang dengan warna hitam, psikologi warna putih menunjukkan rasa damai dan kesucian.

    Warna ini juga bisa memberikan kesan sehat atau steril. Warna putih juga sering digunakan untuk melambangkan sesuatu yang bersifat netral.

    Namun, arti dari warna putih juga memiliki sisi negatif, di mana ia melambangkan kemandulan di beberapa negara tertentu.

    8. Cokelat

    Dikarenakan warna cokelat identik dengan tanah dan bumi, psikologi warna ini sering disandingkan dengan rasa aman dan kokoh.

    Warna cokelat juga memberikan kesan dapat diandalkan serta melambangkan pondasi dan kekuatan hidup.

    Penggunaan warna cokelat sendiri akan membentuk kesan yang canggih dan mahal pada brand karena ia memiliki kedekatan dengan warna emas.

    9. Ungu

    Dalam psikologi warna, warna ungu dapat memberikan kesan keanggunan dan kebijaksanaan. 

    Warna ungu sendiri sering dimanfaatkan untuk melambangkan kemewahan.

    Tak hanya itu, warna ungu juga mampu memberikan gambaran akan sifat kesenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

    10. Pink

    Terakhir, menurut ilmu psikologi warna, warna pink merupakan representasi dari prinsip feminisme.

    Warna ini juga menunjukkan sifat kelemahlembutan, peduli, dan romantis.

    Cara Memilih Warna Brand sesuai Psikologi Warna

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, psikologi warna memiliki peran penting bagi kemajuan bisnis di era modern.

    Mengapa demikian? Sebab, warna yang digunakan dalam desain akan membentuk customer perception terhadap brand.

    Tak hanya itu, pilihan warna juga secara tak langsung menjadi identitas brand dan membuatnya lebih mudah untuk diingat.

    Meskipun demikian, bagaimana, sih, cara memilih warna untuk keperluan brand bila melihat ilmu psikologi warna?

    Agar tak bingung, berikut Glints paparkan cara-caranya untukmu, dikutip dari Help Scout.

    • Tentukan fokus dan tujuan brand terlebih dahulu.
    • Manfaatkan warna yang sering digunakan oleh brand dengan niche yang serupa.
    • Jangan ragu untuk manfaatkan warna yang sifatnya netral, seperti putih, krem, dan cokelat.
    • Kurangi penggunaan warna secara berlebihan. 
    • Pelajari dampak emosional dari masing-masing warna agar bisa disesuaikan dengan identitas dan tujuan brand.
    • Pelajari secara rutin tren warna dalam dunia desain dan branding.

    Baca Juga: Supaya Menonjol dan Nyaman Dilihat, Mainkan Desainmu dengan Color Contrast

    Itulah penjelasan singkat Glints mengenai psikologi warna, mulai dari definisi hingga cara memilih warna untuk brand.

    Intinya, psikologi warna atau color psychology, adalah cabang studi yang mempelajari warna sebagai faktor yang bisa memengaruhi emosi manusia.

    Ilmu tersebut sudah diterapkan dalam banyak bidang, termasuk desain dan branding.

    Hal ini berlaku karena color psychology bisa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan bisnis perusahaan.

    Maka dari itu, jika ingin terjun ke dunia desain atau pemasaran, jangan lupa untuk pelajari cabang ilmu satu ini secara saksama, ya.

    Nah, selain pemaparan di atas, kamu bisa dapatkan ragam informasi dengan topik serupa pada kanal Graphic Design Glints Blog.

    Di sana, tersedia banyak artikel seputar istilah dan tips belajar desain grafis yang sudah Glints ringkas buat kamu.

    Menarik bukan? Yuk, langsung simak kumpulan artikelnya sekarang. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.2 / 5. Jumlah vote: 29

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait