11 KPI IT yang Bisa Kamu Gunakan untuk Mengukur Performa

Diperbarui 19 Agu 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Seperti bidang lainnya, sebuah departemen IT perusahaan memiliki beberapa KPI yang umum digunakan.

    Hal tersebut supaya perusahaan bisa mengukur performa karyawan yang bekerja di departemen tersebut.

    Tentunya, penting bagimu untuk mengetahui beberapa KPI yang umum digunakan jika kamu ingin bekerja di bidang ini.

    Nah, berikut Glints berikan beberapa KPI yang umum digunakan untuk departemen ini. Simak artikelnya, yuk!

    KPI untuk Departemen IT

    1. Average time to repair

    Metrik ini mengukur waktu yang dibutuhkan oleh departemen IT untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam suatu sistem komputer.

    Pakar teknologi menggunakan KPI ini untuk menguji keefektifan standar maintenance dan respons protokol terhadap keadaan darurat mereka.

    2. Account creation

    Setiap karyawan perusahaan biasanya akan diberi akun personal khusus yang bisa digunakan dalam server perusahaan.

    Sehingga, KPI ini digunakan untuk mengukur keberhasilan jaringan dan server perusahaan dalam memberi akses bagi setiap karyawannya.

    Tidak hanya itu, hal ini juga menjadi ukuran bahwa departemen IT harus membuat akun yang user-friendly bagi setiap karyawan perusahaan.

    3. Help desk availability

    KPI selanjutnya yang umum digunakan adalah help desk availability. Indikator ini sangat berhubungan dengan bagian customer service.

    Hal ini karena departemen IT harus bisa dihubungi dan memberi klarifikasi melalui telepon, email, atau pesan teks ketika ada konsumen atau klien yang membutuhkannya.

    Tentunya, kepuasan konsumen atau klien akan meningkat jika departemen IT bisa dihubungi dengan cepat oleh mereka ketika mengalami masalah.

    Baca Juga: Stress Testing: Definisi, Tipe, dan Tools yang Digunakan

    4. Average waiting period

    KPI ini juga akan digunakan perusahaan untuk mengukur performa karyawan yang bekerja di departemen IT.

    Seperti poin sebelumnya, indikator ini sangat berkaitan erat dengan customer service.

    KPI ini mengukur rata-rata waktu user saat menunggu instruksi atau solusi untuk masalah yang dihadapinya dari departemen IT.

    Tentunya, waktu tunggu user yang sedikit menunjukkan baiknya performa departemen IT.

    5. User satisfaction

    Indikator user satisfaction menunjukkan seberapa cepat departemen IT bisa dihubungi dan memberi bantuan solutif bagi user.

    Memiliki nilai yang tinggi dalam indikator ini menunjukkan kepercayaan user terhadap departemen IT dalam menyelesaikan masalah atau menanyakan suatu hal.

    Tentu, hal tersebut akan memberikan imej yang baik bagi departemen IT dan perusahaan secara keseluruhan.

    6. Budget maintenance

    Departemen IT biasanya membuat budgeting yang menunjukkan bagaimana sumber daya keuangannya digunakan untuk mengerjakan suatu proyek.

    Karena itu, KPI budget maintenance digunakan perusahaan bagi departemen ini.

    Mengutip Indeed, KPI ini digunakan untuk mengetahui bagaimana departemen IT melakukan pengembangan, pembelian, hingga pemasangan teknologi terbaru sehemat mungkin.

    Tidak hanya itu, perusahaan juga bisa menggunakan indikator ini untuk menentukan apakah budget yang digunakan merefleksikan penyelesaian suatu proyek secara akurat.

    sekelompok pria yang bekerja di departemen IT sedang mengerjakan sebuah proyek

    © Pexels.com

    7. Return on investment

    Indikator selanjutnya adalah return on investment (ROI). Hal ini menunjukkan uang yang diterima departemen IT sebagai hasil pengerjaan suatu proyek teknologi bagi perusahaan.

    Sehingga melansir Helixstorm, KPI ini akan sangat beririsan dengan goals milik perusahaan.

    KPI ini juga umum digunakan perusahaan untuk melihat apakah pengalokasian uang sudah tepat sasaran.

    Sebagai contoh, perusahaan telah mengalokasikan budget untuk mengembangkan suatu perangkat teknologi terbaru.

    Dari sana, perusahaan bisa mengekspektasikan ROI yang tinggi untuk mengetahui apakah perangkat teknologi baru tersebut memberi keuntungan bagi mereka.

    Baca Juga: System Integration: Definisi, Jenis, Metode, dan Manfaatnya untuk Bisnis

    8. System restoration

    KPI ini menjelaskan waktu yang dibutuhkan departemen IT untuk memperbaiki sistem dan melakukan reboot setelah mengalami crash.

    Tujuan dari indikator ini untuk mengukur keberhasilan departemen IT dalam memulihkan hilangnya data karena crash.

    Di samping itu, indikator ini pun digunakan untuk mengetahui seberapa cepat sistem bisa digunakan kembali oleh perusahaan.

    Sebagai contoh, suatu daerah mengalami mati listrik yang berdampak pada sistem jaringan komputer perusahaan.

    Departemen IT akan mencoba memperbaiki sistem secepatnya ketika listrik di daerah perusahaan sudah kembali.

    Dengan begitu, perusahaan dapat kembali melakukan bisnisnya dan memberi layanan bagi user, yang tentu akan turut meningkatkan kepuasan mereka.

    9. Average time to detect

    KPI ini digunakan untuk mengukur berapa waktu yang dibutuhkan departemen IT untuk mempelajari masalah dalam sistem komputer.

    Sehingga, indikator ini akan memotivasi karyawan di departemen ini, khususnya IT specialists, untuk bisa melaksanakan prosedur maintenance secara efektif.

    Indikator ini juga memberi tahu keefektifan departemen IT dalam melakukan troubleshooting secara rutin untuk mencari masalah dan mencegahnya terjadi di lain waktu.

    10. Average time between failures

    KPI ini umum digunakan perusahaan bagi departemen IT untuk mengukur periode waktu di antara terjadinya kerusakan jaringan yang digunakan perusahaan.

    Sebagai contoh, diketahui hasil dari indikator ini adalah 2 bulan.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa akan ada kecenderungan sebuah sistem akan bekerja dengan baik selama 2 bulan sebelum mengalami crash.

    Adanya indikator ini membantu perusahaan melacak seberapa sering teknologi yang digunakannya mengalami kerusakan.

    Sehingga, departemen IT dan perusahaan bisa merancang strategi untuk meningkatkan fungsionalitas jaringannya.

    11. Server downtime

    KPI ini menjelaskan periode waktu sementara ketika jaringan komputer perusahaan tidak bisa diakses.

    Beberapa downtime terjadi secara intensional, seperti ketika departemen IT melakukan maintenance atau menginstal software baru.

    Namun, ada beberapa momen di mana downtime terjadi secara tiba-tiba karena beragam faktor.

    Nah, indikator ini bisa membantu departemen IT dan perusahaan memberi tahu user berapa ekspektasi waktu yang dibutuhkan supaya jaringan bisa kembali normal.

    Baca Juga: 33 Istilah Programming yang Penting untuk Kamu Pahami

    Nah, itu adalah beberapa KPI yang umum digunakan perusahaan dalam mengukur performa departemen IT-nya.

    Selain informasi ini, kamu bisa tahu lebih banyak seputar teknologi informasi dengan baca kumpulan artikel IT di Glints Blog, lho.

    Mulai dari istilah-istilah penting IT hingga tools terbaru yang bisa kamu ketahui.

    Menarik bukan? Yuk, klik di sini sekarang untuk temukan dan baca ragam artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait