Ketahui Buyback, Tindakan yang Dapat Selamatkan Nilai Saham Perusahaan

Diperbarui 02 Des 2020 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Mungkin, sebagian besar penggemar investasi pernah mendengar istilah buyback saham.

    Tidak jarang perusahaan akan melakukan aktivitas tersebut jika mereka merasa bahwa sahamnya tidak terlalu bernilai.

    Namun, mengapa pembelian ulang harus dilakukan? Kira-kira, apa saja sih keuntungannya? Yuk, ketahui selengkapnya dalam rangkuman Glints berikut ini

    Baca Juga: Mengenal Apa Itu Stakeholder dan Fungsinya dalam Perusahaan

    Definisi Buyback Saham

    buyback saham

    © Pexels.com

    Tidak semua saham yang terdapat di pasar itu bernilai, lho. Terkadang, ada beberapa yang memang dianggap tidak menguntungkan untuk para investor.

    Permasalahan tersebut bisa muncul karena beberapa hal. Yang jelas, jika perusahaan berniat untuk tetap memasarkannya, mereka akan menerima risiko kerugian yang besar.

    Nah, untuk menanggapi isu tersebut, perusahaan dapat membeli kembali saham yang telah mereka jual di pasar.

    Istilahnya adalah buyback saham. Melansir Investopedia, buyback atau share repurchase, adalah sebuah transaksi di mana perusahaan membeli kembali secara utuh saham yang mereka pasarkan di market.

    Tindakan ini akan mengurangi jumlah saham beredar yang meningkatkan permintaan dengan harga yang jauh lebih murah.

    Kendati demikian, perusahaan dapat melakukan buyback tidak semata-mata karena harga saham mereka buruk.

    Biasanya, perusahaan akan melakukan repurchase untuk alasan yang lain, seperti untuk mengirimkan pesan kepada pasar bahwa harga sahamnya cenderung meningkat.

    Mereka juga dapat melakukannya untuk meningkatkan metrik keuangan dalam denominasi jumlah saham yang beredar.

    Di sisi lain, inisiatif buyback saham dapat menghentikan penurunan harga saham atau hanya karena perusahaan ingin meningkatkan saham ekuitasnya sendiri.

    Cara Perusahaan Melakukan Buyback Saham

    buyback saham

    © Freepik.com

    Untuk melakukan buyback saham sendiri, ada dua cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

    Apa saja sih kira-kira? Yuk, disimak!

    1. Tender offer

    Melansir IDX, perusahaan dapat melakukan repurchase dengan cara menawarkan saham kepada para shareholder dengan kisaran harga tertentu.

    Rentang harga biasanya akan ditentukan oleh perusahaan dan hampir selalu harga yang ditawarkan lebih mahal dari harga yang diberikan pasar.

    Bagi para pemegang saham yang ingin mengikuti proses ini, mereka dapat mengajukan diri serta jumlah saham yang ingin mereka jual berdasarkan harga yang mereka ekspektasikan.

    Pada waktu pelaksanaan tender offer, perusahaan akan membeli saham sesuai dengan jumlah yang telah mereka rencanakan.

    Jika jumlah saham yang ditawarkan oleh publik dan investor lebih banyak dari yang dibutuhkan, perusahaan biasanya akan mengalah dan mengutamakan pembelian saham dengan harga yang lebih murah.

    Baca Juga: Serangkaian Istilah Saham yang Perlu Dipelajari Sebelum Berinvestasi

    2. Open market

    Cara berikutnya yang dapat dilakukan perusahaan adalah untuk membeli saham di open market dengan harga yang telah disesuaikan oleh pasar.

    Namun, jangan salah. Dengan pembelian di open market, perusahaan justru memiliki risiko kerugian yang tidak terlalu besar.

    Kesempatan untuk meraih harga tinggi tak jarang akan dimiliki oleh perusahaan. 

    Mengapa demikian? Rumor dan pengumuman adanya share buyback biasanya akan melipatgandakan jumlah permintaan yang ada di pasar.

    Hal ini secara tidak langsung meningkatkan nilai saham dan harganya pun ikut bertambah.

    Alasan Perusahaan sebelum Melakukan Buyback Saham

    buyback saham

    © Pexels.com

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, buyback saham biasanya dilakukan perusahaan karena harga saham mereka tidak terlalu bernilai.

    Kendati demikian, ada faktor lain yang yang menjadi pertimbangan sebelum mereka menarik kembali saham yang telah mereka jual di pasar.

    Berikut ini adalah sejumlah alasan dan pertimbangan perusahaan sebelum melakukan repurchase saham.

    1. Mencegah dilusi dan meningkatkan kepemilikan

    Seiring waktu, perusahaan cenderung menerbitkan jenis baru. Misalnya melalui peningkatan modal atau pelaksanaan opsi yang menandakan adanya dilusi pemegang saham.

    Menurut Wealthyeducation, dengan membeli kembali saham mereka, perusahaan dapat mengurangi dampak dilusi. 

    Mereka juga dapat mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan tingkat kepemilikan manajemen dalam perusahaan.

    Intinya, repurchase dapat menjadi solusi untuk isu kepemilikan dan dilusi shareholder yang dapat merugikan perusahaan.

    2. Meningkatkan rasio keuangan

    Meskipun meningkatkan rasio perusahaan mungkin bukan satu-satunya alasan untuk membeli kembali saham, hal ini sering kali menjadi efek samping yang menarik dari transaksi.

    Mengurangi jumlah saham yang beredar dapat berdampak positif pada berbagai rasio yang dilacak secara ketat oleh pasar, tetapi apa saja jenis rasio yang menjadi prioritas perusahaan?

    Berikut adalah penjelasannya:

    • Return on asset (ROA): ROA dihitung dengan cara membagi laba bersih perusahaan dengan total aset. Mengurangi modal saham secara langsung mengikis total aset perusahaan, hal ini secara keseluruhan berdampak positif pada ROA.
    • Return on equity (ROE): Return on equity dinyatakan sebagai jumlah laba bersih yang dikembalikan sebagai persentase ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, jika pendapatan perusahaan tetap konstan, mengurangi ekuitas total mengangkat ROE perusahaan.
    • Earnings Per Share (EPS): Rasio ini dihitung dengan rumus berikut (laba bersih – dividen saham preferen) / rata-rata saham beredar. Jika perusahaan melakukan buyback saham, secara langsung mereka mengurangi keseluruhan saham yang beredar dan meningkatkan EPS perusahaan.

    Keuntungan Buyback Saham untuk Shareholder

    buyback saham

    © Freepik.com

    Menyadur Wise-owl, buyback saham adalah strategi manajemen modal yang sering dilihat sebagai keuntungan atau hadiah bagi para shareholder

    Akan tetapi, jika investor jelas mendapat keuntungan dari dividen, manfaat buyback tidak langsung terasa untuk para shareholder.

    Menurunkan jumlah saham yang beredar pada akhirnya membantu meningkatkan harga saham. 

    Setelah itu, perusahaan wajib untuk mengembalikan uang kepada shareholder dan juga memberikan mereka kesempatan untuk memanfaatkan investasinya. 

    Baca Juga: Return on Asset (ROA): Pengertian, Pentingnya, dan Cara Menghitungnya

    Itulah serba-serbi buyback saham yang perlu kamu ketahui.

    Kesimpulannya, membeli kembali saham adalah sebuah tindakan yang diperlukan perusahaan agar terhindar dari risiko kerugian besar.

    Selain itu, repurchase ini juga dapat menguntungkan bagi para shareholder dan investor. Maka, tidak selamanya kok, perusahaan yang melakukan buyback sedang merugi.

    Nah, untuk informasi lainnya seputar dunia investasi, kamu bisa berlangganan dengan newsletter blog Glints.

    Setelah sukses berlangganan, kamu akan mendapatkan notifikasi mengenai berita dan tips terupdate langsung di inbox emailmu.

    Jangan lupa untuk sign up di Glints terlebih dahulu ya. Gratis, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait