Product Metrics: Definisi, Contoh, dan Jenis yang Sebaiknya Dihindari

Diperbarui 11 Des 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Product metrics adalah alat ukur yang sangat penting untuk melihat seberapa baik performa bisnismu.

    Hal ini termasuk juga untuk melihat seberapa jauh interaksi atau hubungan yang terjalin antara brand dengan konsumen.

    Hal-hal di atas tidak bisa hanya dikira-kira atau ditakar dengan sembarangan, melainkan perlu dicari tahu melalui cara yang valid dan terukur.

    Nah, untuk memahami apa itu product metrics lebih jauh lagi, mari simak pembahasan lengkap dari Glints berikut ini!

    Definisi Product Metrics

    Dilansir dari Heap, product metrics adalah data yang menggambarkan interaksi antara konsumen dan produk digital serta bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi perkembangan bisnis.

    Ada banyak jenis product metrics, namun kebanyakan di antaranya memang bertujuan untuk melacak perilaku konsumen pada website atau produkmu.

    Akan tetapi, product metrics juga dapat digunakan untuk berbagai objektif bisnis lain yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

    Baca Juga: Bisa Tumbangkan Pesaing, Kenali Apa Itu Flagship Product dan Ciri-cirinya

    Contoh Product Metrics

    Menurut Geek Flare, beberapa contoh product metrics di antaranya adalah sebagai berikut.

    1. Net promoter score (NPS)

    Metrik yang satu ini akan mengukur seberapa mungkin konsumen akan merekomendasikan produkmu pada orang-orang di sekitarnya.

    Angka ini cukup penting untuk dimonitor karena dapat menunujukkan keseluruhan kepuasan pelanggan atau persepsi terhadap brand.

    NPS berkisar antara 1-10, semakin tinggi angka artinya konsumen semakin terdorong untuk merekomendasikan brand. Rumusnya adalah:

    NPS = persentase promoter – presentase detractor

    2. Adoption rate

    Sesuai namanya, product metrics yang satu ini berfungsi untuk melihat seberapa banyak orang yang benar-benar mengadopsi produk setelah mengeksplorasinya.

    Tahap eksplorasi sendiri dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah event. Jadi, cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

    Adoption Rate = jumlah user yang mengikuti adoption event : total user x 100

    3. Churn rate

    Contoh product metrics selanjutnya adalah churn rate. Metrik ini dapat menunjukkan persentase seberapa banyak orang yang berhenti menggunakan produkmu selama periode waktu tertentu.

    Metrik ini cukup penting untuk dilacak karena membantu perusahaan mengidentifikasi masalah yang mungkin tertutupi.

    Perusahaan dapat memperoleh konsumen baru dalam jumlah banyak tetapi juga kehilangan konsumen dalam waktu yang bersamaan.

    Jika tidak diatasi, ada kemungkinan konsumen baru tersebut juga akan meninggalkan brand pada akhirnya karena ada masalah yang belum tuntas. Rumusnya adalah:

    Churn rate = (angka user di awal – angka user di akhir) : angka user di awal

    4. Daily active user/montly active user

    DAU mengukur frekuensi pengguna aktif yang berinteraksi dengan produk. Nah, perusahaan terlebih dahulu perlu mendefinisikan siapa pengguna yang tergolong ke dalam pengguna aktif.

    Umumnya, active user merupakan orang-orang yang memenuhi langkah penting di website atau aplikasimu, seperti sering menekan tombol like, masukkan produk ke keranjang, dan lain sebagainya. Rumusnya:

    Daily Active User : Monthly Active User x 100

    5. Referral

    Referral mampu memberi gambaran seberapa mampu perusahaanmu untuk menarik konsumen agar menghasilkan konsumen baru.

    Metrik yang satu ini akan memberi gambaran mengenai customer loyalty.

    Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

    Referral rate = jumlah pembelian dari referral : jumlah pembelian keseluruhan

    6. Retention

    Product metrics yang satu ini adalah alat ukur untuk melihat kemampuan produk dalam menjaga engagement dengan konsumen dalam kurun waktu yang cukup panjang.

    Mengapa metrik yang satu ini perlu diukur?

    Angka retention biasanya sangat berkaitan erat dengan pendapatan perusahaan. Semakin kurang engagement, artinya semakin rendah ketertarikan konsumen terhadap produk.

    Rumusnya adalah sebagai berikut:

    Retention rate = angka user yang masih bertahan dalam jangka waktu tertentu : angka user pada periode awal

    Baca Juga: Sebelum Kamu Terjun Ke Dunia Penjualan, Kenali dulu Konsep Sales Culture

    Product Metrics yang Sebaiknya Dihindari

    Ternyata, ada beberapa metrik yang tidak terlalu produktif untuk terus menerus dimonitor. Metrik tersebut sering disebut sebagai vanity metrics.

    Prioritas setiap perusahaan memang berbeda-beda dan sah-sah saja untuk memprioritaskan metrik yang menurutmu memang perlu diprioritaskan di jangka waktu tertentu.

    Akan tetapi, metrik-metrik di bawah ini cenderung tidak berorientasi pada tindakan. Artinya, perusahaan akan lebih kesulitan membuat action plan jika terpaku pada metrik tersebut.

    Nah, beberapa product metrics yang sebaiknya dihindari di antaranya adalah sebagai berikut, sebagaimana dilansir dari Chaskis Digital.

    1. Bounce rate

    Kebanyakan orang mungkin merasa bahwa bounce rate penting untuk diperhatikan karena menandakan bahwa ada yang salah pada website.

    Namun, kamu akan kesulitan untuk menemukan alasan pasti mengapa orang-orang langsung memutuskan untuk pergi dari halaman website-mu.

    Bisa jadi karena copywriting-nya kurang jelas, atau justru karena mereka sebenarnya telah mendapatkan informasi yang dicari-cari selama ini dalam waktu yang cukup singkat.

    2. Session duration

    Serupa dengan bounce rate, session duration juga menyulitkanmu untuk mengidentifikasi suatu masalah.

    Alasan mengapa user menghabiskan waktu lebih lama di website tentunya bermacam-macam.

    Mungkin saja mereka engaged dengan konten yang ada, atau justru kontennya sangat membingungkan sehingga mereka perlu waktu lebih lama untuk mencerna.

    3. Open rate

    Dalam email marketing, open rate memang menunjukkan seberapa banyak orang yang membuka email atau newsletter.

    Akan tetapi, mereka belum tentu benar-benar membaca atau mengikuti CTA yang ada di dalam email tersebut.

    Di sisi lain, click through rate akan memberimu lebih banyak insights dan menunjukkan sejumlah leads yang berhasil didapatkan dari campaign yang kamu jalani.

    Baca Juga: Perhatikan, Customer Retention Rate Adalah Hal Penting untuk Bisnis

    Pada dasarnya, product metrics adalah ukuran penting yang dapat menunjukkan progres bisnis maupun campaign yang sedang dijalankan.

    Namun, perusahan perlu berhati-hati dalam memutuskan mana metrik yang paling penting untuk diukur dan paling mampu memberi petunjuk atas hambatan yang dihadapi.

    Mau tahu lebih banyak insight terkait bidang pekerjaan product development? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Ada kategori khusus yang berisi tips, strategi, hingga istilah yang perlu dipahami oleh kamu yang ingin mendalami bidang profesi product development.

    Tertarik? Klik link ini sekarang juga untuk temukan kumpulan artikel terbarunya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait