6 Komponen Penting PESTLE Analysis, Metode Analisis Manajemen Risiko

Diperbarui 06 Jan 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Kebingungan dalam menentukan serta mengatur risiko dialami setiap pengusaha, maka PESTLE analysis adalah solusi untukmu.

    Metode ini seringkali diperuntukan untuk membuat sebuah kerangka kerja strategis dalam bisnis.

    Apa saja yang dianalisis menggunakan metode PESTLE analysis ini? Bagaimana penerapannya dalam bisnis?

    Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

    Apa itu PESTLE Analysis

    PESTLE analysis adalah

    © Freepik.com

    PESTLE analysis adalah metode manajemen risiko yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan eksternal bisnis. Analisis ini dilakukan dengan memecah peluang dan risiko menjadi faktor-faktor berikut.

    1. Politic factor ( faktor politik)

    Faktor pertama yang dievalyasi melalui PESTLE analysis adalah faktor politik. Faktor ini mengevaluasi sejauh mana kebijakan pemerintah dan pemerintah dapat berdampak pada perusahaan dan brand.

    Menurut Oxford College of Marketing, ini mencakup analisis mengenai kebijakan politik dan stabilitas serta kebijakan perdagangan, fiskal dan perpajakan.

    2. Economic factor ( faktor ekonomi)

    Smart Insight menyebut bahwa lingkungan ekonomi yang cocok dengan brand kamu dapat dinilai melalui demografis tertentu hingga pada tingkat nasional.

    Faktor ekonomi ini meliputi pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, tingkat inflasi, suku bunga, pendapatan konsumen dan tingkat pengangguran.

    Faktor-faktor ini mungkin memiliki dampak jangka panjang langsung atau tidak langsung pada brand. Faktoor ini juga akan memengaruhi daya beli konsumen.

    Selain itu, perubahan ekonomi dapat memengaruhi model permintaan/penawaran produk. Akibatnya, hal itu juga memengaruhi caramu menentukan harga produk dan layanan.

    3. Social factor (faktor sosial)

    Dalam PESTLE Analysis dimensi sosial yang dimaksud adalah karakteristik demografis, norma, adat istiadat, dan nilai-nilai populasi di mana organisasi beroperasi.

    Ini termasuk tren populasi seperti tingkat pertumbuhan penduduk, distribusi usia, distribusi pendapatan, sikap karir, penekanan keselamatan, kesadaran kesehatan, sikap gaya hidup dan hambatan budaya.

    Faktor sosial ini sangat penting jika kamu ingin menarget produk pada karakteristik pelanggan tertentu. Selain itu, faktor ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan tenaga kerja lokal dan kesediaannya untuk bekerja dalam kondisi tertentu.

    Baca Juga: Susun Strategi Bisnis dan Target Pasar Melalui Business Plan

    4. Technological factor (faktor teknologi)

    Faktor ini berkaitan dengan inovasi dalam teknologi yang dapat memengaruhi operasi industri dan pasar secara menguntungkan atau tidak menguntungkan.

    Ini mengacu pada insentif teknologi, tingkat inovasi, otomatisasi, aktivitas penelitian dan pengembangan, perubahan teknologi dan jumlah kesadaran teknologi yang dimiliki oleh target pasar.

    Faktor ini dapat memengaruhi keputusan untuk memasuki atau tidak memasuki industri tertentu, meluncurkan atau tidak meluncurkan produk tertentu atau melakukan aktivitas produksi di luar negeri.

    Dengan mengetahui apa yang terjadi dari segi teknologi, kamu dapat membantu perusahaan untuk lebih efektif dalam mengalokasikan dana untuk pengembangan teknologi yang berhubungan dengan produksi.

    5. Legal factor (faktor hukum)

    Faktor ini mungkin memiliki beberapa tumpang tindih dengan faktor politik. Namun, yang termasuk dalam faktor ini adalah undang-undang yang lebih spesifik.

    Misalnya undang-undang ketenagakerjaan, undang-undang perlindungan konsumen, undang-undang hak cipta dan paten, serta undang-undang kesehatan dan keselamatan.

    Kamu perlu mengetahui apa yang legal dan apa yang tidak legal agar promosi dan penjualan produk dapat berjalan sukses dan sesuai etika.

    Jika produkmu dipasarkan secara global, ini menjadi sangat rumit karena setiap negara memiliki seperangkat aturan dan regulasinya sendiri.

    Selain itu, kamu perlu mengetahui potensi perubahan dalam undang-undang dan dampaknya terhadap bisnis di masa mendatang. Kamu bisa berkonsultasi kepada penasihat hukum atau pengacara untuk memahami hal ini.

    6. Environmental factor (faktor lingkungan)

    Faktor lingkungan baru muncul ke permukaan baru-baru ini. Faktor ini menjadi penting karena meningkatnya kelangkaan bahan baku, target polusi dan target jejak karbon yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Ini termasuk aspek ekologi dan lingkungan seperti cuaca, iklim, penyeimbangan lingkungan dan perubahan iklim yang terutama dapat memengaruhi industri.

    Selain itu, tumbuhnya kesadaran akan potensi dampak perubahan iklim dapat memengaruhi cara perusahaan beroperasi dan produk yang ditawarkan.

    Hal ini dapat kamu gunakan untuk menyusun strategi corporate social responsibility (CSR) yang tepat dan keberlanjutan.

    Bagan berikut dapat membantumu memahami apa saja yang perlu diperhatikan ketika melakukan PESTLE analysis.

    © Business-to-you.com

    Baca Juga: Co-Marketing, Strategi Pemasaran dengan Menggandeng Perusahaan Lain

    Perbedaan PESTLE dengan PEST Analysis

    © Pexels.com

    PESTLE analysis adalah pengembagan dari PEST analysis. Salah satu faktor pembeda antara analisis PEST dan PESTLE adalah faktor hukum dan faktor lingkungan ketika menjalankan bisnis.

    Tentunya, ini disesuaikan dengan ruang lingkup lingkungan bisnis, jenis produk yang dipasarkan, dan siapa yang menjadi target pasarmu.

    Pengembangan baru dari analisis ini adalah PESTELE. Yakni dengan menambahkan ethical factor (faktor etika) sebagai salah satu komponennya.

    Faktor etika ini mencakup prinsip-prinsip etika dan masalah moral atau etika yang dapat timbul dalam bisnis. Ini mempertimbangkan hal-hal seperti perdagangan yang adil, tindakan perbudakan dan pekerja anak, serta CSR.

    Artinya, produk yang dipasrkan memiliki kontrobusi pada tujuan lokal atau sosial. Ini termasuk menjadi sukarelawan atau mengambil bagian dalam kegiatan filantropi, aktivis, atau amal.

    Baca Juga: Sentiment Analysis, Teknik untuk Pahami Maksud di Balik Opini Pelanggan

    Nah, itu dia hal-hal yang perlu kamu ketahui dari PESTLE analysis. Selain analisis dengan metode ini, masih banyak metode lain yang bisa kamu gunakan untuk merancang strategi manajemen risiko.

    Kamu bisa mendapatkan informasi seperti ini dan berbagai informasi lainnya seputar dunia kerja melalui newsletter Glints.

    Daftar sekarang, Glints akan mengirimkan berbagai artikel pilihan langsung ke inbox email kamu.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.6 / 5. Jumlah vote: 21

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait