Perilaku Kompulsif: Arti, Tipe, dan Cara Mengatasi

Tayang 18 Mei 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah kamu terbangun untuk memastikan kompor sudah mati? Atau memutar balik kendaraan untuk cek pintu rumah sudah terkunci dengan benar? Jika sering terjadi, hal tersebut adalah tanda perilaku kompulsif.

    Untuk mengukur apakah kamu punya perilaku kompulsif, pastikan frekuensi atau seberapa sering tanda-tanda di atas kamu lakukan.

    Saat kebiasaan ini sudah ada pada tahap mengganggu aktivitas, mungkin sudah saatnya kamu khawatir dan melakukan konsultasi ke profesional.

    Makanya, kenali lebih jauh soal perilaku kompulsif dan bagaimana cara mengatasinya di bawah ini!

    Arti Perilaku Kompulsif

    Mengutip Psychology Today, perilaku kompulsif adalah tindakan atau kebiasaan yang dilakukan secara berulang dengan konsisten meskipun hal tersebut sudah menimbulkan masalah/gangguan. 

    ThoughtCo mengatakan bahwa perilaku kompulsif ini adalah tindakan yang sebenarnya bersifat ‘dipaksakan’.

    Hal ini karena keinginanmu untuk melakukannya sangat besar sehingga tidak bisa ditolak dan terjadi secara terus menerus. 

    Perilaku kompulsif bisa berbentuk tindakan yang irasional, tidak bertujuan, hingga membahayakan atau berdampak negatif. 

    Seseorang dengan perilaku kompulsif akan merasakan sulitnya mengontrol diri karena tidak bisa menghentikan kebiasaan tersebut.

    Perlu menjadi catatan bahwa perilaku kompulsif berbeda dengan kecanduan atau adiksi. 

    Gangguan yang terjadi pada orang-orang dengan perilaku kompulsif disebut juga dengan obsessive-compulsive disorder (OCD). 

    Beberapa contoh perilaku kompulsif yang biasa dilakukan antara lain:

    • tindakan fisik seperti mencuci tangan dan memastikan pintu rumah terkunci
    • menghitung objek tertentu yang tampak pada pandangan mata
    • menghafalkan nomor telepon di buku telepon
    • menghafalkan bahan-bahan di balik kemasan sampo 
    • memeriksa pekerjaan secara berulang-ulang

    Baca Juga: Mengenal Perilaku Impulsif: Arti, Sebab, dan Cara Mengatasi

    Tipe Perilaku Kompulsif

    Psychology Today menjelaskan bahwa setiap orang setidaknya memiliki satu perilaku kompulsif.

    Bentuknya beragam, ada yang seperti kebiasaan normal hingga kebiasaan yang berbahaya. 

    Nah, berikut beberapa tipe dari perilaku kompulsif yang sering ditemui:

    1. Perilaku kompulsif saat makan

    Perilaku kompulsif pertama yang umumnya terjadi adalah compulsive overeating.

    Perilaku ini biasanya muncul saat seseorang sedang stres dan tidak bisa mengontrol makanan apa yang ia konsumsi. 

    Hasilnya, nutrisi tidak terpenuhi, terganggunya kesehatan, hingga kenaikan berat badan. 

    2. Berbelanja

    Compulsive shopping adalah salah satu karakteristik dari perilaku kompulsif di mana seseorang akan terus berbelanja hingga tidak memiliki sisa untuk kebutuhan pokoknya.

    3. Pengecekan 

    Tipe perilaku kompulsif selanjutnya adalah pengecekan atau compulsive checking

    Contoh dari tindakan ini yaitu dengan melakukan pengecekan berulang kali pada beberapa objek.

    Contohnya, mengecek apakah pintu sudah terkunci atau kompor sudah dimatikan.  

    Compulsive checking biasanya terjadi karena keinginan yang kuat untuk melindungi diri dan merasa aman dari bahaya yang mungkin terjadi. 

    4. Hoarding atau menimbun barang

    Hoarding adalah tindakan kompulsif di mana kamu mengumpulkan dan menimbun barang tertentu tanpa mampu membuangnya. 

    Tindakan ini bisa mengakibatkan penumpukan barang yang tidak lagi memiliki fungsi dan tidak adanya ruang kosong.

    Baca Juga: Sering Tak Sadar, 4 Masalah Mental Ini Kerap Dialami Pekerja Kantoran

    Perilaku Kompulsif di Tempat Kerja

    Dalam jurnal “Compulsive behaviors in the workplace” tahun 2021, dimuat oleh  Advances in Social Sciences Research Journal menunjukkan bahwa kebiasaan kompulsif di tempat kerja meliputi:

    • kebiasaan membersihkan sesuatu secara berulang (misalnya meja kerja)
    • kebiasaan yang berulang seperti memesan menu yang sama 
    • mengulang kata-kata dan tindakan yang sama
    • mengecek kelengkapan pekerjaan secara berulang
    • mengisolasi diri dari rekan kerja 

    Dari riset ini, diketahui bahwa kebanyakan perilaku kompulsif di tempat kerja biasanya bertentangan dengan aturan maupun kebijakan yang berlaku di perusahaan. 

    Kamu pun akan mengalami kesulitan untuk mengubah kebiasaan yang telah berulang ini.

    Akibatnya, kamu mengalami penurunan produktivitas kerja hingga manajemen waktu yang berantakan. 

    Made of Millions juga menambahkan bahwa salah satu isu yang biasa terjadi di tempat kerja terkait perilaku kompulsif adalah sebagai berikut:

    • terlambat menyelesaikan pekerjaan karena intrusive thought
    • sulit berkonsentrasi
    • menghindari pekerjaan tertentu 
    • terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu

    Dari dampak yang ditimbulkan di atas, penting untuk memahami bagaimana penanganan perilaku kompulsif agar tidak mengganggu produktivitas. 

    Cara Mengatasi Perilaku Kompulsif

    Seseorang dengan perilaku kompulsif akan merasa terjebak dan sulit untuk keluar dari pola yang sama. 

    Maka, untuk menghindari perasaan atau kondisi tersebut, perawatan yang bisa dilakukan antara lain:

    • cognitive behavioral therapy
    • tindakan pencegahan melalui terapi dan konsultasi
    • pendekatan profesional atau counseling 

    Baca Juga: 5 Pola Pikir Penghambat Produktivitas yang Harus Kamu Ubah

    Itu dia serba-serbi perilaku kompulsif yang perlu kamu pahami. 

    Semoga dengan memahami tanda-tanda dan cara mengatasinya, perilaku kompulsif tidak mengganggu produktivitas atau kinerjamu.

    Agar kamu tidak kehilangan fokus dan tetap produktif, kamu bisa baca kumpulan artikel seputar produktivitas kerja dari Glints.

    Yuk, dapatkan ragam informasinya dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait