7 Perbedaan UMKM dan Startup, Masuk yang Mana Idemu?
Masih banyak yang mengira bahwa perbedaan UMKM dan startup hanyalah sistem pendanaannya saja. Padahal, kenyataannya tidak demikian.
Informasi ini wajib kamu ketahui, lho. Apalagi, jika kamu tengah punya ide bisnis. Kira-kira, masuk ke kategori mana inovasimu?
Jawabannya ada di dalam artikel ini. Simak selengkapnya, yuk!
Perbedaan UMKM dan Startup
1. Ide
Perbedaan pertamanya adalah jenis ide keduanya.
Biasanya, ide-ide startup bersifat eksperimental. Sebab, tujuan utama mereka memang menguji sebuah model bisnis.
Tak heran, banyak perusahaan rintisan yang menggebrak gaya hidup kita. Terutama, startup yang sudah sukses. Misalnya, Google atau Amazon.
Hal ini berbeda dengan UMKM. Bisnis kecil biasanya memilih cara terbaik untuk mencari keuntungan.
Meskipun demikian, bukan berarti UMKM tak punya inovasi sama sekali. Bisnis kecil juga mewajibkan kreativitas. Misalnya tuntutan penjualan makanan yang unik.
Akan tetapi, biasanya, ide dan inovasi startup lebih tidak lazim. Misalnya, membuat sistem panggilan ojek layaknya Gojek.
2. Visi akhir
Sepuluh tahun lagi, kamu ingin bisnismu ada di mana? Jawabannya bisa menentukan apakah inovasimu lebih cocok jadi bisnis kecil atau perusahaan rintisan.
Ibaratnya, startup founder tak puas jika sekadar jadi seorang bos. Mereka benar-benar ingin menguasai dunia.
Ini merupakan pernyataan Steve Blank yang dikutip oleh General Assembly. Memang, kalimat itu terdengar berlebihan.
Akan tetapi, ia sejalan dengan visi perusahaan rintisan yang besar. Sampai-sampai, mereka ingin membuat perubahan di dalam industri.
Hal ini berbeda dengan UMKM. Mereka kerap dibangun oleh pengusaha sebagai memberi kesejahteraan di tingkat lokal.
Tentu saja, tak berarti bisnis kecil minim perkembangan. Visi ini lebih merujuk kepada bagaimana bisnis ingin membuat gebrakan.
Dalam perusahaan rintisan, ia cenderung dinomorsatukan. Sementara itu, dalam UMKM, kesejahteraan kerap lebih diutamakan.
Forbes menambahkan, UMKM punya gol akhir “tetap berjalan dan jualan”. Mereka cenderung mencari cara agar bisnisnya tetap sustain.
Sementara itu, startup merupakan sebuah kondisi sementara. Oleh karena itu, mereka punya ambisi membesarkan bisnisnya.
Jika model dan ide bisnis mereka terbukti sukses, perusahaan rintisan ini akan melakukan initial public offering.
3. Jangkauan bisnis
Coba lihat lagi, seberapa jauh kamu ingin bisnismu berkembang? Apakah skalanya nasional, atau bahkan global? Jangan-jangan, kamu lebih memilih pemberdayaan orang-orang lokal?
Inilah perbedaan UMKM dan startup selanjutnya. Informasi ini disampaikan oleh Talkroute.
Ingat, perusahaan rintisan punya visi yang sangat besar. Oleh karena itu, secara otomatis, mereka ingin produknya terjangkau sebanyak mungkin orang.
Nah, keterjangkauan ini bisa dicapai tanpa melakukan hal yang terlalu rumit. Misalnya, tanpa membuka cabang kantor.
Contohnya adalah Netflix. Kamu bisa mengakses layanan startup hiburan ini di Indonesia. Akan tetapi, tidak ada kantor cabang operasionalnya di sini.
Memang, mendunianya UMKM bukan tak mungkin. Namun, satu-satunya cara untuk melakukannya adalah membuka cabang.
Misalnya kamu punya restoran cepat saji. Untuk menyentuh pasar Eropa, kamu benar-benar harus membuka restoran di sana.
4. Risiko
Membuat hal yang benar-benar baru tentu punya segudang risiko. Melansir Funding Guru, berbagai bahaya besar kerap harus dihadapi oleh startup.
Sejatinya, hal ini sama saja dengan UMKM. Akan tetapi, besarnya berbeda dengan perusahaan rintisan.
Sebab, tingkat inovasi yang mereka lakukan berbeda dengan startup. Meskipun demikian, ancaman untuk bisnis kecil bukan berarti tiada.
Inilah yang menjadi perbedaan UMKM dan startup selanjutnya.
5. Perputaran uang dan pendapatan
Nah, cara pandang mereka terhadap pendapatan juga berbeda. Kata University Lab Partners, ini merupakan salah satu letak beda terbesar keduanya.
Bisnis kecil cenderung ingin segera mendapat untung. Pasalnya, perkembangan mereka sangat bergantung dengan pendapatan.
Pemasukan yang sehat bisa membuat mereka stabil. Oleh karena itu, keuntungan adalah salah satu hal yang mereka utamakan.
Hal ini berbeda dengan perusahaan rintisan. Mereka fokus pada potensi pertumbuhan. Kecepatan perkembangan ini juga mereka kejar.
Kamu tentu sering mendengar istilah “startup bakar uang”. Nah, saat itu, yang mereka lakukan adalah mengejar pertumbuhan.
Jika pasar sudah terbentuk, perusahaan juga sudah cukup besar, mereka bisa mulai mencari untung.
6. Pendanaan
Perusahaan rintisan kerap dikait-kaitkan dengan investor. Nah, inilah yang menjadi perbedaan UMKM dan startup selanjutnya.
Kata General Assembly, bisnis kecil kerap dimulai dari kantong sendiri. Kadang kala, ada pula yang dibantu oleh kerabat hingga pinjaman bank.
Di sisi lain, startup didanai oleh para investor. Ada berbagai tahap pendanaan yang harus dilaluinya.
Tujuan akhirnya juga sudah Glints sebutkan tadi, yakni initial public offering.
7. Exit strategy
Titik beda lainnya masih berkaitan dengan para investor. Ingat, saat sekelompok orang berinvestasi, mereka tentu menginginkan keuntungan.
Agar investor tertarik, mereka wajib punya exit strategy. Melansir Investopedia, exit strategy adalah rencana untuk investor yang berkaitan dengan pencairan investasi mereka.
Di sisi lain, UMKM tidak punya investor. Oleh karena itu, mereka tidak membutuhkan persiapan ini.
Demikian informasi dari Glints soal perbedaan UMKM dan startup. Kamu tentu sudah tahu, masuk ke yang mana idemu?
Setelah ini, kamu lebih siap mengembangkan bisnis. Akan tetapi, jangan buru-buru, ada poin-poin yang harus kamu perhatikan.
Semua informasinya bisa kamu akses secara cuma-cuma lewat Glints Blog. Ada berbagai kabar terbaru dan terpercaya soal startup, lho.
Kapan lagi kamu bisa mendapat semuanya dengan gratis? Jadi, jangan tunda-tunda lagi. Yuk, cek artikelnya sekarang!