Pendidikan Informal di CV: Kapan Perlu Ditulis & Cara Menulisnya
Isi Artikel
Salah satu hal yang dapat menjadi dilema saat ingin melamar pekerjaan adalah menulis pendidikan informal atau nonformal di CV.
Pendidikan formal mungkin adalah informasi yang lebih umum dituliskan karena memuat jenjang studi pelamar pekerjaan.
Selain itu, pendidikan formal juga menjadi hal utama yang diperhatikan rekruter untuk melihat kelayakan seseorang saat melamar kerja.
Namun, bagaimana dengan pendidikan informal? Apakah perlu dituliskan juga?
Jika kamu penasaran dengan pertanyaan ini, yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
Perlukah Pendidikan Informal Ditulis di CV?
Dilansir dari Jinn, penulisan pendidikan informal di CV juga memiliki peran yang penting seperti pendidikan formal.
Pendidikan informal yang dapat dituliskan adalah seperti kursus dan pelatihan baik online maupun offline.
Dengan pendidikan informal ini, kamu bisa memperlihatkan kepada rekruter bahwa kamu memiliki semangat dan inisiatif yang tinggi.
Meski begitu, ada juga beberapa kasus dimana pendidikan informal tidak perlu dimasukkan pada CV.
Salah satunya adalah ketika pendidikan tersebut tidak berhubungan langsung dengan posisi yang akan kamu lamar.
Hal ini bukannya akan menarik perhatian rekruter, tapi CV-mu akan terlihat tidak profesional dan terlalu bertele-tele.
Kapan Pendidikan Informal Perlu Ditulis?
Menurut Enhancv, menuliskan informasi pendidikan nonformal di CV tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Peraturan pertama yang harus diikuti saat menulis sebuah CV adalah memperhatikan agar CV tidak lebih dari dua halaman.
Maka, jangan menulis semua pendidikan informal yang pernah diikuti, tapi tulis beberapa yang paling berhubungan dengan posisi yang dilamar.
Meski begitu, fresh graduate yang belum memiliki banyak pengalaman sebaiknya menuliskan pendidikan informal yang diikuti selama berkuliah.
Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi pada rekruter bahwa kamu memiliki soft skill untuk bekerja secara profesional.
Cara Menulis Pendidikan Informal pada CV
Secara penulisan, pendidikan informal sebaiknya dipisah dan diletakkan pada bagian bawah pendidikan formal.
Informasi yang bisa kamu masukkan ke dalam pendidikan informal adalah:
- nama kegiatan pendidikan informal
- tahun dilakukan pendidikan informal
- alamat kegiatan pendidikan informal
- penjelasan mengenai pendidikan informal
Penjelasan mengenai pendidikan informal di CV juga sebaiknya hanya memberikan informasi secara singkat, padat, dan jelas.
Pendidikan Informal dalam bahasa Indonesia
Sebagai contoh, kamu bisa menuliskan pendidikan informal dalam bahasa Indonesia seperti ini:
Kursus Bahasa Mandarin
Mei 2018 – Februari 2020
Royal Education, Jakarta Timur
- Belajar membaca, mendengar, menulis, dan berbicara dalam bahasa Mandarin
– – – –
Bootcamp Software Engineering
April 2021 – Juni 2021
JKLMN Academy, Jakarta Timur
- Mempelajari bahasa pemrograman HTML, C++, Phyton
- Mempelajari mengoperasikan Github
Pendidikan Informal dalam bahasa Inggris
Untuk penulisan pendidikan informal dalam Bahasa Inggris, kamu bisa menuliskannya seperti ini:
English Language Course
November 2019 – Januari 2020
Hope Education, Jakarta Selatan
- Learn how to read, listen, write, and speak in English
– – – –
Workshop SEO Content Writing
November 2022 – December 2022
ABC Academy, Jakarta Selatan
- Mempelajari tahapan pembuatan konten artikel blog dan newsletter
- Mempelajari pencarian keyword SEO dan menyisipkannya ke dalam konten
Itulah penjelasan singkat mengenai perlunya pendidikan formal di CV beserta contohnya.
Ringkasnya, menuliskan pendidikan informal di CV juga tidak kalah penting seperti pendidikan formal.
Meski begitu, perlu diingat bahwa pendidikan informal yang dimasukkan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilamar, ya.
Masih bingung cara membuat template CV yang bagus untuk melamar pekerjaan?
Yuk, ikuti panduan membuat CV ATS-friendly dan dapatkan template-nya secara gratis di sini!