System Analyst: Arti, Tugas, Kualifikasi, Skill, dan Prospek Karier

Diperbarui 24 Mar 2024 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    System analyst menjadi salah satu pekerjaan di dunia IT yang sedang naik daun. Selain karena beririsan dengan developer maupun programmer, posisi ini dicari karena perannya di urusan teknologi dan bisnis terbilang besar.

    Atas hal ini, system analyst pun banyak diburu oleh perusahaan-perusahaan besar. Bila bergabung, mereka tidak hanya akan diberi gaji besar, tetapi juga keleluasaan dan peran vital di tubuh perusahaan.

    Mau tahu apa itu system analyst? Yuk, simak artikel ini karena di sini akan dijelaskan apa itu system analyst, tanggung jawab dan deskripsi pekerjaannya, skill yang dibutuhkan, dan kualifikasi dan latar belakang yang harus dimiliki.

    Pengertian System Analyst

    System analyst adalah sebuah pekerjaan yang termasuk dalam tim engineering. Posisi ini bertugas untuk melakukan analisis, merancang, dan mengimplementasikan sistem.

    Ia bertanggung jawab atas hasil yang ingin dicapai perusahaan dalam hal IT.

    Orang yang duduk di posisi ini menggunakan teknik analisis dan roadmap untuk menyelesaikan yang berhubungan dengan IT.

    Biasanya, ia juga berperan untuk pemimpin dalam implementasi sistem baru yang akan digunakan oleh perusahaan.

    Di beberapa perusahaan, posisi ini juga meneliti sistem terbaru yang berhubungan dengan peningkatan IT maupun infrastruktur agar perusahaan lebih efisien.

    Melihat apa saja pekerjaannya, tampak bagaimana posisi ini amat penting di sebuah perusahaan.

    Dikutip dari Indeed, rata-rata gaji pokok untuk system analyst di Indonesia adalah Rp4,5 juta per bulan, dengan pendapatan terbesar ada di Jakarta yaitu mencapai Rp8,4 juta per bulan.

    Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh level pengalaman.

    Sementara Glassdoor menyebut estimasi gaji pokok untuk system analyst sebesar Rp8,6 juta.

    Baca Juga: 6 Pilihan Karier untuk Calon Lulusan Sistem Informasi

    Tugas dan Deskripsi Pekerjaan

    system analyst

    © Pexels.com

    Meski berada di dalam tim engineering, system analyst tidak menghabiskan banyak waktunya dengan menulis kode.

    Meski demikian, kemampuan menulis kode juga diperlukan karena mereka akan banyak berhubungan dengan sistem yang digunakan.

    Secara keseluruhan, ada empat pekerjaan utama untuk posisi ini. Di antaranya adalah investigasi masalah, analisis, desain, dan implementasi. Berikut penjelasannya.

    1. Investigasi

    Investigasi adalah langkah pertama dalam proyek pengembangan sistem. Pekerjaan ini mencakup analisis sistem yang sudah ada untuk dicari masalahnya. Bisa juga mencakup perbaikan yang mungkin dapat dilakukan.

    System analyst bertanggung jawab untuk membuat asumsi tentang tujuan investigasi. Hal ini bisa berdasarkan wawancara dengan programmer atau developer.

    Dari sana, ia akan meminta apa hal dari sistem yang bisa diperbaiki. 

    2. Analisis

    Setelah melakukan investigasi, biasanya system analyst melakukan analisis dari asumsi yang muncul. Analisis ini bisa berupa percobaan langsung ke apa yang ingin diperbaiki atau apa yang ingin dikembangkan lebih lanjut.

    Apabila analisis sudah dikumpulkan dan berhasil menjadi sebuah panduan, maka mereka diharuskan membuat persyaratan sistem. Persyaratan ini mencakup apa saja hal yang dibutuhkan untuk perbaikan sistem.

    3. Desain

    Persyaratan sistem yang sudah matang akan dilanjutkan dengan pembuatan desain. Desain ini bisa berupa arsitektur, modul, antarmuka, dan data.

    Biasanya, dalam pengembangan desain, system analyst bekerja dengan front end, back end, dan full stack developer.

    4. Implementasi

    Apabila pengembangan desain berhasil, maka system analyst diharuskan untuk mengimplementasikan ini ke dalam sebuah kasus. Kasus ini bisa berupa pembuatan sistem baru atau pengaplikasian dalam pengembangan produk.

    Beberapa perusahaan menggunakan tugas implementasi sebagai yang paling akhir.

    Namun, di beberapa perusahaan lain, implementasi justru menjadi penentu, apakah analisis akan berakhir atau justru menjadi jembatan menuju investigasi yang baru.

    Baca Juga: Ingin Belajar Front End? Perhatikan 4 Tips Berikut

    Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi System Analyst

    System analyst bekerja dalam banyak permintaan. Ia tidak hanya dituntut untuk memenuhi satu atau dua permintaan, tapi juga mengiyakan apa yang diinginkan oleh posisi-posisi lain yang berhubungan.

    Misalnya saja front end, back end, hingga full stack developer.

    Secara umum, mereka dituntut untuk memiliki kemampuan IT dasar, seperti pemahaman terhadap bahasa pemrograman tertentu, HTML atau CSS, dasar-dasar kerja server, database, dan yang lainnya. 

    Hal tersebut menjadi penting karena kerja mereka adalah gabungan antara elemen pengetahuan mengenai teknologi informasi dengan keterampilan interpersonal dan komunikasi yang kuat. 

    Menurut computerscience.org, system analyst yang efektif adalah ia yang mampu membaca situasi dengan cermat untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah.

    Dalam hal ini, mereka mampu memecahkan persoalan pengguna, yaitu programmer atau developer.

    Selain apa yang disebutkan di atas, mereka juga dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan berikut. 

    1. Administrasi sistem

    Kemampuan mendasar yang dapat diukur dari seorang yang duduk di posisi ini adalah administrasi sistem.

    Pasalnya, baik di perusahaan sendiri atau di lingkungan klien, tugas seperti konfigurasi perangkat lunak dan program, akses pengguna, dan keamanan adalah hal mendasar. 

    Orang-orang yang duduk di posisi ini tidak hanya dituntut mengevaluasi dan memperbaiki sebuah sistem.

    Mereka juga dituntut agar sistem yang akan digunakan tersebut dapat diakses oleh banyak kelompok. Hal ini dilakukan tanpa mengurangi kemampuan sistem yang bersangkutan.

    2. Analisis bisnis

    System analyst bekerja bukan hanya untuk tim engineering. Mereka juga mengidentifikasi dan mengevaluasi bisnis yang secara khusus memiliki hubungan dengan teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan. 

    Tanggung jawab tersebut akhirnya menuntut mereka untuk memiliki kemampuan bisnis. Dengan kemampuan ini, mereka diyakini akan selalu memiliki jalan keluar.

    Selain itu, mereka juga diharapkan punya solusi yang berkaitan dengan pengembangan teknologi di perusahaan.

    3. Manajemen proyek

    Di luar urusan teknis, mereka wajib memiliki kemampuan interpersonal terutama untuk mengelola sebuah proyek dengan berbagai macam skala.

    Beberapa contoh kemampuan interpersonal yang diharuskan adalah bekerja sama dan kemampuan memotivasi.

    Dengan kemampuan ini, mereka tidak akan kesulitan apabila diharuskan untuk melakukan perubahan, entah itu besar atau kecil.

    Sementara, tanpa kemampuan ini, mereka pasti akan kesulitan karena posisi ini termasuk multi disiplin.

    Kualifikasi dan Latar Belakang untuk System Analyst

    Kebanyakan system analyst berasal dari jurusan sistem informasi atau teknik informatika. Di beberapa perusahaan, sistem informasi lebih dipertimbangkan.

    Hal ini dikarenakan jurusan tersebut mengajarkan mahasiswanya hal-hal yang berkaitan dengan manajemen dan analisis.

    Meski demikian, menurut The Balance Career, jurusan ilmu komputer mulai dipertimbangkan untuk mengisi posisi ini.

    Alasannya, selain memiliki kemampuan pemrograman yang baik, alumnus ilmu komputer juga belajar dasar-dasar manajemen.

    System analyst sebenarnya bukan posisi yang khusus diisi oleh jurusan tertentu.

    Di beberapa perusahaan besar, posisi ini bahkan diisi oleh orang-orang yang sebelumnya bekerja sebagai programmer atau keuangan dan audit. 

    Selain dengan berkuliah, untuk menjadi system analyst juga dapat ditempuh melalui kursus online.

    Pasalnya, selain di sana cukup lengkap, pengajar materi ini adalah orang-orang terampil di bidang analisis sistem.

    Prospek Karier System Analyst

    Seorang system analyst yang punya pengalaman dan jam terbang tinggi berkesempatan untuk menjajal posisi-posisi seperti:

    • project manager
    • team lead analyst
    • IT director

    Bahkan, menurut RaiseMe, dengan terus menambah dan menambah skill hingga pengalamannya , seorang system analyst bisa mengemban peran di C-level sebagai Chief Technology Officer atau CTO.

    Baca Juga: Ingin Menjadi Web Developer? Mulai dengan Cara Ini!

    Itulah dasar-dasar system analyst yang harus kamu ketahui.

    Mau mencoba berkarier di posisi ini atau sedang mencari peluang mengembangkan diri di posisi tersebut? Yuk, cek lowongan kerja engineering di Glints sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.7 / 5. Jumlah vote: 26

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait