One-on-one Meeting: Arti, Manfaat, Topik, dan Kesalahan Umum
Isi Artikel
Ingin mendapat masukan dan arahan dari atasan? Rutin one–on–one meeting adalah salah salah satu caranya.
Kira-kira, apa arti dari jenis rapat tersebut? Seperti apa teknis pelaksanaannya?
Glints akan membahasnya secara tuntas di sini. Yuk, simak selengkapnya!
Apa itu One-on-one Meeting?
Kita mulai pembahasan dengan definisi. Mengutip Lucid Meetings, one–on–one adalah meeting di antara dua orang yang bertujuan:
- memberi dan menerima dukungan
- memastikan selesainya tanggung jawab
- mengembangkan hubungan
- dan lain-lain
Di dunia kerja, one–on–one boleh dilakukan siapa pun. Akan tetapi, biasanya, one–on–one rutin dilakukan oleh atasan dan bawahan.
Kadang kala, ada yang menyebutkan one-on-one dengan:
- 1:1 (baca: one-on-one)
- 121 (baca: one-two-one)
- one-two-one
- dan lain-lain
Manfaat One-on-one Meeting
Beberapa manfaat dari one–on–one meeting adalah:
1. Mendapat masukan dan arahan
Seperti yang sudah Glints singgung, mengutip Small Improvements, rapat one–on–one bisa menjadi sarana mencari masukan dan arahan.
Apalagi, kalau one-on-one terkait dilakukan secara rutin dengan atasan.
2. Menyamakan persepsi dengan atasan
Apa tugas yang sedang menjadi prioritas tim? Apa tugas yang bisa dinomorduakan? Informasi itu tentu penting kamu pahami.
Sayangnya, pesan tersebut kerap tak sampai dari atasan ke bawahan. Kamu pun tak tahu tugas yang harus diutamakan.
Lalu, bagaimana cara memastikan prioritas ini dipahami oleh semuanya? One–on–one meeting adalah jawabannya.
Seperti dituliskan Fellow.app, rapat one–on–one bisa menjadi sarana komunikasi dan menyamakan persepsi. Kamu pun tahu pekerjaan apa yang harus jadi prioritas tim.
3. Membangun hubungan dengan atasan
Terakhir, rapat one–on–one bisa membangun hubungan dengan atasan.
Dalam one–on–one, biasanya, kamu diberi kesempatan untuk membagikan kesulitan dan rintangan selama bekerja. Keterbukaan itu bisa membangun hubungan dengan atasan.
Apa yang Bisa Dibicarakan saat One-on-one Meeting?
Topik-topik yang bisa dibicarakan saat one–on–one meeting adalah:
1. Topik umum
Pertama, ada topik umum. One–on–one biasanya dimulai dengan bahasan yang satu ini.
Kamu bisa bercerita soal kesulitan yang ada selama seminggu terakhir hingga rencanamu untuk seminggu ke depan.
Mengutip Culture Amp, topik yang satu ini penting karena bisa mengungkap kondisimu secara umum. Kondisi itu akan memengaruhi bahasan lainnya dalam rapat one–on–one.
Misalnya, kesehatanmu sedang menurun. Akhirnya, produktivitas kerjamu ikut turun.
Kamu juga bisa berbagi soal work-life balance, kesehatan mental, dan lain-lain.
2. Bahasan seputar perusahaan
Topik one–on–one meeting selanjutnya adalah bahasan seputar perusahaan.
Kadang kala, ada pergantian pimpinan perusahaan yang memengaruhi pekerjaanmu sehari-hari. Ada juga perubahan prioritas perusahaan yang dampaknya langsung kamu rasakan.
Kalau kamu punya pertanyaan soal keduanya, sampaikan saja kepada atasanmu.
3. Progres pekerjaan
Kamu juga bisa membahas perkembangan pekerjaan yang sedang kamu tangani. Sampaikan saja pertanyaan yang kamu miliki atau kesulitan yang kamu alami.
Selain itu, kamu juga bisa bertanya soal perkembangan kariermu.
4. Bahasan untuk one–on–one selanjutnya
Pilihan topik one–on–one meeting yang terakhir adalah bahasan untuk one–on–one selanjutnya.
Misalnya, kamu ingin membahas perkembangan karier secara lebih dalam di pertemuan selanjutnya. Tanyakan saja apakah itu mungkin.
Tips One-on-one Meeting agar Efektif
Agar rapat one–on–one-mu lebih efektif, coba terapkan tips-tips berikut:
- tetapkan jadwal
- buat rencana
- diskusikan tantangan kerja
- minta saran
- jadwalkan follow-up
Untuk memahami tips-tips di atas secara lebih lanjut, yuk, baca artikel Glints soal tips rapat one–on–one! Klik tombol di bawah ini:
Kesalahan dalam One-on-one Meeting
Agar rapatmu semakin efektif, hindarilah berbagai kesalahan umum dalam rapat one-on-one. Kesalahan-kesalahan umum saat one–on–one meeting itu adalah:
1. Datang tanpa persiapan
Seperti dituliskan Lighthouse, selalu siapkan dirimu sebelum datang ke rapat one–on–one. Dengan begitu, waktu yang sudah terjadwal bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
Kalau datang tanpa persiapan, kamu bisa menghabiskan 10-15 menit pertama untuk mengingat-ingat topik diskusi. Jangan sampai itu terjadi, ya.
2. Melupakan apa yang dibicarakan sebelumnya
Seperti yang sudah Glints singgung, penutup dari one–on–one meeting adalah pembicaraan soal apa yang sebaiknya dibahas di one–on–one selanjutnya.
Itulah mengapa kamu tak boleh melupakan apa yang dibicarakan di one-on-one sebelumnya. Dengan begitu, rapat one–on–one-mu bisa lebih efektif karena terkait satu sama lain.
Coba bayangkan, di minggu ini, si A punya kesulitan X. Atasannya memberi solusi saat one–on–one dan bisa dipraktikkan selama seminggu.
Di one–on–one selanjutnya, tak ada pembicaraan lebih lanjut soal kesulitan X. Tak ada obrolan soal efektif atau tidaknya solusi yang diberikan.
Tentu one–on–one jadi kurang efektif. Sebab, manfaatnya jadi kurang terlihat.
3. Buru-buru
Kesalahan one–on–one meeting selanjutnya adalah terburu-buru. Pastikan sudah ada waktu khusus untuk rapat one–on–one agar obrolan bisa berjalan dengan lancar.
Demikian penjelasan Glints soal one-on-one meeting. Jangan lupa, selalu siapkan diri agar one-on-one-mu berjalan dengan lancar.
Selain one-on-one, di dunia kerja, masih ada banyak jenis meeting lain yang tak kalah penting. Kira-kira, apa sajakah itu?
Glints punya artikel yang membahas topik tersebut. Yuk, klik tombol di bawah ini untuk membacanya!