New Retail: Apa Itu, Model Bisnis, dan Sejarahnya

Tayang 19 Mar 2022 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Apa model bisnis salah satu unicorn Indonesia, Kopi Kenangan? New retail adalah jawabannya.

    Sebenarnya, seperti apakah bentuk model bisnis yang satu ini? Seperti apa awal mulanya, dan bagaimana perkembangannya di Indonesia?

    Glints akan menjelaskan semua itu di bawah. Yuk, simak selengkapnya!

    Definisi

    new retail adalah

    © Freepik.com

    Kita mulai pembahasan dari definisi. Melansir Predict, new retail adalah sistem retail yang menggabungkan jual-beli online, offline, logistik, dan data. Tujuannya yakni meningkatkan customer experience.

    Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, kamu membeli produk X di e-commerce.

    Seluruh proses pembelian itu dilakukan secara online. Kamu memilih produk di aplikasi, membayarnya lewat dompet digital, sampai barang akhirnya dikirim ke rumahmu.

    Sementara itu, proses pembelian produk di new retail tak sepenuhnya digital. Hanya ada minimal satu tahap yang dilakukan secara online.

    Agar lebih tergambar, simak daftar model bisnis new retail berikut:

    Model bisnis new retail

    jenis model bisnis

    © Appgain.io

    Melansir Dailysocial, ada empat konsep new retail yang bisa diadopsi oleh pelaku usaha. Keempat konsep new retail itu adalah:

    1. Pembayaran

    Pernahkah kamu makan di suatu restoran, lalu membayar dengan metode QRIS menggunakan dompet digital? Itu adalah salah satu bentuk model new retail.

    Proses pembayaran didigitalisasi hingga kamu tak perlu menggunakan uang tunai.

    Baca Juga: Memilih Media Sosial untuk Bisnis: Perhatikan Dulu 6 Hal Ini

    2. Rantai pasokan

    Jangan salah, warung-warung kecil juga bisa didigitalisasi. Mereka bisa terhubung dengan distributor secara online.

    Harga barang-barang di distributor itu juga kerap lebih murah. Produk yang ditawarkan juga lebih beragam.

    3. Produk digital

    Dalam model ini, toko retail bisa menjual produk digital seperti:

    • token listrik
    • jasa top up dompet digital
    • pengisian e-money
    • pembelian tiket kereta
    • dan lain-lain

    4. Customer experience

    Terakhir, ada customer experience. Untuk menjelaskan model ini, Glints akan memberikan contoh.

    Misalnya, kamu ingin membeli sofa di perusahaan new retail X. Mereka punya aplikasi layaknya sebuah e-commerce.

    Akan tetapi, sebelum melakukan check out, kamu pergi ke toko offline X. Di sana, kamu bisa melihat dan mencoba sofa-sofa yang ada secara langsung.

    Akhirnya, kamu memutuskan untuk membeli sofa model A. Sofa tersebut kamu bayar secara online dan langsung diantarkan ke rumahmu.

    Kombinasi jual-beli online dan offline itulah yang menjadi inti model retail baru ini.

    Baca Juga: User Experience vs Customer Experience: Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis?

    Awal Mula New Retail

    awal mula new retail

    © Freepik.com

    Strategi model bisnis ini pertama kali dikenalkan oleh Jack Ma pada tahun 2017. Saat itu, Ma masih menjadi Executive Chairman di Alibaba Group.

    Seperti diberitakan Tech Wire Asia, kala itu, Alibaba berencana membuat kombinasi pengalaman belanja online dan offline.

    Tiga tahun kemudian, Alibaba mengakuisisi perusahaan hypermarket di Tiongkok, Sun Art Retail Group.

    Alibaba sendiri merupakan perusahaan e-commerce yang sudah mapan di negara asalnya, Tiongkok. Dengan adanya jaringan retail offline, pengalaman berbelanja di Alibaba diharapkan jadi makin baik.

    Toko-toko offline akan berubah menjadi tempat pickup belanjaan online. Tak hanya itu, rantai pasokan dan sistem pembayaran di toko offline juga akan didigitalisasi.

    Baca Juga: 6 Perbedaan Tujuan (Goal) dan Target (Objective) untuk Bisnis

    New Retail di Indonesia

    new retail tanah air

    © Freepik.com

    Seperti diberitakan Dailysocial, pada 2019 lalu, ada banyak stakeholder yang memprediksi suksesnya new retail di Indonesia. Bahkan, industri ini diprediksi membesar layaknya e-commerce dan fintech.

    Prediksi tersebut mulai terlihat kebenarannya. Seperti diberitakan CNBC Indonesia, Kopi Kenangan, sebuah startup new retail F&B, baru saja menjadi unicorn pada akhir 2021 lalu.

    Walau begitu, perkembangan industri ini di Indonesia sudah dimulai sejak 2014 silam. Saat itu, melansir Dailysocial, startup bernama Kudo diluncurkan.

    Kudo merupakan layanan business-to-business untuk para agen. Mereka bisa menjual produk ke warung-warung secara online layaknya e-commerce.

    Seiring berjalannya waktu, Kudo akhirnya fokus memberdayakan warung tradisional lewat digitalisasi. Fokus tersebut terus berjalan hingga saat ini, walaupun Kudo sudah diakuisisi oleh GrabKios pada 2019 lalu.

    Hingga kini, model bisnis ini terus berkembang. Pemain-pemain lama seperti Tokopedia dan Bukalapak juga mulai membuka program mitra untuk toko-toko kecil.

    Demikian penjelasan Glints seputar new retail. Bagaimana, apakah kamu tertarik mengembangkan bisnis dengan model ini?

    Kalau iya, yuk, pelajari berbagai tips dan strategi yang ada! Kamu bisa membacanya secara cuma-cuma di Glints.

    Disadur dari sumber-sumber tepercaya, klik tombol di bawah ini untuk memilih artikelnya:

    TEMUKAN ARTIKELNYA

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait