8 Tips Negosiasi Job Offer agar Berjalan Mulus
Setelah melalui serangkaian tahapan interview, tibalah saat offering. Di tahap inilah, banyak orang biasanya ragu untuk melakukan negosiasi job offer.
Padahal, tahap ini bisa jadi menjadi penentu apakah kamu benar-benar akan puas bekerja di sini, atau justru malah berujung frustrasi karena banyaknya realita yang tidak sejalan dengan ekspektasi.
Lantas, bagaimana tips negosiasi job offer atau tawaran kerja yang nyaman? Glints sudah merangkumnya khusus untuk kamu.
Pentingnya Negosiasi Job Offer
Beberapa orang merasa sungkan jika harus melakukan negosiasi terhadap tawaran kerja yang diterima. Apalagi untuk para fresh graduate.
Padahal, kamu tentu ingin mendapatkan yang terbaik sesuai dengan yang telah kamu perhitungkan. Beberapa memilih untuk menandatangani dulu karena berpikir bisa negosiasi kemudian.
Sayangnya, itu malah membuatmu kehilangan bargaining power. Nah, supaya tidak salah langkah, ada beberapa tips yang perlu kamu perhatikan saat melakukan negosiasi job offer.
1. Lakukan riset
Setelah mendapatkan offering letter alias surat penawaran kerja dan nyatanya yang diberikan masih di bawah ekspektasi kamu, cobalah untuk melakukan riset lagi.
Melansir dari situs Harvard Business Review, kamu bisa coba melakukan riset soal gaji dan tunjangan atau benefit dari situs-situs pencari kerja, seperti Glints. Di sana, sudah tertera rentang gaji dan kemungkinan benefit yang bisa didapatkan.
Selain mengecek gaji perusahaan, jangan lupa juga untuk bertanya dengan teman-temanmu yang bekerja di bidang atau jabatan yang sama. Dengan begitu, kamu tahu apakah tawaran yang diberikan memang sepadan atau masih bisa dinegosiasikan.
Namun, supaya kamu punya persiapan matang, tak ada salahnya jika ini dilakukan saat sesi wawancara berlangsung.
2. Jangan bertanya soal gaji atau benefit terlebih dulu
Beberapa kandidat menanyakan langsung seputar gaji dan benefit lainnya di masa awal interview, bahkan sebelum pewawancara melontarkan statement soal gaji. Hal ini malah bisa jadi bumerang buat kamu.
Jadi, jangan coba negosiasi gaji saat job offer saja belum kamu dapatkan. Ini malah bisa mengantarkan kamu gagal di wawancara awal.
3. Cobalah bertanya, bukan meminta
Ketika ingin mencoba bernegosiasi terhadap penawaran yang diberikan, tanpa sadar kita bisa saja bernada meminta seperti, “Apakah bisa jika ini sesuai dengan ekspektasi, ya?”
Ini wajar. Rasa grogi saat harus interview atau bingung mau bertanya bagaimana membuat kita jadi “meminta”.
Menurut Payscale, cara terbaik untuk negosiasi job offer, termasuk hal gaji adalah dengan cara bertanya, bukan meminta.
Cara ini juga membantu suasana negosiasi menjadi seperti kompromi. Jadi, diskusi yang ada bertujuan untuk mencari win-win solution.
Misalnya, kamu bisa bilang, “Saya sangat senang bisa mendapatkan penawaran dari perusahaan ini. Dengan pengalaman dan skill yang saya miliki, apa yang kira-kira perlu saya lakukan supaya penawaran ini bisa memenuhi expected salary saya?”
Dengan menanyakan pertanyaan yang tepat, sesi negosiasi ini bisa menjadi sebuah diskusi yang menguntungkan di sisi kamu.
4. Memahami perusahaan yang memberikan penawaran
Kadang kala, kebijakan perusahaan membuat HRD atau user tidak memiliki banyak ruang gerak untuk “menuruti” permintaan kita saat melakukan negosiasi, meski sebenarnya mereka ingin.
Misalnya saja, adanya salary structure di perusahaan membuat mereka sulit memenuhi permintaanmu soal kenaikan gaji.
Nah, memahami kendala atau aturan di perusahaan ini bisa membantu kamu untuk tahu mana saja yang bisa dinegosiasi agar kedua belah pihak merasa sama-sama diuntungkan.
5. Tentukan mana yang bisa dinego dan tidak
Setelah tahu bagaimana perusahaan yang memberikan penawaran kerja, kamu jadi lebih jelas untuk menyusun strategi. Dari sana, kamu juga bisa menentukan apa yang bisa dikompromi dari sisi dirimu sendiri.
Biasanya, beberapa perusahaan akan meminta kamu untuk mengisi daftar kompensasi dan benefit pada sesi awal interview. Ini termasuk gaji, asuransi, dan berbagai fasilitas kantor lainnya.
Dari daftar itu (atau kamu bisa membuat daftar sendiri), tentukan mana yang bisa kamu negosiasikan dan yang tidak dalam job offer. Dengan kata lain, poin mana saja yang sudah jadi ‘harga mati’ dan mana yang bisa dikompromi.
Ini membantumu untuk mengajukan pertanyaan yang tepat, bahkan menggali apakah ini benar-benar tawaran kerja yang sesuai.
Selain itu, tahu mana yang bisa dinego dan tidak juga membantu kamu menawarkan win-win solution kepada perusahaan.
6. Jelaskan apa yang bisa kamu berikan pada perusahaan
Salah satu yang bikin tidak nyaman soal negosiasi job offer adalah kesan bahwa kita adalah orang yang terus menuntut. Ini bisa memunculkan kesan jelek di mata perusahaan.
Untuk itu, selain berusaha untuk memenuhi ekspektasi kamu, jelaskan juga pada perusahaan tentang apa yang bisa kamu berikan. Sertakan alasan yang konkret dan pemikiran kamu di balik permintaan itu.
7. Bukan hanya gaji yang bisa dinegosiasikan
Kamu mungkin berpikir bahwa negosiasi hanya bisa dilakukan untuk gaji. Padahal, banyak komponen compensation and benefit yang bisa kamu negosiasi.
Selain gaji, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dikompromikan saat negosiasi job offer:
- Waktu mulai kerja
- Jumlah cuti
- Status kepegawaian, PKWT atau PKWTT
- Jam kerja
- Tunjangan fasilitas, seperti pulsa, laptop, uang makan
- Ownership program
- Asuransi
- Bonus kinerja
Untuk itu, pastikan kamu membaca dengan teliti offering letter yang diberikan. Lihatlah mana yang bisa kamu terima, mana yang perlu dinegosiasikan.
Mengingat ini adalah tahap yang penting, jangan ragu untuk meminta waktu mempertimbangkan job offer yang diberikan sebelum melakukan negosiasi. Ini adalah hal yang wajar dan HRD biasanya akan memberikannya.
8. Ajukan pertanyaan sekaligus
Kita mungkin merasa tidak enak jika harus memberondong pewawancara dengan sejumlah pertanyaan sekaligus. Akan tetapi, Harvard Business Review menyarankan supaya kita bertanya sekaligus pada satu sesi.
Menanyakan pertanyaan terkait offering di sesi yang berbeda-beda hanya akan membuat pewawancara merasa ini mengulur waktu. Jadi, buatlah daftar pertanyaan sebelum kamu melakukan negosiasi job offer.
Akan lebih baik, jika kamu menjelaskan hubungan dari setiap permintaan kamu. Jadi, pihak perusahaan akan memahami alasan permintaanmu.
Sudah melakukan segalanya tapi permintaanmu tak bisa dipenuhi juga? Pertimbangkanlah apa mungkin kamu memang harus melepas penawaran ini?
Bacalah detail kontrak dengan benar, kemudian tanyakan pada dirimu, apakah kamu mau bertahan dengan penawaran yang diberikan? Tak perlu terlalu merasa bersalah saat menolak sebuah penawaran kerja.
Malah, memaksakan diri menerima tawaran kerja yang tidak sesuai ekspektasi bisa membuat kamu terus-terusan stres saat nanti menjalankan pekerjaannya. Bukannya pekerjaan dan peluang baru yang menambah motivasi, ini bisa jadi membuat demotivasi.
Ingatlah untuk melihat sebuah job offer sebagai keseluruhan, bukan hanya negosiasi gaji. Jangan lupa untuk pertimbangkan dengan matang dan persiapkan segala konsekuensi saat kamu sudah mengambil keputusan.